Nekat Masak dan Konsumsi Ikan yang Miliki Kandungan Racun 1.200 Kali Lebih Mematikan dari Sianida, Satu Keluarga di Banyuwangi Tewas

Rabu, 11 Maret 2020 | 16:35
Pixabay

Ilustrasi - Satu keluarga di Banyuwangi usai konsumsi ikan buntal yang dikenal memiliki racun 1.200 kali lebih mematikan dari racun sianida.

Sosok.id - Satu keluarga asal Banyuwangi, Jawa Timur dikabarkan tewas akibat keracunan ikan buntal.

Satu keluarga yang terdiri dari ibu berserta anak dan menantunya itu meninggalkan seorang balita.

Mereka adalah Muhlis Hartono 965), Dewi Ambarwati (50), dan Siti Habsah (80).

Siti adalah ibu dari Dewi yang merupakan istri Muhlis.

Baca Juga: Digigit Ular Berbisa, Bripda Armanjas Paksakan Diri Tetap Lanjutkan Evakuasi Warga Korban Banjir, Hingga Racun Reptil Tersebut Membuatnya Tersungkur dan Pingsan Tiba-tiba

Melansir dari Tribun Jateng, mereka dikabarkan mengonsumsi ikan buntal hasil pancingan Muhlis pada Senin (9/3/2020) malam.

Ikan buntal itu kemudian dimasak menggunakan bumbu santan.

Selama dua hari berturut-turut mereka mengonsumsi hidangan tersebut.

Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifudin mengatakan ketiga korban sempat merasakan pusing dan mual serta muntah setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Baca Juga: Hobi Ngeluyur Sama Cowok Sampai Diseret ke Paranormal, Gadis Ini Susul Aksi Nekat sang Ibu yang Tenggak Racun Serangga, Selamat Pasca Dipaksa Tetangga Minum Susu

"Hari selanjutnya, Selasa, mereka masih makan ikan itu," ujar Arman seperti dikutip Sosok.ID dari Tribun Jateng.

"Lalu mereka mengeluh mulas dan muntah-muntah," tambahnya.

Ketiganya kemudian sempat dilarikan ke puskesmas terdekat.

Namun sayangnya nyawa mereka tak tertolong.

Baca Juga: Usai Autopsi Jenazah Lina, Petugas Libatkan Mabes Polri Dalam Penyelidikan Kasus Kematian Mantan Istri Sule, Ada Racun?

Arman mengklaim pihaknya telah melakukan uji laboratorium terhadap makanan yang dikonsumsi oleh korban.

"Mereka meninggal lantaran keracunan," terangnya.

Menurut keterangan Arman, ketiga korban tinggal serumah bersama satu balita yang kini dirawat oleh kerabatnya.

"Dalam rumah itu ada 4 orang yang 1 masih balita, kini dirawat kerabat sana," katanya.

Baca Juga: Gondok Terus-terusan Ditagih Lunasi Utang, Pria di NTB Ini Bakar Tubuh sang Istri Hingga Nekat Bunuh Diri Tenggak Racun Serangga

Masih dikonsumsi walau beracun mematikan

Walaupun beracun, sejatinya ikan buntal masih dapat dikonsumsi bila dimasak dengan benar.

Salah satu negara yang gemar menyantap ikan buntal adalah Jepang.

Bahkan, ikan yang disebut juga dengan nama Fugu Fish ini menjadi salah satu hidangan spesial di Negeri Sakura.

Baca Juga: Mengaku Keracunan, Saat Diperiksa Dokter Tubuh Bocah 4 Tahun Ini Justru Penuh Luka Lebam dan Sering Ngigau Teriak 'Ampun Budhe', Fakta Mengejutkan Terungkap!

Selain dagingnya, telur ikan buntal juga dikonsumsi oleh warga Jepang.

Namun, untuk bisa menyajikan ikan buntal, seorang koki harus belajar selama 2 tahun terlebih dahulu.

Mengingat ikan buntal adalah salah satu hewan yang beracun.

Setiap jenis ikan buntal mengandung racun neurotoxin tetrodotoxin.

Baca Juga: Cemburu Suami Lebih Sering Tidur dengan Istri Tua, Istri Muda Beri Minum Bayinya dengan Susu Campur Racun Babi Hingga Tewas Kemudian Bunuh Diri

Melansir dari National Geographic, racun tetrodotoxin sangatlah mematikan, bahkan ia lebih kuat 1.200 kali dari racun sianida.

Racun yang terdapat dalam tubuh seekor ikan buntal diperkirakan mampu membunuh 30 orang dewasa.

Gejala awal yang ditimbulkan bila seseorang keracunan adalah bibir dan jari-jari akan mati rasa.

Kemudian berlanjut pada kesemutan yang berujung pada kehilangan kontrol.

Baca Juga: Suami Racun Istrinya yang Dihamili Oleh Pria Lain, Padahal Ia Sendiri yang Mengizinkan Pasangannya Itu Ditiduri Pria Hidung Belang

Bila gejala ini muncul, sebaiknya segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.

Racun ikan buntal dapat melemahkan otot, menyebabkan muntah dan diare, serta melumpuhkan pernapasan meskipun korbannya masih sadar.

Dalam beberapa kasus, korban yang keracunan ikan buntal menjadi lumpuh dan tak sadarkan diri.

(*)

Tag

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber national geographic, Tribun Jateng