Indonesia Masih Adem Ayem, Australia Sudah Kebakaran Jenggot Tambah Bujet Pertahanan untuk Hadapi China

Jumat, 03 Juli 2020 | 06:13
army.gov.au

Indonesia Masih Adem Ayem, Australia Sudah Kebakaran Jenggot Tambah Bujet Pertahanan untuk Hadapi China

Sosok.ID - Arms Race atau perlombaan persenjataan.

Tak usah dipungkiri jika ingin menjaga kedaulatan negara perlombaan persenjataan tidak bisa dihindari.

Apalagi gegara klaim China di Pasifik Selatan.

Negara-negara Asia Tenggara mulai 'melaksanakan' arms race sebagai persiapan menghadapi China.

Baca Juga: Kadung Nyesek Sampai ke Ubun-ubun, Wanita Ini Arak Telanjang Pelakor dan Suaminya Keliling Kota, Sengaja Diikat di Pohon Agar Jadi Tontonan Warga

Namun Indonesia masih adem ayem karena melihat konflik dengan China bisa dihindari melalui meja perundingan.

Meski demikian Australia melihatgeliat China dengan pandangan dan tindakan keras.

Pemerintah Australia akan membelanjakan US$ 186 miliar untuk militernya dalam satu dekade mendatang dan akan membeli rudal jarak jauh. Hal ini untuk memperkuat kemampuan pertahanannya di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Indo-Pasifik.

Berbicara di Akademi Pasukan Pertahanan Australia di Canberra, Rabu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan Australia menghadapi situasi internasional terberat sejak menjelang Perang Dunia II.

Baca Juga: Pantas Saja Diincar China, Natuna Utara Ternyata Simpan Gunungan Harta Karun, Indonesia Sampai Rubah Peta untuk Pukul Mundur Xi Jinping dan Pasukannya

"Kita perlu bersiap untuk dunia pasca-Covid yang lebih miskin, yang lebih berbahaya dan yang lebih kacau," kata Morrison seperti dikutipCNN.

Di saat Morrison menghindari secara langsung mengaitkan anggaran pertahanan Australia dengan ancaman yang tumbuh dari China, ia menyebutkan beberapa daerah tempat Beijing terlibat dalam sengketa wilayah seperti di perbatasan Himalaya dengan India, dan di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur.

Morrison mengatakan, risiko kesalahan perhitungan dan bahkan konflik semakin besar dan menyebut kawasan Indo-Pasifik sebagai fokus dari kontes global yang dominan saat ini.

Rory Medcalf, kepala National Security College (NSC) di Australian National University, mengatakan strategi baru sedang mempersiapkan masa depan yang didominasi oleh China yang agresif dan mitra AS yang kurang dapat diandalkan.

Baca Juga: Bukan Cuma Polisi Hoegeng, Jenderal Polisi Pencetus BPKB dan Surat Tilang Ini Hidup Sederhana dan Jauh dari Kata Mewah di Dalam Gang, Agnes: Rumahnya Tak Selesai...

"Ini semua tentang penggunaan kekuatan China yang tegas dan cara China pada dasarnya menyalahgunakan jendela Covid-19 untuk mengintensifkan ketegasannya," katanya.

Pembaruan Strategis Pertahanan 2020, yang dirilis Rabu, menguraikan peningkatan sekitar 40% dalam pengeluaran selama 10 tahun ke depan, dibandingkan dengan apa yang dialokasikan untuk dekade mendatang pada 2016.

Anggaran yang meningkat akan meningkatkan kemampuan Australia untuk mempertahankan diri melalui angkatan laut dan udara yang dilengkapi dengan lebih baik, dan dengan membangun amunisi dan kemampuan penyimpanan bahan bakar.

Baca Juga: Perkara Beda Selera Kuping, Resepsi Nikah Ini Berubah Jadi Medan Tawuran, Keluarga Besan Saling Adu Jotos Hingga Pengantin Harus Dievakuasi Polisi

Diperkirakan US$ 800 juta telah dialokasikan untuk membeli dari rudal jarak jauh anti-kapal AGM-158C dari Angkatan Laut AS, yang dapat melakukan perjalanan hingga 370 kilometer (230 mil).

Pemerintah juga akan menjajaki kemungkinan jaringan satelit yang dioperasikan Australia, mengurangi ketergantungan negara itu saat ini pada jaringan AS, dan memperluas sistem radar untuk memantau pendekatan timur Australia.

"Itu berarti bahwa pemerintah Australia yakin bahwa itu akan melihat peningkatan kehadiran militer China di lepas pantai timur kami di Pasifik Selatan," kata Medcalf.(*)

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di Kontan dengan judul "China sebabkan Indo Pasifik memanas, Australia tambah anggaran pertahanan"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya