Dua Kali Berturut, Pangeran Arab Saudi Meninggal Dunia Diduga Karena Corona

Sabtu, 11 Juli 2020 | 19:13
Saudi Press Agency

Dua Kali Berturut, Pangeran Arab Saudi Meninggal Dunia Diduga Karena Corona

Sosok.ID - Corona menyerang Arab Saudi.

Bahkan disinyalir keluarga kerajaan Raja Salman ikutan tertular Covid-19.

Hasilnya Arab Saudi saat ini sedang siaga tinggi terkait corona.

Tiga orang pangeran Arab Saudi dilaporkan meninggal dunia dalam waktu yang berdekatan.

Baca Juga: Bisa Lihat Gambar Tersembunyi Ini? Anda Termasuk Beruntung, Cuma 1 Persen Masyarakat Dunia yang Mampu Menebaknya

Penyebab kematian ketiganya masih misterius.

Mulanya, pada 4 Juni 2020 lalu,Saudi Press Agency (SPA)memberitakan kematian Pangeran Saud bin Abdullah bin Faisal bin Abdulaziz Al Saud.

"Dia akan dimakamkan besok, Jumat di Riyadh," demikian bunyi pengumuman resmi dariSPApada 4 Juni 2020.

Tak lama kemudian, pada 28 Juni 2020, Kerajaan Arab Saudi kembali mengumumkan bahwa Pangeran Bandar bin Saad bin Mohammad bin Abdulaziz bin Saud bin Faisal juga meninggal dunia.

Baca Juga: Duduk Mojok dengan Mata Mengintai Bak Intel ,Pria Ini Tempeleng Istri Pakai Botol Hingga Tumbang, Kepalang Keki Lihat Bini Diapit 2 Bujang

"Shalat jenazah akan dilaksanakan di Riyadh Senin besok," jelasSPA.

Teranyar, pada 7 Juli 2020, pihak kerajaan mengumumkan kembali kematian seorang pangeran.

Dia adalah Pangeran Khalid bin Saud bin Abdulaziz Al Saud.

MelansirSPA,Pangeran Khalid meninggal dunia saat berada di luar negeri.

Baca Juga: Korea Utara Seperti di Bawah Kendali Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong Ungkap Akan Beri Kejutan Untuk Dunia Internasional Setelah Ledakan di Kantor Penghubung Korsel

Tidak dijelaskan alasan kematian dan di mana sang pangeran akan dimakamkan.

"Semoga Allah mengampuni kesalahannya dan menempatkannya di surga," demikian tutup pengumuman tersebut.

Sebelum diumumkannya kematian tiga pangeran, tersiar kabar ratusan anggota keluarga kerajaan Arab Saudi terinfeksi virus corona.

Berdasarkan memo internal yang dikirim oleh pejabat rumah sakit Saudi dengan label "siaga tinggi" yang diperolehNew York Times, dokter di rumah sakit elit yang merawat anggota klan Al-Saud sedang mempersiapkan sebanyak 500 tempat tidur untuk para bangsawan lain dan orang-orang terdekat mereka.

"Arahan harus siap untuk V.I.P. dari seluruh negara," tulis operator fasilitas elit, Rumah Sakit Spesialis King Faisal, dalam peringatan, yang dikirim secara elektronik Selasa malam ke dokter senior.

Baca Juga: Miris! Seorang Ayah Nekat Perkosa Anaknya yang Masih Berusia 12 Tahun, Agar Tak Ketahuan Korban Dinikahkan dengan Penyandang Disabilitas Berusia 44 Tahun

"Kami tidak tahu berapa banyak kasus yang akan kami tangani, tetap waspada," kata pesan itu. Pesan itu juga menginstruksikan bahwa semua pasien kronis harus dipindahkan secepatnya dan hanya kasus mendesak utama yang akan diterima. Dikatakan setiap anggota staf yang sakit sekarang akan dirawat di rumah sakit yang kurang elit untuk memberikan ruang bagi para bangsawan.

Lebih dari enam minggu setelah Arab Saudi melaporkan kasus pertamanya, virus corona meneror jantung keluarga kerajaan kerajaan.

Menurut seseorang yang dekat dengan keluarga kerajaan, sebanyak 150 bangsawan di kerajaan sekarang diyakini telah tertular virus, termasuk anggota dari klan yang lebih rendah.

Pada waktu itu, Raja Salman, 84 tahun, telah mengasingkan diri untuk keselamatannya di sebuah istana pulau dekat kota Jeddah di Laut Merah.

Sementara, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, putranya dan penguasa de facto yang berusia 34 tahun, telah mengasingkan diri dengan sejumlah menterinya ke wilayah terpencil di pantai yang sama di mana ia telah berjanji untuk membangun kota futuristik yang dikenal sebagai Neom.

Baca Juga: Kambinghitamkan Pria Tunanetra untuk Tutupi Aksi Bejatnya, Ayah Tiri Nikahkan Anak Gadis yang Dicabulinya Selama 2 Tahun dengan Bujang 32 Tahun Lebih Tua dari sang Putri Sambung

Penyakit dalam keluarga kerajaan juga dapat memberi penerangan baru pada motivasi dan skala respons kerajaan terhadap pandemi.

Para penguasanya mulai membatasi perjalanan ke Arab Saudi dan menutup ziarah ke tempat-tempat suci Muslim di Mekah dan Madinah bahkan sebelum kerajaan melaporkan kasus pertamanya, pada 2 Maret.

Pihak berwenang sekarang telah memutuskan semua perjalanan udara dan darat ke atau keluar dari perbatasannya dan antar provinsi internal.

Pemerintah Arab Saudi telah menempatkan semua kota terbesarnya di bawah penguncian ketat 24 jam, yang memungkinkan hanya perjalanan singkat ke toko kelontong atau toko obat terdekat, dan mereka telah mengindikasikan bahwa mereka kemungkinan akan membatalkan penyelenggaraan ibadah haji tahunan yang dijadwalkan akan berlangsung musim panas ini.

Baca Juga: Miris! 37 Pasangan ABG Sewa Kamar Hotel Untuk Rayakan Ulang Tahun dengan Pesta Seks, Camat: Kita Temukan Alat Kontrasepsi dan Obat Kuat, Sangat Miris...

Sebagai pilar agama Islam yang menarik 2,5 juta Muslim ke Mekah, ibadah haji dilakukan setiap tahun tanpa gangguan sejak 1798, ketika Napoleon menyerbu Mesir.

"Jika menjangkau keluarga, maka itu menjadi masalah mendesak," kata Kristian Coates Ulrichsen, seorang profesor di Universitas Rice yang mempelajari kerajaan kepadaNew York Times.

Keluarga kerajaan, termasuk ribuan pangeran, banyak yang melakukan perjalanan rutin ke Eropa. Menurut dokter dan orang-orang dekat keluarga kerajaan, beberapa di antara mereka diyakini telah membawa kembali virus.(*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Kematian tiga pangeran Arab Saudi di tengah pandemi Covid-19 mengundang tanda tanya"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya