Sosok.ID - Ibu yang berjuluk sebagai wanita tersubur di dunia tak bisa hamil lagi usai mengalami tragedi pada kehamilan terakhirnya.
Berjuluk perempuan paling subur di dunia, wanita ini pertama kali melahirkan sepasang anak kembar di usianya yang masih 13 tahun.
Hingga berusia 36 tahun, wanita bernama Mariam Nabatanzi ini melahirkan 42 bayi lagi.
Sebanyak 44 anaknya harus ia besarkan sendiri usai sang suami meninggalkannya.
Tapi, kini di usianya yang ke 41 tahun, wanita asal Uganda ini baru diberi tahu bahwa ia mengalami kondisi langka.
Melansir dari The Sun, seorang dokter mengingatkan Mariam bahwa alat kontrasepsi dapat menyebabkan masalah padanya.
Sebab, ia memiliki ovarium yang luar biasa besar.
Sehingga ia harus terus hamil karena jumlah indung telurnya yang sangat banyak.
Diketahui, Mariam menikah ketika ia berusia 12 tahun.
Sementara suaminya kala itu berusia 40 tahun.
Setahun kemudian, ia melahirkan sepasang anak kembar.
Sejak saat itu, ia terus melahirkan anak hingga terjadi kelahiran terakhir pada 3 tahun silam.
Salah satu dari sepasang bayi kembar itu meninggal dunia.
Kemudian, sang suami yang sering pergi hingga berminggu-minggu meninggalkan Mariam dan anak-anaknya selamanya.
Pria itu kini telah dikecam oleh keluarga Mariam.
"Saya tumbuh dengan air mata, suami saya telah membuat saya mengalami banyak penderitaan.
"Seluruh waktu saya dihabiskan untuk merawat anak-anak dan bekerja untuk mencari nafkah," ujarnya.
Namun, tragedi ini justru membuka jalan agar ia berhenti melahirkan.
Mariam akhirnya mendapatkan bantuan medis untuk menghentikan kelahiran.
Mariam mengkonfirmasi bahwa dokter telah mengambil tindakan untuk menghilangkan risiko hamil lagi.
Mariam mengatakan, dokter telah memotong rahimnya dari dalam.
Selama ini, Mariam diketahui telah bekerja membanting tulang untuk menghidupi anak-anaknya.
Berbagai pekerjaan, mulai dari penata rambut, dekorator acara hingga pengepul besi tua ia lakoni.
Bahkan ia membuat minuman tradisional serta obat herbal untuk dijual.
Dengan memeras keringat, Mariam berharap anak-anaknya dapat memiliki kehidupan yang lebih baik di masa depan.
(*)