Bikin Puyeng Kepala, Pemerintah Prediksi 700 Ribu Warga Indonesia Berisiko Kena Virus Corona

Sabtu, 21 Maret 2020 | 19:00
Tribunnews

Bikin Puyeng Kepala, Pemerintah Prediksi 700 Ribu Warga Indonesia Berisiko Kena Virus Corona

Sosok.ID - Achmad Yurianto selaku Juru Bicara pemerintah untuk mengatasi virus corona membuat pernyataan mengejutkan.

Yuri mengatakan jika jumlah warga Indonesia yang berisiko terjangkit virus corona mencapai 600-700 ribu orang.

Pernyataan ini disampaikan Achmad saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020).

"(Menurut) data, kemungkinan yang kita miliki, yakni population of risk, adanya kelompok orang yang berisiko (terjangkit virus corona) adalah pada kisaran 600.000 hingga 700.000 (orang)," ujar Yuri seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Kena Azab? Liburan ke Italia dengan Selingkuhannya, Pulang-pulang Pria Ini Dinyatakan Positif Corona

Kisaran itu didapat dari simulasi penelusuran siapa-siapa saja selama 14 hari kontak dengan pasien positif corona.

Semua orang yang kontak tersebut akan dicatat dan diperiksa kesehatannya.

"Apabila dia (pasien positif corona) berada di rumah, maka seluruh rumah akan diperiksa. Apabila dia melakukan aktivitas di kantor, maka seluruh orang di kantor, di dalam ruang kerja itu akan dilakukan pemeriksaan," papar Yuri.

Berangkat dari situ maka pemerintah bakal melakukan tes virus corona secara massal.

Baca Juga: Usaha Demi Pernikahannya Dibatalkan, Seorang Pria Nekat Berguling di Lumpur dan Ikat Dirinya Bak Adegan Perampokan, Begini Akhirnya!

"Pemerintah akan melaksanakan pemeriksaan secara masal. Dikonotasikan bahwa pemeriksaan secara massal itu adalah pemeriksaan yang mempunyai peluang kontak dengan kasus positif," lanjut Yuri.

Maka pemerintah sudah menyiapkan sekitar 1 juta alat tes demi kedepannya berlangsung lancar.

Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com

Juru bicara (jubir) pemerintah untuk penanganan virus corona (Covid-19) Achmad Yurianto.

Meski demikian, Yuri menekankan bahwa orang yang dites virus corona hanyalah yang tercatat pernah kontak dekat dengan pasien positif penyakit Covid-19.

Bagi mereka yang tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien positif corona tidak usah tes.

Baca Juga: Ditengah Kabar Su-35 Batal Dibeli, TNI Kunjungi Markas Terkuat AL Rusia di Vladivostok Tempat Bersarangnya Kapal Perang Destroyer Negeri Beruang Merah

Namun jika memiliki gejala Covid-19 barulah akan di tes.

"Jadi tidak semua orang harus diperiksa ya. Manakala risiko kita yakini rendah, maka tidak dilakukan pemeriksaan," ujar Yuri.Tes ini nantinya sebagai screening awal dimana pemerintah bisa mengetahui potensi-potensi adanya corona.

"Tujuannya adalah untuk menemukan kasus-kasus yang berpotensi menjadi positif. Oleh karena itu, hasil screening apabila positif, maka akan kita tindaklanjuti dengan pemeriksaan PCR untuk memastikan positif yang sesungguhnya," tambah Yuri. (*)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya