Sosok.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan ledakan virus Ebola baru di tengah pandemi Covid-19.
Melansir dari The Sun, gelombang kedua wabah ebola dilaporkan terjadi di Provinsi Equateur, Kongo, kata pejabat WHO, Senin (1/6/2020).
Enam kasus telah diidentifikasi dan empat orang dari Mbandaka dikabarkan meninggal dunia.
Menteri Kesehatan Kongo, Eteni Longondo, mengatakan dalam konferensi pers :
"Intitut Penelitian Biomedis Nasional (INRB) telah mengkonfirmasi kepada saya bahwa sampel dari Mbandaka terbukti positif Ebola.
"Kami akan segera mengirim vaksin dan obat-obatan kepada mereka.
"Provinsi tersebut sudah mengalami gelombang pertama. Mereka paham bagaimana cara menanganinya.
"Mereka mulai menangani di tingkat lokal kemarin."
Provinsi Equateur sebelumnya dilanda wabah Ebola pada bulan Mei hingga Juli 2018.
Kala itu, sebanyak 33 orang dinyatakan meninggal dunia dan 21 orang dinyatakan sembuh, lapor Al Jazeera.
Darurat kesehatan
Matshidiso Moeti, direktur WHO untuk Afrika, mengatakan bahwa wabah Ebola yang baru "mewakili sebuah tantangan, tetapi kami siap untuk mengatasinya".
Baca Juga: Belum Kelar Virus Corona, Masyarakat Indonesia Juga Dihantui Masalah Baru yang Bikin Bingung
Pimpinan WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pihaknya telah bersiaga di Mbandaka untuk membantu mengatasi wabah Ebola yang baru.
"Negara tersebut juga berada di fase akhir memerangi Ebola di Kongo timur, Covid-19 dan wabah campak terbesar di dunia.
"Wabah ini adalah pengingat bahwa Covid-19 bukan satu-satunya ancaman kesehatan yang dihadapi manusia.
"WHO terus memantau dan merespons berbagai masalah darurat kesehatan," cuitnya.
Sejak dilaporkan pada Agustus 2018, wabah Ebola di Kongo telah memakan 2.243 jiwa dari 3.406 kasus.
WHO menyatakan wabah tersebut menjadi perhatian internasional pada Juli 2019, setelah penyakit yang sangat menular itu terancam tersebar ke kota besar Goma dan negara-negara tetangga.
Matshidiso Moeti mengatakan :
"Wabah ini terjadi di masa yang penuh tantangan, tetapi selama dua tahun WHO telah bekerja sama dengan otoritas kesehatan, CDC Afrika dan mitra lainnya untuk mengatasi wabah ini.
"Untuk memperkuat kepemimpinan daerah, WHO berencana mengirim tim untuk meningkatkan tanggapan.
"Mengingat kedekatan wabah baru ii dengan rute transportasi yang sibuk dan negara-negara tetangga yang rentan, kita harus bertindak cepat."
Wabah ini merupakan ledakan kasus ke-11 sejak virus tersebut ditemukan pertama kali di negara itu pada 1976 silam.
Selain harus berperang melawan Ebola lagi, Kongo saat ini juga masih disibukkan dengan pandemi Covid-19.
Saat ini, Kongo mencatat 3.195 kasus dengan total kematian sebanyak 72 orang.
(*)