Viral Kereta Emas Belanda Berlukiskan Perbudakan di Indonesia, Harusnya Mereka Malu Jika Tanpa Bantuan Negara Lain Negeri Kincir Angin Sudah Tamat Riwayatnya

Kamis, 11 Juni 2020 | 18:13
TWITTER @redfishstream

Viral Kereta Emas Belanda Berlukiskan Perbudakan di Indonesia, Harusnya Mereka Malu Jika Tanpa Bantuan Negara Lain Negeri Kincir Angin Sekarang Sudah Tamat Riwayatnya

Sosok.ID - Memang benar jika Belanda pernah menjajah Nusantara 3,5 abad lamanya.

Namun masih ada sejarawan yang tak setuju jika Belanda menjajah negeri ini seluruhnya.

Karena ada beberapa daerah di Indonesia yang tidak tersentuh penjajahan Belanda dan malah belum dikuasai.

Tapi namanya negeri Kolonial, Belanda malah menunjukan dengan bangga bahwa mereka pernah melakukan perbudakan di tanah jajahan mereka.

Baca Juga: Terungkap Alasan Kenapa Amerika dan Sekutu Harus Segera Melenyapkan China Jika Tak Mau Sang Naga Semakin Besar

Bangun, ini sudah era modern dimana sesama negara setara serta menghargai setiap ras, suku dan agama.

Viral baru-baru ini sebuah kereta emas Belanda berlukiskan perbudakan di Indonesia.

Di kereta itu, terlihat orang-orang Indonesia dan Afrika menjadi budak orang-orang Belanda.

Lorraine Riva melalui akun Twitter @yoyen menerangkan, kereta emas ini bernama Gouden Koets dan lukisan yang sedang hangat jadi perbincangan itu bernama Hulde der Kolonieen.

Perempuan yang tinggal di Belanda dan menyukai sejarah ini mengatakan, lukisan tersebut tentang penghormatan dari daerah koloni Belanda (di West dan Oost Indies).

Baca Juga: Ngotot Nikahi Gadis 20 Tahun Walaupun Ditentang Habis-habisan oleh sang Mertua, Kakek 73 Tahun Akhirnya Menyesal Seumur Hidup Usai Tahu Tabiat Asli sang Istri Muda

Koloni di Barat yang populer dengan nama West Kolonieen dalam bahasa Belanda berada di Afrika atau Karibia.

Di koloni Barat ada serikat dagang West-Indische Compagnie (WIC) yang meliputi Afrika Barat, Karibia (Suriname, Antilen), bahkan sampai ke Brasil juga karena ada perkebunan nanas dan tebu di sana.

Kemudian, Oost Kolonieen adalah koloni di Hindia-Belanda yang sekarang menjadi Indonesia. "Hindia-Belanda kadang namanya di naskah sejarah Oost-Indie. Makanya dulu kan ada VOC, Verenigde Oost Indische Compagnie," tulis Lorraine di utas Twitter-nya, Senin (8/6).

Perbincangan tentang lukisan di kereta emas Belanda ini lalu menghangat di media sosial karena gambar tersebut seolah-olah menyiratkan kebanggaan zaman kolonial.

Baca Juga: Berjam-jam Nunggu di KUA dengan Perut Membuncit Hamil, Wanita Ini Syok Mempelai Pria Tak Datang Ijab Qobul, Pilih Lapor Polisi untuk Ciduk Calon Suami

Mengenai hal itu, Lorraine menerangkan, "Sebetulnya panel lukisan itu tentang penghormatan dari daerah koloni Belanda (di West dan East Indies) untuk naik takhtanya Ratu Wilhelmina".

Kereta emas hadiah

"Dalam konteks sekarang mungkin diartikan sebagai perayaan kolonialisme," ujarnya.

"(Namun) konteks sewaktu kereta itu dibuat (adalah) faktual," ungkap Lorraine kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Selasa (9/6).

Gouden Koets merupakan kereta emas hadiah dari penduduk Amsterdam untuk Ratu Wilhelmina yang naik takhta pada 1898. Kereta itu dibuat pada 1897 silam.

Baca Juga: Beberkan Terawangan Berbau Negatif Soal Kedekatan Sawendah dan Betrand Peto, Mbah Mijan Buat Ruben Onsu Geram: Orang yang Diem Aja Bisa Marah Berarti Lu Keterlaluan!

Di utas Twitter-nya, Lorraine menguraikan, kereta emas ini adalah hasil patungan dari beberapa rukun warga (RW) di Amsterdam, dan yang membuatnya adalah firma bernama Spijker.

Konon, Ratu Wilhelmina sempat menolak rencana pemberian kado itu, tetapi akhirnya dia menyetujuinya dengan syarat atap kereta harus tinggi agar ia bisa berdiri di dalamnya.

Rakyat Amsterdam juga mengajukan syarat ke firma, kaca kereta harus bisa memperlihatkan sang ratu duduk di dalamnya, dan Wilhelmina dapat melihat rakyatnya dari balik jendela kereta.

"Ukuran kereta enggak boleh terlalu besar karena gang-gang di pusat kota-kota Belanda yang sempit," imbuh Lorraine.

Walau namanya Gouden Koets (Kereta Kuda Emas), bahan utamanya adalah kayu jati dari Jawa.

Lorraine menyebutkan, ada beberapa ornamen yang terbuat dari gading di Sumatra dan elemen dari kulit sapi dari provinsi di Belanda Selatan, yaitu Zeeland.

Baca Juga: Sembrono! Kapal China Kembali Cari Ikan di Laut Natuna Dikawal Coast Guard, TNI Tak Tinggal Diam Langsung Tempel Pakai 8 Kapal Perang

Banyak simbol

Gouden Koets memiliki empat panel gambar yang dilukis oleh Nicolaas van der Waay. Menurut Lorraine, setiap panel gambar bercerita tentang empat hal, yakni masa depan, masa lalu, penghormatan dari/ke koloni, dan penghormatan dari/ke Belanda.

Lalu, panel yang sedang menghebohkan jagat media sosial Indonesia adalah panel Hulde der Kolonieen. "Ini artinya bisa dua: penghormatan ke dan/atau penghormatan dari koloni (untuk naik takhtanya Juliana)," kata dia.

"Memang waktu itu kereta ini dibuat syaratnya harus menggambarkan kejayaan Kerajaan Belanda," ujar Lorraine kepada Kompas.com.

Desain Gouen Koets bergaya Renaissance karena mengacu ke kejayaan di Masa Keemasan (Gouden Eeuw/Golden Age), sehingga panel-panel gambar di keretanya penuh dengan simbol.

Di panel Hulde der Kolonieen, banyak simbol yang mengandung makna masing-masing.

Perempuan yang duduk di tengah lukisan melambangkan Belanda.

Baca Juga: Menghilang Bak Ditelan Bumi Usai Buat Geger Seantero Negeri, Begini Kabar Model Cantik yang Pernah Repotkan Agen Amerika Gegara Ingin Bebas dari Sultan Kelantan

Di depannya ada tumpukan hasil panen, seperti kepala kerbau, pisang, tebu, dan hantaran lainnya.

Ia dikelilingi budak Afrika yang melambangkan koloni Barat, dan budak Indonesia yang mencerminkan koloni di Timur. Ada juga budak dari pejabat lokal di Jawa.

Konon, panel Hulde der Kolonieen terinspirasi dari lukisan Charles Rochussen pada 1852.

Sekedar pengingat, pada awal masa-masa Perang Dunia II, Belanda dijajah Jerman dan saat itu pula secara de facto tidak ada lagi negara Belanda.

Ratu Wilhelmina kabur ke Inggris dimana mereka mendirikan pemerintahan darurat di sana yang berarti sebuah pemerintahan tanpa rakyat serta Tanah Air, tidak bisa disebut sebuah negara.

Jika tanpa bantuan Sekutu yang mengalahkan Jerman, maka bisa saja pada detik ini tidak ada lagi negara Belanda.

Ya, kebanggan sebagai bangsa Kolonial tapi tidak punya power, memalukan. (*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Viral kereta emas Belanda bergambar perbudakan di Indonesia, ini penjelasannya"

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber kontan