Sosok.id - Tak melulu memberikan dampak negatif, media sosial juga memberikan dampak positif dalam beberapa aspek kehidupan.
Salah satunya untuk meminta pertolongan.
Sebuah kisah viral di media sosial datang dari enam bocah di Balikpapan, Kalimantan Timur yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya dan menjadi yatim piatu dalam semalam.
Melansir dari Kompas.com dan Tribun Kaltim, kini mereka tinggal bersama kakek dan neneknya.
Usai viral, masyarakat dan dan organisasi perangkat daerah termasuk pihak kepolisian berbondong-bondong memadati rumah Mustafa (53), kakek mereka.
Warga dari berbagai lapisan masyarakat datang untuk memberikan dukungan baik dari segi materi maupun moral.
Melansir dari Tribun Kaltim, nenek para bocah, Wa Ode Rusdiana (52) menceritakan penyebab kematian anaknya.
Ia mengatakan, putrinya yang juga ibu dari para bocah itu, Siti Haryanti (27) memiliki riwayat darah tinggi.
Setelah ia melahirkan anak keenamnya.
Penyakit itu lah yang kemudian menjadi penyebab Siti meninggal dunia pada Minggu (23/2/2020) sekitar pukul 10.00 WITA.
Siti ditemukan sudah terbaring tak bernyawa oleh sang suami, Yaya Handani (33).
"Sebelumnya anak saya itu kan tensinya naik waktu periksa di puskesmas mulai dari situ sudah tidak normal.
Anak saya itu meninggalnya hari Minggu kemarin," katanya sambil mengusap air matanya, seperti dikutip Sosok.ID dari Tribun Kaltim.
Masih sedih dengan kepergian putri dan menantunya, ia terus melanjutkan ceritanya dengan air mata yang terus mengalir.
Kemudian ia menceritakan bahwa menantunya juga mengalami darah tinggi beberapa jam setelah putrinya meninggal dunia.
Ia pun langsung dilarikan ke rumah sakit, tapi sayang nyawanya tak tertolong, saat jenazah istrinya masih dimandikan.
"Tidak lama kemudian setelah anak saya meninggal itu, suaminya juga langsung naik tensi dan dilarikan ke rumah sakit.
Tidak lama langsung muncul kabar kalau dia sudah meninggal juga sementara anak saya ini masih dimandikan di rumah," ungkapnya diiringi tangis yang pecah
Kepergian orang tua enam bocah itu mengundang banyak simpati dari warga.
Sebab, diketahui usia enam bocah itu masih sangat belia.
Mereka adalah Ali Mardani siswa kelas tiga SD, Alika Mardani siswa kelas satu SD, Alifa Alfira Mardani (6), Aldo Lilah Mardani (4), Dira Naura Mardani (2) dan Safayanti Bulan Mardani yang baru berusia satu bulan enam hari.
"Kita datang memberikan dukungan, juga memberikan sedikit santunan.
Karena siapa sih yang tidak terharu melihat kondisi seperti ini," ungkap Arda, salah satu warga.
Tak hanya warga, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi pun turut memberikan respon di media sosialnya.
Melalui akun Facebook resminya, Rizal emmbagikan informasi terkait nasib enam bocah itu.
Ia juga mengunjungi kediaman enam bocah itu pada Selasa (26/2/2020).
Melansir dari Kompas.com, Rizal menngatakan semenjak kepergian orang tua bocah itu, pekerja sosial masyarakat Sepingan Raya telah menawarkan diri untuk merawat mereka.
Baik di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), panti, atau adopsi melalui Dinas Sosial Kota Balikpapan.
"Tetapi nenek dan keluarga tidak bersedia," tulis Rizal, seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.
Saat berkunjung ke kediaman mereka bersama sejumlah perangkat daerah, diketahui bahwa empat dari enam bocah itu belum memiliki akta kelahiran.
Mereka juga belum terdaftar dalam kartu keluarga milik orang tuanya dan juga belum terdaftar dalam BPJS.
Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Balikpapan Purnomo mengatakan, hampir semuanya sudah ditangai oleh pemerintah kota.
"Itu langkah-langkah kita seperti yang disampaikan Pak Wali di media sosial," kata Purnomo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (26/2/2020).
Adapun, keenam bocah itu tidak bisa masuk ke panti asuhan.
"Neneknya enggak bolehin," ungkap Purnomo.
Selain itu, Purnomo mengimbau kepada masyarakat yang ingin memberikan batuan pada enam bocah itu sebaiknya mengurus perizinan terlebih dahulu sebelum mengumpulkan donasi.
(*)