Sosok.ID - Bukannya ikut andil bagian mencegah virus corona agar tak menyebar luas dan menelan banyak korban, kelakuan wanita ini justru kebalikannya.
Seorang yang diketahui nekat ingin tularkan virus corona pada banyak orang.
Kelakuan yang bisa saja menjadi pemicu kematian banyak orang ini terekam kamera CCTV sebuah lift.
Ditengah merebaknya wabah mematikan yang berasal dari Wuhan, China ternyata masih saja ada orang yang berkelakuan kotor.
Seorang wanita nekat meludahi dan meratakan air ludahnya ke sekujur permukaan tombol-tombol di sebuah lift.
Hal itu ia lakukan untuk menularkan penyakit yang berasal dari Covid-19 yang telah menjangkit dirnya.
Diduga wanita yang memakai baju merah itu tengah frustasi saat dirinya didiagnosa terinfeksi virus yang telah tewaskan 2.400-an orang ini.
Bukannya fokus dalam hal penyembuhan virus yang ia derita, tapi wanita ini justru dengan sengaja ingin menularkan penyakit tersebut.
Melansir dari sebuah rekaman di Youtube dengan judul WFT Report, Shocking Wuhan Virus Video.
Bahkan setelah wanita itu keluar dari lift, beberapa orang nampak tak sadar telah tertular virus melalui tombol lift tersebut.
Tak sampai disitu, wanita yang memakai jaket warna merah bermotif polkadot ini mencemari ruangan lift dengan dahak dari tenggorokannya.
CCTV yang berada di ruang lift dengan jelas merekam kejadian yang bisa saja jadi pemicu kematian ribuan orang selanjutnya.

:quality(100)/photo/2020/02/24/3963437478.jpg)
Viral cuplikan video virus corona sengaja ditularkan lewat tombol-tombol lift
Belum diketahui tempat kejadian lift yang ditulari virus corona tersebut.
Namun dalam unggahan video tersebut diposting pertama kali pada tanggal (11/2/2020).
Sedang apabila dilihat dari rekaman yang ada, dan beberapa gambar serta tulisan yang menempel di dinding lift, terdapat huruf mandarin disetiap poster yang menempel.
Dugaan kuat kejadian tersebut berada di salah satu tempat di wilayah China.
Dalam akhir video, menunjukkan dirinya digelandang pihak kepolisian setelah apa yang dilakukan dalam lift tersebut dapat membahayakan orang banyak.
Meski demikian, Sosok.ID masih mencari kebenaran video viral ini dari pihak yang berwenang.
Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan.
Kekhawatiran pun belum surut. Peningkatan ini terjadi justru saat wabah di negara asalnya, China, relatif tengah mengalami penurunan.
Eropa telah mewaspadai penyebaran virus corona di benua biru dengan berbagai cara.
Dikutip dari BBC, terdapat 152 kasus infeksi yang telah terkonfirmasi dan 3 kematian akibat virus corona. Isolasi ketat dilakukan di sejumlah titik yang dinilai menjadi lokasi penyebaran virus.
Sementara itu, mengingat tingginya jumlah kasus infeksi virus corona di Iran, sejumlah negara yang berbatasan langsung menutup akses perbatasannya dengan Iran.
Misalnya, Turki dan Pakistan. Dikutip dari The Guardian, Menteri Kesehatran Turki, Fahrettin Koca mengatakan, penerbangan menuju Ankara dari Iran terpaksa ditunda untuk menghindari meluasnya infeksi.
Namun, penerbangan dari Turki menuju Iran masih dioperasikan.
Seorang warga mengenakan masker dan kantong plastik di luar supermarket Wuhan, Hubei , China, untuk menghindari virus corona pada (10/2/2020).
Tak hanya itu, akses jalan raya juga kereta api juga turut ditutup untuk wilayah perbatasan Turki-Iran.
Upaya ini dilakukan menyusul temuan 43 kasus infeksi Covid-19 dan 8 kematian akibat virus yang berasal dari Wuhan, China ini, di Iran, khususnya di Kota Qom.
Di Korea Selatan, Pemerintah kini telah menyatakan status 'Siaga Tertinggi', karena kasus infeksi virus ini terus melonjak, bahkan dalam waktu yang sangat singkat.
"Pemerintah akan menaikkan tingkat siaga ke level tertinggi sesuai dengan rekomendasi para ahli yang secara otomatis memperkuat sistem respons kita," kata Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Setidaknya, saat ini sudah terdapat 602 kasus infeksi virus corona dan 6 pasien di antaranya dinyatakan meninggal dunia akibat infeksi yang terjadi.
Angka ini merupakan yang tertinggi di luar China. (*)