Sosok.ID - Department of Defense Amerika Serikat (AS) Pentagon membuat pernyataan mengejutkan mengenai tensi tinggi dengan China.
Pernyataan ini dimulai kala AS melakukan berbagai latihan perang dan menganalisa lebih dalam jika Paman Sam bakal babak belur bila berperang melawan China di tahun 2030.
Pasalnya ditahun tersebut China sudah mengoperasikan berbagai macam mesin tempur canggih seperti kapal selam nuklir, kapal induk yang lebih banyak hingga kapal perusak.
Mengutip The Times, Rabu (20/5/2020) AS juga mewaspadai jika serangan China menggunakan menggunakan rudal balistik dari kapal perangnya bakal mengancam setiap pangkalan militer AS di Indo-Pasifik.
Padahal pangkalan AS disana menyimpan pembom strategis milik USAF macam B-2 Spirit, B1-B Lancer hingga pembom gaek B-52 Stratofortress.
Lebih lanjut laporan Pentagon menyebutkan jika China menginvasi Taiwan maka bakal sulit bagi US Army membendungnya.
“Setiap simulasi perang dan gambaran yang telah dilakukan melihat ancaman dari China di tahun 2030, dan ada berbagai latihan yang dilakukan, misalnya PLA Army menginvasi Taiwan, semuanya berakhir dengan kekalahan AS,” ujar Bonnie Glaser , Direktur China power project di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah lembaga thing tank yang berbasis di Washington DC.
Menurut CSIS, Taiwan adalah bom waktu bagi hubungan AS-China yang bila meletus bisa berakibat perang nuklir.
Bahkan Pentagon menetapkan China sebagai ancaman teratas menggusur Rusia yang selama ini sebagai penantang hegemoni AS di dunia.
China sendiri saat ini sudah menetapkan pada 2050 Xi Jinping mengharuskan negaranya sudah melalap Taiwan dalam program 'Satu China'.
Usai itu layaknya serangan kilat Jepang era Perang Pasifik, China bakal merebut lautan pasifik selatan dengan atau tanpa kekerasan bersenjata.
Namun apakah pernyataan Pentagon ini hanya jebakan tikus semata?
Sebagai contoh saat sebelum Jepang menyerang Pearl Harbour pada Desember 1941, AS selalu menyatakan negaranya tidak siap berperang, Jepang lebih modern dan militan hingga karena rakyat tidak mendukung.
Namun usai peristiwa itu presiden AS Roosevelt menyatakan di depan Kongres jika AS akan menang secara mutlak dan 4 tahun sesudahnya Jepang keok secara mengenaskan.
Mungkin taktik seperti ini juga bisa dilakukan AS kepada China. (Seto Aji/Sosok.ID)