Jokowi Ajak Rakyat Berdamai dengan Virus Corona, Jusuf Kalla: Risikonya Mati

Kamis, 21 Mei 2020 | 18:35
Kolase Kompas.com

Presiden Joko Widodo ajak masyarakat untuk berdamai dengan virus corona, Jusuf Kalla beri jawaban menohok

Sosok.ID - Presiden Jokowi, sempat menyerukan agar masyarakat berdamai dengan virus corona.

Hal ini disampaikan Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Kamis (7/5/2020).

Dalam imbauannya, presiden mengajak masyarakat berdamai dengan Covid-19 sampai ditemukannya vaksin penangkal virus.

"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," katanya kala itu, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Presiden Jokowi Serukan Warga Indonesia Harus Berdamai dengan Corona Jika Ingin Pandemi Segera Berakhir

Kendati demikian, presiden menegaskan bahwa cara berdamai paling baik adalah dengan mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

"Sekali lagi ingin saya tegaskan, yang utama adalah ikuti dengan disiplin protokol kesehatan. Silakan beraktivitas secara terbatas, tetapi sekali lagi ikuti protokol kesehatan," katanya.

"Semua ini membutuhkan kedisiplinan kita semuanya, kedisiplinan warga, serta peran aparat yang bekerja secara tepat dan terukur," tandasnya.

Adapun usai Jokowi mengumumkan hal itu, muncul beragam reaksi dari berbagai kalangan.

Baca Juga: Sedih, WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Bakal Ada sampai Akhir Tahun 2021, Hidup Damai dengan Virus Corona Jadi Satu-satunya Solusi seperti Apa Kata Jokowi

Beberapa orang menentang sikap 'berdamai' yang diserukan presiden.

Tak sedikit yang menganggap pemerintah mulai pasrah dengan pandemi ini.

Namun WHO dalam rilisnya sempat mengatakan, bahkan sekalipun vaksin telah ditemukan, virus corona tidak akan benar-benar hilang.

Ia juga meminta agar masyarakat dunia berdamai dengan virus corona.

Baca Juga: Direktur WHO Sampaikan Pesan Tak Mengenakkan Mengenai Situasi Dunia Menghadapi Corona

Sebab penemuan vaksin mungkin tidak pernah ada hingga akhir tahun 2021.

"Saya tidak ragu bahwa karena begitu banyak perusahaan bekerja secara paralel dan seperti yang kita lihat kolaborasi yang hebat dengan regulator termasuk FDA, kita benar-benar dapat mempercepat persetujuan vaksin," kata CEO Roche, sebuah perusahaan farmasi besar, Severin Schwan.

"Tapi tetap saja, biasanya butuh bertahun-tahun untuk mengembangkan obat baru. Sebagian besar ahli sepakat bahwa dibutuhkan setidaknya 12 hingga 18 bulan hingga kita melihat vaksin yang tersedia dalam jumlah yang diperlukan untuk pasien," sambungnya.

Sementara mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), ikut berkomentar dengan istilah "berdamai" yang digaungkan Presiden Jokowi.

Baca Juga: Bukan karena Takut Corona apalagi Manut WHO, Jerinx SID Social Distancing agar Selamat dari Sakit Panu dan Kurap

Menurut JK, berdamai hanya bisa dilakukan jika kedua belah pihak sama-sama menginginkan perbaikan.

"Berdamai itu kalau dua-duanya ingin berdamai. Kalau kita hanya ingin damai, tapi virusnya enggak, bagaimana?" ujar Kalla dalam diskusi Universitas Indonesia Webinar "Segitiga Virus Corona", Selasa (19/5/2020), dikutip dari Kompas.com.

JK juga menganggap istilah berdamai kontras dengan sifat virus corona itu sendiri.

Terlebih, corona tidak pernah memilih dan memilah korbannya.

Baca Juga: Jenazah Korban Corona Dibongkar, Peneliti China Terkejut Temukan Kerusakan di Mana Pengobatan dari WHO Tak Boleh Digunakan Rutin

"Jadi istilah damai agak kurang pas karena damai itu harus kedua belah pihak," kata mantan rekan Jokowi itu.

Kendati demikian, JK memiliki asumsi positif, dimana ajakan berdamai dianggap sebagai dorongan agar masyarakat disiplin dan patuh imbauan.

"Mungkin kebiasaan kita yang harus pakai masker terus, cuci tangan terus," ucap Kalla.

"Tidak berarti kita berdamai, risikonya mati," kata dia.

Baca Juga: Covid-19 Tak Bakal Hilang Sekalipun Vaksin Ditemukan, WHO: Kita Akan Terus Berhadapan dengan Virus Corona

Sementara Presiden Jokowi setelah pernyataannya pada 7 Mei 2020 llau, kembali membuat pernyataan serupa pada 15 Mei 2020.

Hal ini seiring dengan penegasan WHO yang mengingatkan bahwa vaksin tidak mampu menghilangkan penyakit Covid-19.

"Artinya kita harus hidup berdampingan dengan Covid-19. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid," kata Presiden seperti dikutip dari siaran pers resmi, Jumat (15/5/2020).

"Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," tuturnya. (*)

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber Kompas.com