Sosok.ID - Pepatah mengatakan 'di mana ada kemauan di situ pasti ada jalan'.
Hal itu lah yang diterapkan oleh pria asal Amerika Serikat ini.
Demi meraih cita-cita, ia rela kerja keras menjadi tukang sampahagar bisa berkuliah.
Dan benar saja, kerja kerasnya selama ini berbuah manis karena ia akhirnya berhasil masuk sekolah ternama di Negeri Paman Sam.
Ialah pria 24 tahun bernama Rehan Staton.
Awalnya ia terlahir dalam keluarga kelas menengah, sampai sang ibu meninggalkan keluarganya saat ia berusia 8 tahun untuk pindah dari Amerika.
Ditinggal sendirian bersama dua orang putra membuat ayah Rehan kesulitan karena penghasilan yang terbatas.
Dilahirkan dan dibesarkan di Bowie, Maryland, Rehan dan keluarganya mengalami kesulitan ekonomi.
Ayahnya yang sudah gonta-ganti pekerjaan harus berjuang membayar berbagai tagihan yang menumpuk.
Sampai akhirnya keluarga itu kekurangan makanan, bahkan tak jelas kapan mereka bisa sekadar mengisi perut kembali.
"Saya tidak makan setiap hari dan ayah saya bekerja sepanjang hari," ujar Rehan.
"Terkadang tidak ada listrik di rumah," tambahnya.
Kendati demikian, Rehan aktif mengikuti kegiatan atletik dan bela diri di sekolahnya.
Namun, karena kondisi rumahnya yang berantakan, nilai akademisnya turut terkena imbas.
Bahkan, nilainya mencapai titik di mana salah satu guru menyarankan agar ia mengikuti kelas perbaikan, menurut CNN.
Tak ingin melihat nilai putranya terus menurun, ayah Rehan kemudian tak sengaja bertemu dengan guru yang bekerja sebagai ruang angkasa pada siang hari untuk membantu mengajari tugas sekolahnya.
Berkat guru itu, di akhir tahun akademik, nilai-nilai Rehan meningkat drastis, bahkan ia masuk ke dalam daftar murid berprestasi di sekolahnya.
"Guru yang menyarankan saya ditempatkan di sekolah khusus kemudian menulis surat permintaan maaf kepada ayah saya," tambah Rehan.
Dengan nilai akademisnya yang meningkat, Rehan kemudian berlatih untuk menjadi petinju profesional.
Tapi cedera bahu ganda yang ia alami langsung menghentikan cita-citanya.
Tak ingin berakhir tanpa tujuan, ia kemudian bertekad untuk mendaftar ke sejumlah perguruan tinggi, tapi selalu ditolak.
"Jadi, saya akhirnya bekerja sebagai tukang sampah," ujarnya.
Bekerja di bawah perusahaan Bates Trucking & Trash Removal, Rehan dipertemukan dengan orang-orang dari berbagai kalangan.
Banyak dari mereka yang merupakan mantan narapidana.
Tapi, mereka selalu mendukung Rehan bahkan mendorong putra pemilik perusahaan untuk membantunya.
Dengan bantuan putra sang pemilik perusahaan itu, Rehan akhirnya berhasil mendaftar ke Bowie State University pada 2014 dan meraih IPK 4,0.
Pada 2016, ia pindah ke University of Maryland, tempatnya bermimpi untuk menggeluti dunia hukum.
Kemudian ia mengambil Tes Penerimaan Sekolah Hukum (LSAT) dengan melamar ke sembilan sekolah hukum.
Dari sembilan lamaran, Rehan diterima di satu sekolah dan masuk ke dalam daftar tunggu di empat sekolah.
Sal satu sekolah yang menerima Rehan adalah Harvard Law School, cabang pendidikan hukum lembaga American Ivy League yang sangat diidam-idamkan, lapor CBS News.
"Sepanjang waktu ini, orang-orang bertanya kepada saya, "Bagaimana kamu melakukannya?"
"Lebih dari itu, bagaimana mungkin saya tidak melakukannya ketika semua orang mematahkan punggungnya untuk saya, dan mendorong saya untuk menang," katanya.
Musim gugur tahun ini, ia akan mendaftar di Harvard Law School dan mengambil kelas secara online.(*)