Nekat! Negara Sekitar Laut China Sedang Konsentrasi Hadapi Pandemi Virus Corona, Beijing Justru Lakukan Langkah Rebut Laut China Selatan

Minggu, 19 April 2020 | 17:00
(Google Maps)

Salah satu pulau di Kepulauan Spartly di Laut China Selatan

Sosok.ID - China selangkah lebih maju untuk manfaatkan situasi yang sedang terjadi di beberapa negara yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.

Langkah-langkah yang diambil itu digunakan untuk lebih memperkuat legitimasinya sebagai pemilik Laut China Selatan.

Bahkan negeri Tirai Bambu menyiapkan berbagai skema untuk dapat mewujudkan keinginan tersebut di tengah situasi seperti ini.

Diketahui bahwa Beijing telah bergerak untuk memperketat cengkramannya atas Laut China Selatan.

Baca Juga: Bak Perumpamaan Cinta Dari Mata Turun ke Hati, Gadis 27 Tahun di Tegal Ini Rela Diperistri Dukun Berusia 83 Tahun Hingga Pernikahannya Viral, Sudah Kesengsem Sejak Pandangan Pertama

Salah satunya dengan memandirikan struktur administrasi baru di perairan yang sedang disengketakan.

Dua kabupaten baru akan berada di bawah wewenang pemerintah lokal di Sansha, sebuah kota di pulau selatan Hainan.

Distrik baru akan memerintah Paracels dan Macclesfield Bank - daerah yang diklaim oleh Vietnam dan Taiwan - serta Kepulauan Spratly dan perairan yang berdekatan, di mana ada banyak klaim yang tumpang tindih.

Selama enam tahun terakhir, Cina telah berupaya memperluas kontrolnya atas Laut Cina Selatan dengan membangun pulau-pulau buatan dan fasilitas yang dapat digunakan untuk keperluan militer.

Baca Juga: Bak Artis Peran, Wanita di Gresik Nekat Lepas Baju dan Bersandiwara Layaknya Jadi Korban Perkosaan, Ternyata Gegara Ketangkap Basah, Ini Kronologinya!

Yang dilihat dari pengumuman Departemen Urusan Sipil yang dilansir dari SCMP, (19/4/2020).

"Dewan Negara baru-baru ini menyetujui pembentukan distrik Xisha dan Nansha di bawah kota Sansha."

Menurut pemberitahuan itu, pemerintahan Xisha akan berbasis di Pulau Woody, juga dikenal sebagai Pulau Yongxing.

Sementara itu, pemerintahan Nansha akan ditempatkan di Fiery Cross Reef, yang disebut sebagai Yongshu Reef dalam bahasa Cina.

Baca Juga: Dihantui Rasa Bersalah Pasca Nikahi Ahmad Dhani, Mulan Jameela Ngaku Kerap Usaha Bertemu Maia Estianty, Sempat Terisak Saat Mohon Ampun Pada Mantan Istri sang Suami: Kesalahan Sebesar Apapun, Aku Minta Maaf

Pengumuman itu datang pada saat ketegangan meningkat dengan AS dan Vietnam di atas Laut Cina Selatan.

Beijing mengklaim hampir semua wilayah tersebut tetapi memiliki klaim yang bertentangan dengan Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei. Konflik tetap belum terpecahkan selama beberapa dekade dan sekarang telah menjadi titik api lain dengan AS.

Kepulauan Paracel diklaim oleh Vietnam tetapi diduduki oleh Tiongkok setelah invasi 1974 yang menggusur pasukan Vietnam Selatan, menewaskan puluhan.

Bulan ini Vietnam mengajukan protes resmi terhadap pemerintah Cina setelah sebuah kapal nelayan tenggelam setelah tabrakan dengan kapal penjaga pantai Cina di dekat pulau-pulau itu.

Baca Juga: Belum Ada Sehari Dikubur oleh Keluarga, Jenazah Wanita Hamil Ini Kembali Diangkat dari Makam, sang Suami Ngaku Dengar Suara-suara Aneh dari Peti Mati Istrinya

China mengatakan kapal Vietnam itu memancing secara ilegal dan tenggelam setelah menabrak kapal Tiongkok.

Tenggelamnya memicu reaksi marah dari Washington, yang menuduh Cina mengeksploitasi pandemi Covid-19 untuk bertindak ketika negara-negara lain disibukkan oleh krisis.

Baca Juga: Gegara Pandemi Virus Corona, Sejumlah Artis Ini Kondangan Virtual di Pernikahan Vebby Palwinta, Begini Gaya Pernikahannya!

Hal itu membuat Amerika Serikat geram dan langsung melakukan patroli penjagaan di daerah yang disengketakan tersebut.

Angkatan Laut AS melakukan rekor jumlah patroli di dekat fitur yang disengketakan yang diklaim oleh Beijing di Laut Cina Selatan tahun lalu, menurut angka dari Armada Pasifik AS. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : South China Morning Post

Baca Lainnya