Sosok.ID - Kasus pembunuhan bocah 5 tahun secara sadid oleh seorang siswi SMP di Jakarta Utara terus bergulir.
Kali ini pihak kepolisian berencana akan memeriksa kejiwaan siswi SMP yang tega membunuh bocah 5 tahun di Jakarta Utara.
Sontak saja rencana polisi untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap siswi SMP yang bunuh bocah 5 tahun ini menarik perhatian para psikolog anak.
Termasuk salah satunya adalah psikolog anak ternama di Tanah Air, Tika Bisono.
Dilansir Sosok.ID dari Tribunnews dan Kompas.com, Minggu (8/3/2020) seorang siswi SMP berinisial NF (15) di Jakarta Utara baru saja mengaku telah melakukan praktik pembunuhan.
NF mengaku telah membunuh anak tetangganya, APA yang baru saja berusia 5 tahun dengan cara yang sadis pada Kamis (5/3/2020).
Aksi pembunuhan ini dilakukan NF dengan kesadaran penuh dan tanpa penyesalan.
Dikutip Sosok.ID dari Kompas, NF mengaku melakukan tindak keji tersebut lantaran terinspirasi dari film horor yang ditontonnya.
Pengakuan NF ini pun telah dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus.
Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan NF mengaku kerap menonton film horor Amerika, salah satunya adalah film horor tahun 1980-an, Chucky.
"Tersangka ini sering menonton film horor, salah satunya Chucky. Dia senang menonton film horor itu memang hobinya itu," ungkap Kombes Pol Yusri Yunus.
NF juga diketahui kerap menumpahkan curahan hatinya dalam sebuah buku harian yang kini telah menjadi barang bukti pihak kepolisian.
Saat melancarkan aksinya, NF dalam keadaan sepenuhnya sadar dan ingat dengan jelas apa yang ia lakukan kepada korban.
NF bahkan sempat mengaku puas dan lega telah membunuh korban.
Perilaku NF yang dianggap tidak wajar ini membuat pihak kepolisian memutuskan untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap pelaku.
Rencana pihak kepolisian yang akan memeriksa kejiwaan pelaku ini rupanya menarik perhatian para psikolog anak.
Salah satunya adalah psikolog anak ternama di Tanah Air, Tika Bisono.
Dilansir Sosok.ID dari tayangan Prime Times News di kanal YouTube MetroNews edisi Sabtu (7/3/2020) psikolog anak, Tika Bisono ikut angkat bicara terkait kasus pembunuhan yang dilakukan siswi SMP ini.
Awalnya, Tika Bisono menganggpa bahwa sikap pelaku yang kerap mencurahkan isi hatinya dalam buku harian adalah hal yang wajar.
Menurut Tika Bisono, kebiasaan itu kerap terjadi pada remaja yang jarang berkomunikasi dengan orang lain.
"Kalau banyak catatan harian, biasanya mekanisme orang yang sulit ngobrol.
Tapi kan remaja seluruh dunia biasanya kan memang terhambat mengobrol terbuka dengan orangtua karena mereka baru jadi gede.
Jadi lebih senang ke teman-teman atau ke buku harian. Dan itu sangat normallah kalau soal buku harian," jelas Tika Bisono.
Lebih lanjut, Tika Bisono mengatakan perilaku menyimpang pelaku kemungkinan dipicu oleh kondisi di sekitarnya, dalam hal ini adalah keluarga.
"Penyebabnya bisa banyak ya, karena kita enggak bisa lihat hanya di ujung akibat. Kita harus melihat juga penyebab," ungkap Tika.
Tika Bisono merasa bagaimana pelaku diperlakukan di rumah oleh kerluarganya perlu diselidiki lebih lanjut.
"Nah ini di rumah, si remaja ini sering diperlakukan seperti apa sih oleh keluarga?" tanya Tika.
Sebab ada kemungkinan pelaku melakukan hal keji ini lantaran merasa tidak dihargai atau tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya.
Perlakuan yang kurang baik dari keluarga bisa jadi membuat pelaku terbiasa dan mengolah pola pikirnya hingga emotional numb (kehilangan empati).
"Nah itu secara emosional bisa numb, bisa kayak datar dan hilang, jadi yang dia lakukan sudah enggak bermasalah lagi bermakna atau enggak," ujar Tika.
Melihat pihak keluarga kemungkinan berperan besar, Tika menyarankan pihak kepolisian untuk melibatkan psikolog, bukan psikiater.
Bagi Tika, psikolog lebih cocok untuk menyelidiki kondisi NF di rumahnya secara menyeluruh.
"Di rumah asal muasalnya, makanya Pak Polisi tolong jangan psikiater tapi psikolog dilibatkan," ujar Tika.
"Karena harus lebih banyak lihat di lapangan dan observasinya harus lebih menyeluruh," tandasnya.
(*)