Sosok.ID - Seorang pria berusia 29 tahun yang tak diketahui namanya, telah mengamputasi kakinya sendiri setelah mabuk 'obat zombie'.
Kejadian ini terjadi di Prokopyevsk, sebuah kota di Rusia Barat.
Seperti dilansir Sosok.ID, dikutip dari Daily Wire, Sabtu (22/2/2020), dilaporkan pada Jumat (21/2), bahwa seorang pria yang mengonsumsi 'obat zombie' tanpa sadar memotong kakinya sendiri, meninggalkan tunggul yang berdarah-darah.
Sebuah gambar yang mengejutkan beredar, menunjukkan seorang pria tengah melilit tunggulnya yang berdarah-darah.
“Gambar yang dibagikan di media menunjukkan pria itu ketika dia berbaring di brankar rumah sakit setelah dokter tampaknya berjuang untuk membendung darah dan menyelamatkan hidupnya," dilaporkan Star via Daily Wire.
Dokter berhasil menghentikan pendarahan atas luka di kaki pria tersebut, namun sayangnya, kakinya yang sudah patah tak dapat diselamatkan.
Menurut laporan, pria itu nekat mengamputasi kakinya usai mengkonsumsi obat yang disebut Spice dengan koktail penghilang rasa sakit.
Mulanya pria itu dilarikan ke perawaran intensif, dimana para petugas medis berusaha menyelamatkan nyawanya.
Sementara gambar yang beredar di sosial media yakni ketika ia telah dipindahkan ke bangsal umum.
Spice sendiri merupakan obat sintetis populer yang dapat membuat pennggunanya dalam keadaan seperti 'zombie'.
Ironisnya, penggunaan obat ini telah mencapai ketenaran di Inggris dan tempat lain dalam beberapa tahun terakhir.
Spice disebut terbuat dari tumbuh-tumbuhan tau bahan tanaman parut, dengan bahan kimia buatan manusia juga ikut ditambahkan didalamnya.
Dengan luka terbuka dan darah yang mengalir deras, pria itu entah bagaimana bisa sampai di rumah sakit.
National Institutes of Health (NIH) menggambarkan Spice sebagai campuran rempah-rempah (bahan tanaman abon) dan bahan kimia buatan laboratorium dengan efek yang dapat mengubah pikiran.
Spice sering disebut sebagai 'ganja sintetis' atau 'gulma palsu' karena beberapa bahan kimia di dalamnya mirip dengan kandungan yang terdapat pada ganja.
Efek penggunaan obat ini juga dapat berbeda-beda, tergantung kekuatan fisik penggunanya.
Beberapa gejala yang dihasilkan Spice juga sama seperti ganja, yakni mampu meningkatkan suasana hati, merubah persepsi dan memberikan efek seolah-olah terlepas dari kenyataan.
Sementara dampak buruk dari penggunaan obat ini adalah detak jantung meningkat, muntah, kecemasan atau kegelisahan yang ekstrem, dan halusinasi (melihat dan mendengar hal-hal yang tidak ada).
Spice juga membawa efek buruk berupa merasa bingung, perilaku kekerasan, dan pikiran untuk bunuh diri.
Menurut NIH, sudah terdapat undang-undang yang mengatur bahan kimia dalam Spice, namun banyak oknum yang mengabaikannya dan memilih membuat Spice dengan bahan campuran kimia versi mereka.
“Karena bahan kimia yang digunakan dalam Spice memiliki potensi tinggi untuk disalahgunakan dan tidak ada manfaat medis, Administrasi Penegakan Narkoba telah membuat banyak bahan kimia aktif yang ditemukan dalam Spice ilegal." ungkap NIH, dikutip dari Daily Wire.
"Namun, orang-orang yang membuat produk ini mencoba untuk menghindari undang-undang dengan menggunakan bahan kimia yang berbeda dalam campuran mereka, "lanjutnya.
NIH mengatakan, bahwa banyak bahan yang telah diperingatkan bukan untuk digunakan manusia, tetapi penjual nakal akan membuatnya seolah-olah tidak masalah untuk digunakan.
"Spice paling sering diberi label 'bukan untuk konsumsi manusia' dan disamarkan sebagai dupa. Penjual obat coba membuat orang percaya itu 'alami' dan karenanya tidak berbahaya, tetapi tidak begitu," kata NIH
Penyalahgunaan bahan-bahan ini, ungak NIH, mampu mengakibatkan kematian.
"Bahkan, efek sebenarnya dariSpice bisa saja tidak dapat diprediksi dan dalam beberapa kasus parah dapat menyebabkan kematian." jelasnya.
NIH juga mengatakan meskipun Spice dikatakan memiliki kandungan THC serupa dalam ganja dan sama-sama memiliki efek dapat mengubah pikiran seseorang, namun Spice dapat melekat lebih kuat timbang ganja.
"Yang diketahui adalah bahwa bahan kimia yang ditemukan dalam Spice melekat pada reseptor sel saraf yang sama dengan THC, bahan utama yang mengubah pikiran dalam ganja.
"Namun, beberapa bahan kimia dalam Spice, melekat pada reseptor itu lebih kuat daripada THC, yang dapat menyebabkan efek yang jauh lebih kuat, ”lapor NIH.
Efek kesehatan yang dihasilkan setelah mengonsumsi obat itu bisa tidak dapat diprediksi dan berbahaya.
Menurut NIH, ada banyak bahan kimia yang tetap tidak teridentifikasi dalam produk yang dijual sebagai Spice dan tidak jelas bagaimana produk tersebut dapat mempengaruhi pengguna.
Spice memang dilaporkan dapat meninggalkan pengguna dalam keadaan "mirip zombie", tetapi sejauh ini tidak ada orang lain yang melakukan sesuatu dengan ekstream seperti memotong kaki mereka sendiri.
Diduga pria itu mungkin sedang melakukan sesuatu yang lain dari sekedar mengonsumsi Spice. (*)