Berkah Ramadhan, Berpuasa di Tengah Pandemi Ternyata Memperkuat Daya Tahan Tubuh Melawan Virus Corona, Begini Kata Ahli!

Senin, 27 April 2020 | 17:35
Freepik

(Ilustrasi) Berkah Ramadhan, Berpuasa di Tengah Pandemi Ternyata Memperkuat Daya Tahan Tubuh Melawan Virus Corona, Begini Kata Ahli!

Sosok.ID - Ramadhan tahun ini terasa berbeda ketimbang Ramadhan tahun-tahun sebelumnya.

Bahkan mungkin Lebaran di tahun ini pun juga akan sama berbedanya dengan tahun-tahun kemarin.

Sebab pandemi dari virus corona membuat pergerakan kita terbatas lantaran untuk memutus rantai penyebaran virus yang telah merebak di seluruh dunia.

Lantaran hal tersebut, pemerintah bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) membuat kebijakan dan mengeluarkan fatwa di tengah pandemi seperti ini.

Baca Juga: 30 File Adegan Syur yang Tampilkan Dirinya dengan Wanita Kecolongan, Cerobohnya Ariel NOAH Simpan Data Berbuntut Panjang, Video Panas 10 Tahun Silam Beredar dalam 3 Tahapan!

Hal itu dilakukan demi mencegah semakin berkembangnya virus corona di Indonesia.

Namun ternyata setiap Ramadhan selalu membawa berkah bagi semua orang.

Salah satu berkah Ramadhan di tengah pandemi seperti saat ini adalah manfaat luar biasa dari ibadah puasa itu sendiri.

Puasa di bulan Ramadhan memang adalah rutinitas yang harus dijalani umat Islam setiap tahunnya.

Salah seorang pakar gizi terkemuka mengatakan, bahwa berpuasa membuat kita bisa mencegah virus corona.

Baca Juga: Kisah Soekarno, Terungkap Bung Karno Adalah Sosok Penting Al-Azhar Tak Jadi Ditutup Hingga Jadi Salah Satu Universitas Islam Terbaik di Dunia

Kenapa bisa begitu?

dr. Arti Indira M. Gizim Sp. GK menjelaskan manfaat puasa justru bisa meningkatkan daya tahan tubuh.

Kok bisa? kan tidak makan selama kurang lebih 14 jam dalam sehari selama satu bulan.

Menurut dr Arti, dalam unggahan Live Instagram dr. Tompi, Jumat (24/4/2020) menerangkan mengenai manfaat berpuasa di tengah pandemi seperti saat ini.

Banyak penlitian mengungkapkan setelah seseorang menjalankan puasa selama 30 hari, terbukti meningkatkan sistem imun orang tersebut.

Baca Juga: Asal Jeplak, Trump Usul Paru-paru Manusia Disuntik Disinfektan untuk Lenyapkan Covid-19, Komunitas Medis Meradang, Sebut Bukan cuma Corona yang Mati: Itu Bunuh Diri!

"Dari banyak penelitian, setelah berpuasa selama 30 hari ternyata sistem imun kita malah lebih baik. Badan seperti ter-recharge ulang," ungkapnya dalam Live IG bersama dr. Teuku Adifitrian, SpBP-RE (dr. Tompi), Jumat (24/4/2020).

Tapi dr. Arti menambahkan, tak hanya berpuasa saja tetapi juga kita harus memperhatikan asupan makanan setiap sahur dan berbuka.

Sebab bila asupan makanan di saat sahur atau berbuka terlalu sedikit atau terlalu banyak akan membuat manfaat meningkatkan imun tubuh tidak tercapai.

"Sahur, buka harus yang benar, makan malam, snack malam, dan harus ada aktivitas fisik," tambahnya.

Baca Juga: Tak Sebejat Namanya, 'Nasi Anjing' yang Buat Warga Tanjung Priok Resah Ternyata Memiliki Makna yang Dalam, Begini Pengakuan sang Donatur

dr. Arti juga menyebutkan untuk bisa mendapatkan manfaat meningkatnya sistem imun setelah berpuasa, tubuh kita harus menerima gizi yang cukup.

Total asupan kalori harian seseorang berkisar 1.500-1.800 kalori.

Pada waktu sahur, usahakan kita mengonsumsi 40 persen dari total kebutuhan kalori tersebut.

Kemudian, konsumsi asupan lainnya sebanyak 10 persen pada waktu berbuka.

Setelah menjalankan ibadan sholat maghrib, kita bisa mengonsumsi makan malam dengan memenuhi 40 persen kebutuhan kalori.

Baca Juga: Dapat Utangan dari Denny Cagur Hingga Miliaran Pasca Bebas dari BNN Tanpa Jaminan, Raffi Ahmad Sempat Kalang Kabut Tak Ada Satu pun Teman Tajirnya yang Sudi Bantu: Cuma Dia doang yang Minjemin!

Sisa 10 persen kalori untuk camilan malam sebelum tidur.

Oleh karena itu konsumsi nutrisi yang lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak sehat, dan vitamin serta mineral yang didaptkan dari sayur dan buah harus dilaksanakan teratur.

Setidaknya dalam satu porsi makan, setengah piring dipenuhi dengan sayur dan buah, sementara setengah lainnya untuk karbohidrat dan protein seperti nasi dan tempe atau tahu.

Pilih karbohidrat kompleks karena mengandung tinggi serat sehingga kita bisa kenyang lebih lama.

"Misalnya nasi merah, oatmeal, roti gandum, kentang, ubi, singkong," kata Arti.

Baca Juga: Dibuai Penampilan Necis dan Omong Kosong CEO Bodong, Pengantin Wanita Ini Ditinggal Kabur Mempelai Pria di Hari Pernikahannya dengan Utang Capai Rp 1,6 M

Protein juga membantu membentuk sistem imun dan bisa membantu kita untuk kenyang lebih lama.

Tak hanya itu saja dalam hal berbuka puasa, kita harus menghindari makanan berlebihan.

Arti menganjurkan untuk memulai sesi berbuka dengan air putih.

Untuk memenuhi kebutuhan 10 persen kalori, kamu bisa mengonsumsi tiga hingga lima butir kurma.

Makan malam sebaiknya dikonsumsi setelah sholat Magrib dan sebelum sholat Tarawih untuk memberi jarak makan dengan waktu tidur.

Baca Juga: Mati-matian Bantah Pemain Pria di Adegan Mesum Bareng Cut Tari Bukan Dirinya dan Bahkan Permalukan sang Wanita, Ternyata Ariel NOAH Merasa Bersalah dan Minta Maaf di Persidangan

"Makanan masuk ke lambung kan perlu waktu sekitar 2-3 jam, jadi jaraknya (dengan makan malam) antara 2-3 jam sebelum tidur," ujar Arti.

Pastikan pula kita terhidrasi dengan minum air putih dalam jumlah yang cukup.

Setiap orang memiliki kebutuhan cairan yang berbeda, namun rata-rata disarankan mengonsumsi delapan gelas setiap hari.

Adapun satu gelas memiliki kapasitas sekitsr 250 ml.

Pastikan kamu memenuhi kebutuhan delapan gelas sehari ketika sahur dan berbuka.

Baca Juga: Malam Pertama Belum Kelakon, Pengantin Baru Ini Sudah Diusir Mertua Hingga Diciduk Polisi dari PelaminanUsai Kepergok Masih Bersuami Tapi Ngakunya Janda Ditinggal Mati

"Buat sahur sebenarnya 2-4 gelas juga cukup. Sisanya untuk mencapai delapan gelas sehari setelah berbuka puasa, setelah shalat Magrib, setelah Isya, dan mau tidur malam," ungkapnya. (*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Kompas.com, Instagram