Sosok.ID - Beruntungnya pria yang satu ini dalam hal mendapatkan uang secara cepat.
Apa yang dialami pria di Perancis mungkin bisa dikatakan satu banding sejuta yang pernah mengalami hal yang sama.
Ia bekerja di sebuah perusahaan di Perancis hingga akhirnya ia memutuskan untuk menggugat tempat ia bekerja.
Hal itu ia lakukan lantaran dirinya merasa sangat bosan dengan tugas yang ia dapatkan dari temapt ia bekerja.
Frederic Desnard, merasa pekerjaanya itu membosankan setengah mati hingga ia pun negat gugat perusahaan tempatnya bekerja.
Pria asal Perancis tersebut bekerja di sebuah perusahaan parfum bernama Interparfums.
Diketahui bahwa di tempatnya berkerja tersebut tugas yang diberikan oleh perusahaan pada pegawainya sangat sedikit.
Itulah yang jadi alasan Frederic merasa pekerjaannya sangat membosankan dan buang-buang waktu.
Melansir dari Newsweek, Rabu (10/6/2020), apa yang didapati Frederic di tempat kerjanya itu hanya rasa bosan dan akhirnya ia memutuskan untuk tempuh jalur hukum.
Bahkan dirinya mengatakan salah satu hal yang membuatnya bosan adalah berangkat tepat waktu maupun terlambat tak ada yang peduli.
Setiap harinya, Frederic hanya bekerja membeli kebutuhan pekerjaan seperti setumpuk kertas.
Selanjutnya ia sudah tak memiliki tugas yang bisa ia kerjakan lagi sampai jam pulang kerja.
"Tak ada yang peduli jika saya datang pukul 09.00 atau 10.00. Saya akan membeli kebutuhan, seperti setumpuk kertas, kemudian pekerjaan saya selesai," ungkapnya.
Dilansir dari AFP, Frederic pun mengungkap bahwa dia diberi tugas yang tak ada hubungannya dengan pekerjaannya.
Ia pun merasa apa yang ia lakukan itu seperti menghilangkan tanggung jawabnya sebagai pekerja perusahaan parfum.
Apa yang ia lakukan di tempat kerjanya itu membuatnya merasa tak berarti dan menderita depresi akut.
"Saya begitu malu karena saya dibayar tanpa melakukan apa pun," jelasnya.
Bahkan lantaran mengkhianati hati nuraninya sebagai pekerja, Frederic disebut rekannya saat di pengadilan pernah akan mengakhiri hidupnya.
"Tuan Desnard nyaris tidak melakukan apa pun. Situasi ini membuatnya mengalami depresi hingga dia sempat membicarakan ingin bunuh diri," ungkap si kolega.
Perancis dilindungi UU ketenagakerjaan yang ketat, di mana mereka tidak boleh diberhentikan ketika peran mereka tergantikan teknologi.
Namun, terdapat praktik di mana si karyawan mendapatkan sedikit sekali tugas dengan harapan mereka tidak betah dan mengundurkan diri.
Lantaran depresi berat yang ia alami itupun Frederic mengaku dirinya mendapatkan serangan penyakit epilepsi saat berkendara.
Sebagai dampaknya, dia memutuskan menghentikan pekerjaannya selama tujuh bulan, sebelum diberhentikan pada September 2014 "karena tidak hadir dalam waktu lama".
Frederic pun merasa tak terima kondisi yang ia alami tersebut, ia pun mengajukan gugatan untuk mendapatkan ganti rugi gajinya.
Bila dikonversikan ke rupiah, ganti rugi gaji yang diajukan Frederic mencapai Rp 803 juta.
Yang lebih tak bisa diterimanya adalah saat perusahaan tak menyadari bahwa pegawainya menderita karena tugas mereka yang membosankan tersebut.
Kondisi yang dialami oleh Frederic Desnard ini termasuk langka lantaran biasanya pekerja atau pegawai suatu perusahaan menderita apa yang disebut 'burn-out'.
Istilah itu digunakan untuk kondisi dimana individu menderita kelelahan mental dan fisik karena tekanan kerja.
Kasus ini baru masuk di pengadilan Perancis pada tahun 2016 silam dan baru diputuskan hasilnya beberapa waktu ini. (*)