Ramai Di Media Sosial, Peta Palestina Disebut-sebut Dihapus Oleh Google dan Apple, Ternyata Bukan Dihapus, Begini Penjelasannya!

Minggu, 19 Juli 2020 | 14:00
Kolase Instagram/Kompas.com

Ramai Di Media Sosial, Peta Palestina Disebut-sebut Dihapus Oleh Google dan Apple, Ternyata Bukan Dihapus, Begini Penjelasannya!

Sosok.ID - Perusahaan yang berbasis di bidang teknologi seperti Google dan Apple kini sedang dicecar banyak pihak.

Hal tersebut didapatkan dua perusahaan besar ini lantaran isu yang beredar di media sosial baru-baru ini.

Google dan Apple dituduh menghapus label Palestina dari peta online mereka.

Namun ternyata hal itu dibantah oleh kedua perusahaan berskala internasional tersebut secara mentah-mentah.

Baca Juga: Telanjang Bulat-bulat Bercinta di Pinggir Jalan, Aksi Sejoli IniDiam-diam Terekam Kamera Google, Pengguna Maps Street:Pemandangan yang Indah dan Luar Biasa

VIralnya kabar mengenai tuduhan yang ditujukan pada Google dan Apple teresbut menurut surat kabar The Independent, Sabtu (18/7/2020) berasal dari salah satu akun Instagram.

Akun Instagram yang bernama @Astagfirolah pada hari Rabu (15/7/2020) lalu tersebut mengunggah sebuah gambar yang berupa peta Palestina.

Namun tuduhan yang ditujukan pada raksasa telekomunikasi tersebut dibantah mentah-mentah oleh Google.

Google dan Apple secara terang-terangan membantah dan mengatakan bahwa sedari awal, mereka tidak memberi label nama Palestina terhadap peta online mereka.

Baca Juga: Cuma Dihalau Bodi Mobil di Pinggir Jalan, Sejoli Ini Keciduk Kamera Google Maps Mojok Bercinta di Semak-semak Hingga Fotonya Viral

tangkapan layar Instagram @astagfirolah
tangkapan layar Instagram @astagfirolah

Unggahan akun Instagram yang menyebut google dan apple menghapus Palestina dalam peta

Pernyataan tersebut dimuat dalam koran The Independent pada hari Sabtu (18/7/2020), kemarin.

Sejak saat itu, pembaruan informasi pada postingan tersebut selalu disematkan dan menyatakan informasi tersebut adalah salah.

Namun kini media sosial telah ramai dengan isu dan tuduhan yang ditujukan pada dua raksasa teknologi tersebut lantaran dinilai mendukung pendudukan Israel.

Hal tersebut ditambah dengan Amerika Serikat (AS) negara tempat Apple dan Google berkantor pusat.

Baca Juga: Isu Indonesia Minta Google Ubah Nama Pulau Borneo Jadi Kalimantan, Netizen Malaysia Meradang! Takut Sabah Hilang

Sebab AS diketahui secara terang-terangan tak mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka.

Padahal Palestina diakui oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan 136 anggotanya sebagai negara yang merdeka.

Hingga saat ini Google tidak menanggapi permintaan komentar terhadap tuduhan yang ditujukan pada mereka tersebut.

Tetapi dalam Google Maps, ada garis putus-putus berwarna biru di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Baca Juga: Istri Lebih Percaya Laporan Bodong Google Maps Hingga Perkawinannya di Ujung Tanduk, Pria Ini Laporkan Aplikasi ke Polisi dan Tuntut Ganti Rugi di Pengadilan

Palestina tidak ada di Google dan Apple Maps, begini tanggapan Google

Dalam Perang enam Hari pada 1967, Israel berhasil menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza dan Dataran Tinggi Golan.

Pada 2005, Israel secara sepihak menarik diri dari jalur Gaza.

Tuduhan penghapusan Palestina dari peta online ini bukanlah kali pertama yang dialamatkan kepada Google.

Pada 2016 sebuah petisi online melalui Change.org mengklaim bahwa semua hal tentang Palestina telah dihapus atas desakan pemerintah Israel.

Baca Juga: Misteri Kelam di Sebuah Rumah yang di-Blur Google, Pemiliknya Bersalah atas 937 Tuduhan dan Dihukum 1000 Tahun, Rantai Besi Berkarat jadi Saksi Kisah Kekerasan Seksual Selama 10 Tahun

Petisi tersebut juga mengklaim pendiri Google memiliki hubungan yang erat dengan pejabat Israel.

Dalam Petisi yang berjudul Google: Put Palestine on Your Maps! tersebut hingga saat ini masih aktif dan mendapatkan hampir 1 juta tanda tangan online.

Sebagai informasi, beberaoa waktu lalu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netayahu mengatakan bahwa dirinya berjanji akan mencaplok beberapa wilayah di Tepi Barat yang diduduki.

Baca Juga: Google Map Temukan Pria yang Telah Menghilang Selama 22 Tahun, Ternyata Begini Nasibnya

Rencana tersebut direspon lebih dari 1.000 anggota perlemen dari seluruh Eropa dengan menandatangani surat protes bersama.

Tak hanya itu saja, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres mengatakan rencana pencaplokan tersebut akan menjadi faktor utama dalam memicu peperangan di sekitar wilayah tersebut semakin meluas.

Baca Juga: Rela Tempuh Jarak 9 Ribu Km Hingga Bicara Pakai Google Translate, Bule Turki Ini Mantap Nikahi Wanita Asal Mamuju

Oleh sebab itu, Gutteres pun meminta Israel untuk mendengarkan protes yang dialamatkan pada mereka. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, The Independent, Instagram, Google Maps

Baca Lainnya