Sosok.ID - Aksi bidan berinisial SF di Ketapang Barat, Sampang Madura berbuntut panjang.
Pasalnya, bidan SF diduga telah sengaja mengabaikan seorang ibu hamil hingga terpaksa melahirkan di depan rumah.
Imbasnya, izin praktek bidan SF di Sampang, Madura pun resmi dicabut oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Melansir Kompas.com dan Tribun Madura, Senin (13/7/2020), sebelumnya dikabarkan ada seorang ibu hamil terpaksa melahirkan di depan rumah.
Ibu hamil tersebut bernama Aljannah, warga Desa Ketapang Barat, Kabupaten Sampang, Madura.
Peristiwa berawal ketika Aljannah merasakan kandungannya kontraksi pada 4 April 2020 lalu.
Aljannah bersama sang suami kemudian mencari bidan terdekat sekiatr 21.00 WIB dengan sepeda motor.
Pada pukul 21.30 WIB, Aljannah tiba di rumah bidan SF dengan kondisi kritis karena akan melahirkan.
Sang suami, Zainuri pun berusaha memanggil bidan SF dan mengetuk pintu rumahnya, namun satu jam berlalu tetap tak ada jawaban.
Usai satu jam tanpa respon, akhirnya pintu rumha bidan SF terbuka.
Namun yang merespon adalah suami bidan SF.
Melansir Kompas.com, Zainuri mengatakan kala itu suami bisan SF keluar rumah hanya untuk memberitahunya kalau sang istri tengah sakit dan tak bisa merawat pasien.
Tetapi sesaat kemudian anak sang bidan keluar, memberikan pernyataan yang berbeda.
“Tapi yang merespons adalah suaminya. Bahkan suaminya itu bilang bahwa istrinya (bidan) sedang sakit.
Tidak lama kemudian anaknya menyusul keluar dengan memberikan pernyataan yang tidak sama dengan ayahnya, bahwa si ibu tidak bisa melayani karena tidak ada asisten,” ujar Zainuri.
Satu jam tidak mendapatkan pelayanan, Aljannah mulai meronta kesakitan.
Zainuri yang kebingungan lantas berlari meminta pertolongan dan menghubungi keluarga.
Sekitar pukul 23.00 WIB, Aljannah akhirnya melahirkan secara mandiri di tengah tontonan warga sekitar.
Begitu Aljannah kelar melahirkan, suami bidan SF akhirnya memanggil sang istri.
Mengutip Tribun Madura, bidan SF kemudian keluar dengan menggunakan APD lengkap.
“Kami langsung diarahkan masuk ke dalam rumah, kemudian anak dan istri saya dibersihkan.
Setelah dibersihkan anak saya diletakkan di inkubator selama kurang lebih lima belas menit,” ujar Zainuri.
Kendati istrinya melahirkan mandiri, Zainuri tetap harus membayar biaya sebesar Rp 800 ribu untuk perawatan yang diberikan bidan SF.
“Pukul 23.30 WIB kami disuruh pulang. Alhamdulilah anak saya lahir dengan normal, jenis kelamin perempuan,” kata Zainuri.
Penderitaan istri Zainuri tidak berhenti sampai di situ.
Pasalnya ketika sampai di rumah Aljannah mengalami pendarahan hingga wajahnya pucat.
Sehingga keesokan harinya Zainuri memanggil bidan lain untuk meminta pertolongan.
Melansir Tribun Madura, Zainuri menolak meminta bantuan bidan SF lantaran takut mendapatkan perlakuan yang sama.
Terkait kejadian itu, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) telah merekomendasikan agar izin praktik bidan SF dicabut.
"Jadi sekarang hasilnya sudah direkomendasikan oleh IBI,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Sampang, Agus Mulyadi kepada Tribun Madura, Minggu (12/7/2020).
(*)