Serasa Dunia Miliknya, China Juga Berniat Klaim Daerah Kaya Sumber Daya Alam di Kutub Utara

Selasa, 30 Juni 2020 | 06:13
China Military

Serasa Dunia Miliknya, China Juga Berniat Klaim Daerah Kaya Sumber Daya Alam di Kutub Utara

Sosok.ID - China nampaknya belum puas akan kegiatan klaim mereka di Pasifik Selatan.

Negeri Panda saat ini membidik Kutub Utara sebagai jajahan barunya.

Tentu Amerika Serikat (AS) yang mengetahui hal ini tak akan tinggal diam saja.

AS dan sekutu NATO-nya dinilai harus menjaga hubungan dekat untuk mempertahankan kepentingan mereka di Kutub Utara yang kaya sumber daya saat China memperluas jangkauannya di seluruh dunia.

Baca Juga: Kepentok Gengsi Pengin Beli Mobil Sampai Jor-joran Ambil Utangan, Wanita Ini Nekat Setengah Telanjang di Depan Pegawai Bank, Aksinya Sampai Terekam CCTV!

Dalam sebuah seminaronlineyang diselenggarakan olehthink tankyang berbasis di London, Institut Internasional untuk Studi Strategis pada hari Kamis, Laksamana Amerika Serikat James Foggo yang merupakan Komandan Pasukan Angkatan Laut AS di Eropa-Afrika, mengatakan China semakin berusaha untuk mengeksploitasi Kutub Utara.

Menurut dia, kegiatannya di wilayah ini serta di Afrika dan Eropa menimbulkan kekhawatiran keamanan bagi AS dan anggota lain dari aliansi keamanan transatlantik. “China bahkan menyebut dirinya dekat negara Kutub Utara,” kata Foggo.

"Mereka sedang mengincar peluang investasi mulai dari eksplorasi sumber daya alam hingga potensi lalu lintas maritim komersial di masa depan lewat 'Jalan Sutra Kutub'," katanya seperti dilansirSouth China Morning Post.

Ia merujuk pada ambisi Beijing untuk memperpanjang Belt dan Road Initiativeyang dibuat oleh Presiden China Xi Jinping ke Kutub Utara oleh mengembangkan jalur pelayaran yang dibuka oleh pemanasan global.

Baca Juga: Besarkan Anak Tak Ubahnya Seperti Pelihara Anjing Liar, Pasutri Ini Tega Kurung Darah Dagingnya di Kandang Bersama Ratusan Hewan yang Hendak Diperjualbelikan

Beijing mengatakan minatnya terhadap Kutub Utara sebagian besar terkait dengan perdagangan dan perlindungan lingkungan, tetapi Foggo mengatakan daerah itu bisa menjadi fokus klaim palsu.

"Dengan China memiliki presedennya sendiri untuk membuat klaim palsu atas jalur air internasional di Laut China Selatan, ada kemungkinan bahwa China juga akan berusaha untuk membengkokkan aturan yang menguntungkan mereka di Kutub Utara," katanya.

Foggo juga menyoroti teknologi telekomunikasi 5G dan mengendalikan infrastruktur pelabuhan sebagai penyebab kekhawatiran bagi Eropa. "NATO tidak bisa lagi mengabaikan kegiatan China di Eropa," katanya.

Foggo mengatakan pertumbuhan investasi China di Afrika dan Eropa dapat digunakan untuk memengaruhi otoritas lokal dan membahayakan kepentingan Angkatan Laut AS di seluruh dunia.

Baca Juga: Foto Jauh Lebih Berharga Daripada Nyawa Manusia, Seorang Ibu di Korea Utara Langsung Dikirim ke Penjara Gegara Pilih Selamatkan Anaknya dari Kebakaran, Alih-alih Selamatkan Potret Ayah dan Kakek Kim Jong Un

"Jenis pengaruh ini merupakan masalah keamanan dan dapat digunakan untuk membatasi akses ke pelabuhan dan bandara utama dengan nyaman sambil memberikan akses ke informasi sensitif pemerintah dan militer melalui teknologi perusahaan milik negara dan perusahaan yang dikendalikan negara," katanya.

Dia juga mengatakan para pemimpin China dan diplomat "Wolf Warrior" yang lebih agresif di negara itu membatasi informasi tentang virus corona dan menyumbangkan peralatan dan personel, bahkan di Eropa sebagai cara untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pemimpin dunia.

Di sisi lain, China dan AS telah meningkatkan kehadiran mereka di Laut China Selatan yang disengketakan, di mana untuk pertama kalinya sejak 2017, tiga kapal induk Angkatan Laut AS seberat 100.000 ton sedang berpatroli.

Baca Juga: Menang Banyak Pernah Pacari Bujang Paling Diincar Kaum Hawa Seantero Indonesia,Luna Maya Ngaku Sempat Dibuatkan Lagu Cinta oleh Ariel Noah

Beijing mengklaim sebagian besar lautan ini sebagai miliknya tetapi ada klaim yang tumpang tindih dari tetangga termasuk Vietnam, Filipina, Brunei, dan Malaysia.

Sementara itu, Song Zhongping, seorang komentator militer yang berbasis di Hong Kong mengatakan komentar Foggo dapat dilihat sebagai bagian dari upaya Washington untuk mengambil hati NATO untuk melawan China.

"AS berusaha untuk memperluas kemampuan NATO ke Pasifik Barat dan Kutub Utara. Dan didorong oleh AS, NATO telah mulai memperhatikan China," kata Song.

"Tapi sebagai aliansi militer yang berbasis di Eropa, NATO malah akan melihat Rusia sebagai lawan utama," ungkapnya.(*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Laksamana AS sebut China berupaya klaim kawasan Kutub Utara yang kaya sumber daya"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya