Sosok.ID - Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira menyampaikan pertimbangan partainya mengusung Gibran Rakabuming Raka jadi calon Wali Kota Solo.
Andreas membantah tentang adanya isu dinasti politik yang saat ini sedang dibangung Presiden Jokowi.
"Pasti tidak! Karena kalau partai seperti PDIP mengusung calon di pilkada, tentu pertimbangannya adalah untuk memperoleh dukungan dan memenangkan pilkada," kata Andreas, dikutip dari Warta Kota.
Menurut Andreas, PDIP mengusung Gibran karena ia merupakan kader yang mumpuni yang dapat membawa harum nama partai.
Gibran juga dianggap sebagai kader paling ideal yang dapat meningkatkan elektoral partai, serta mampu melanjutkan kepemimpinan partai baik di daerah maupun nasional.
"Argumentasi membangun dinasti politik dalam alam demokrasi yang terbuka sebagaimana yang berlangsung di Indonesia saat ini, menjadi tidak relevan," kata dia.
Andreas mengatakan, dinasti politik hanya berlaku pada sistem monarki atau sistem totaliter seperti yang dipraktikkan negara Korea Utara saat ini.
Melansir Tribunnews.com, Andreas dalam dalam diskusi daring 'Pencalonan Gibran: Regenerasi atau Kompetensi?' Rabu (22/7/2020) menegaskan, nasib calon bupati, gubernur hingga presiden berada di tangan rakyat.
Baca Juga: Gibran Anak Jokowi Nyalon Wali Kota Tanpa Lawan, Rocky Gerung: Otak Kosong vs Kotak Kosong
Sementara dinasti politik sangat erat kaitannya dengan sistem penunjukan, tanpa melalui rakyat.
"Yang namanya gubernur, bupati, presiden, itu dipilih. Apakah sistem yang dipilih seperti sekarang Gibran karena kebetulan dia anak presiden kemudian kita katakan dinasti?" ujar Andreas.
Terlebih, kata Andreas, Gibran juga belum tentu terpilih dalam pilkada Desember mendatang, karena hasil akhir jelas berada di tangan rakyat.
Alih-alih langsung dipilih, Andreas menilai bahwa menjadi keturunan dari penguasa saat ini tidak menjamin akan memenangkan kotak suara.
"Padahal penentuan akhir ada di rakyat, rakyat yang akan memilih. Bahwa tidak selalu anak dari turunan yang mereka berkuasa selalu terpilih, belum tentu kan," imbuhnya.
Sejak mendeklarasikan maju dalam kontestasi politik, nama Gibran Rakabuming Raka memang langsung menjadi perhatian.
Banyak pihak menjadi tertarik dengan alasan PDIP mengusung putra dari orang nomor satu di Indonesia itu.
Padahal menurut Andreas, hanya karena Gibran merupakan putra presiden, ia tetap harus menjalani segala prosedur dengan urut dan runtut seperti kader dari kalangan lainnya.
"Lantas apakah memang karena bapaknya presiden sehingga dia bisa menabrak semua prosedur dan dapat ditetapkan dan pasti akan terpilih, karena dia anak presiden? Saya kira tidak," ungkap Andreas.
Andreas, dikutip dari Warta Kota memberikan contoh untuk menguatkan argumennya.
Ia mengingatkan kasus dimana salah seorang anak dari Presiden Jokowi, pernah dibiarkan meskipun tidak lolos seleksi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Masih kuat dalam ingatan kita, salah satu anaknya Jokowi justru tidak lolos dalam tes PNS, malah dibiarkan saja oleh Jokowi."
"Padahal, kalau mau, tidak sulit bagi Jokowi angkat telepon ke MenPAN RB untuk meloloskan anaknya," beber Andreas. (*)