Jatah Preman Hilang Karena Corona, Geng Yakuza Jepang Alih Profesi Jadi Penjual Masker

Jumat, 15 Mei 2020 | 17:00
Hai

Jatah Preman Hilang Karena Corona, Geng Yakuza Jepang Alih Profesi Jadi Penjual Masker

Sosok.ID-Gengster kelas kakap Jepang, Yakuza sedang bingung karena wabah corona.

Jatah Preman mereka hilang karena adanya wabah corona.

Sialnya para anggota Yakuza juga kehilangan kesempatan bekerja di sektor formal karena status mereka adalah gangster.

Menurut Daily Star pada Jumat (15/5/2020), kelompok kejahatan paling terkenal di Jepang ini, mengalami krisis ekonomi karena penghasilannya terjun bebas.

Baca Juga: Humas BPJS Kesehatan Mengenai Kenaikan Iuran : Ini Merupakan Salah Satu Wujud Gotong Royong

Sindikat Yakuza melakukan kejahatan terorganisir menghasilkan uang melalui "shinogi" istilah Jepang, yang diterjemahkan sebagai "keramaian."

Mereka melakukan tindakan ilegal, seperti pengedaran narkoba, pelacuran, pemerasan, dan premanisme.

Banyak anggora Yakuza telah berusia lanjut, mereka ditempatkan ke dalam kategori berisiko, bila tertular dengan Covid-19.

Hal itu menyebabkan banyak dari mereka yang terpaksa tinggal di dalam rumah, dan meringkuk ketakutan karena bisa tertular Covid-19.

Baca Juga: Apes! Gegara Emak-emak Positif Corona Pilih Berobat ke 'Wong Pintar' dan Ogah Isolasi di RS, Mbah Dukun dan Para Pasiennya Auto jadi ODP

Jake Adelstein, reporter investigasi yang berbasis di Tokyo, telah meliput Yakuza selama kurang lebih 25 tahun.

Mengatakan kepada Sky News, bahwa kini kelompok Yakuza hanya bisa bergantung pada anggotanya yang lebih muda untuk mencari uang.

Namun, dengan bisnisnya yang macet, membuat mereka harus memutar otak untuk menghasilkan uang dengan cara berbeda.

"Ini berarti mereka tidak bisa mengumpulkan uang jatah preman dari klub malam, bar, atau tempat dengan reputasi buruk yang membutuhkan perlindungan mereka," katanya.

"Salah satu hal yang kini terpaksa mereka lakukan adalah menjual masker, dengan harga tinggi sebagi bisnis kecil mereka," katanya.

"Tapi itu tidak terlalu menguntungkan untuk sekelas geng," jelasnya.

Baca Juga: Dilantik untuk Sama-sama Kerja demi Rakyat, Gegara Tak Dilibatkan dalam Proyek Rp 17 M, Bupati di Daerah Ini Diancam Bakal Dibunuh Wakilnya

Dia menambahkan, bahwa banyak sebagian anggota Yakuza ternyata juga takut dengan virus corona.

Ini menunjukkan betapa rapuhnya mereka sebagai manusia, terlepas bahwa mereka juga adalah seorang penjahat dan kriminal kelas atas.

Dengan keterlibatan Yakuza dalam tindak kekerasan, juga membuat mereka ditolak rumah sakit, sehingga mereka sulit mendapatkan perawatan.

Meski demikian, dari sekian banyak profesi di kelompok Yakuza ternyata ada satu profesi yang cukup di untungkan dalam kondisi ini.

Menurut Tomohiko Suzuki, seorang pakar Yakuza, mengatakan pada Sky News, kelompok yang paling diuntungkan adalah pengedar narkoba.

"Masyarakat telah tinggal dirumah, akibatnya harga ganja dan stimulan meningkat tajam dua kali lipat semenjak terjadinya wabah virus corona," katanya.

"Obat dipesan melalui telepon, kemudian diantarkan mengunakan mobil ke alamat pemesan," imbuhnya.

Lalubisnis lain seperti rumah prostitusi, juga masih berjalan, namun tidak ada pelanggan yang datang.

Sementara itu, selama masa pandemi ini kelompok seperti Yakuza dan mafia Italia dan Amerika, dilaporkan melakukan banyak kegiatan kemanusiaan, dalam upaya meningkatkan citra publiknya.

Yakuzapernah menawarkan diri untuk mengirim kelompoknya, untuk membersihkan kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Yokohama pada Februari.

Namun, pemerintah negara telah menolak tawaran tersebut. (Afif)

Artikel ini pernah tayang di Intisari dengan judul "Akibat Covid-19, Keuangan Sindikat Yakuza Alami Krisis Hebat Biasanya Bisnis Narkoba dan Kekerasan, Kini Terpaksa Lakukan Pekerjaan Ini"

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber intisari