Sosok.ID - ASEAN sebenarnya memegang peranan penting bagi kesuksesan China di masa depan.
Meski begitu Amerika Serikat (AS) tidak mau ASEAN condong ke China.
Terlebih Indonesia, Washington tidak akan sudi melihat negeri ini berpihak kepada sang Naga dalam masalah klaim Nine Dash Line di Pasifik Selatan.
Jika Jakarta memilih condong ke China maka selesai sudah hegemoni AS di Asia Tenggara.
ASakan mendukung negara-negara yang meyakini China telah melanggar klaim maritim mereka di Laut Cina Selatan.
Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Namun hal itu akan dilakukan dalam forum multilateral dan dan dalam koridor hukum.
"Kami akan pergi menggunakan alat-alat yang kami miliki dan kami akan mendukung negara-negara di seluruh dunia yang mengakui bahwa China telah melanggar klaim wilayah hukum mereka," kata Pompeo seperti dikutipReuters.
"Kami akan pergi memberi mereka bantuan yang kami bisa, apakah itu di badan multilateral, apakah itu di ASEAN, apakah itu melalui tanggapan hukum, kami akan menggunakan semua alat yang kami bisa," katanya.
Sementara itu, China merespon makin meningkatnya kehadiran AS di China dengan cara mendekati tetangganya di ASEAN. Presiden China Xi Jinping mengatakan negaranya akan bekerja dengan Singapura untuk mengatasi gangguan agar bisa menjaga stabilitas regional.
Beberapa pengamat menilai hal ini bisa ditafsirkan sebagai pengingat yang halus untuk tidak memihak ketika Washington dan Beijing memperebutkan Laut China Selatan dan masalah lainnya, mulai dari perdagangan hingga hak asasi manusia.
Pernyataan itu, disampaikan kepada Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong melalui sambungan telepon, sehari setelah Washington menolak klaim teritorial Beijing di Laut China Selatan.
Pernyataan itu, disampaikan kepada Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong melalui sambungan telepon, sehari setelah Washington menolak klaim teritorial Beijing di Laut China Selatan.
Kedutaan besar China di Singapura mengatakan Xi berbicara dengan Lee untuk memberi selamat kepadanya atas kemenangannya dalam pemilihan umum 10 Juli kemarin.
Di mana Partai Aksi Rakyat yang berkuasa mempertahankan cengkeraman kekuasaannya selama beberapa dekade.
Pada hari yang sama, Xi berbicara dengan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha untuk membahas peningkatan kerja sama dalam pengembangan obat-obatan untuk Covid-19.(*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Kian panas, AS ajak ASEAN mengakui China telah melanggar hukum di Laut China Selatan"