Sosok.id - Tak seperti hewan yang buang hajat sembarangan, manusia memiliki toilet untuk membuang kotoran.
Namun, pria yang satu ini berbeda.
Melansir dari Mirror, seorang fotografer jamur dan pecinta lingkungan telah hidup menyatu dengan alam dengan buang air besar di luar ruangan selama 45 tahun terakhir.
Masana Izawa memutuskan untuk tak lagi menggunakan toilet umum yang ada di sekitar rumahnya di Ibaraki Prefecture, utara Tokyo.
Pria berusia 69 tahun itu telah melakukan kegiatannya sejak 1974 sebagai upaya untuk menghentikan pabrik pengolahan limbah yang sedang dibangun.
Izawa menyadari bahwa orang-orang tidak akan mengakui limbah yang telah mereka hasilkan ketika melihat kotoran mengalir di sungai di sekitar rumahnya.
Sejak saat itu, ia kemudian selalu buang hajat di luar rumah.
Ia mengingat betul saat pertama kali membuang hajat di luar dan menjatuhkan celananya.
"Walaupun rasanya sangat berbeda dari buang hajat di toilet, rasanya sangat tidak nyaman secara fisik dan mental," katanya pada Mirror.
Kendati demikian, Izawa mendapat pengalaman luar biasa karena merasa bertanggung jawab penuh atas ekskresi yang ia hasilkan untuk perma kalinya.
Didukung dengan pekerjaannya sebagai fotografer jamur dan lumut, Izawa bisa melakukan aksinya ini hampir setiap waktu.
Bahkan, dalam kurun waktu 19 tahun terakhir, Izawa mengaku hanya mengunakan toilet sebanyak 14 kali dari 15.000 kali buang hajat.
Langkah yang diambil oleh Izawa ini didasari oleh filosofi yang dipertimbangkan dengan baik berdasarkan pada sirkularitas alam.
Ia berpendapat bahwa manusia telah mencapai titik di mana alam telah disingkirkan.
Manusia telah mengambil sumber daya dari bumi dan mengembalikannya dalam bentuk yang tak bisa diproses secara alami.
"Makan artinya mengambil kehidupan, tetapi itu juga hak kita," jelasnya.
"Kotoran adalah tanggung jawab yang harus kita perhatikan. Buang air di luar adalah cara untuk mengembalikan kehidupan."
Izawa telah mengamati seberapa cepat tindakannya itu dapat menghidupkan kembali bagian-bagian dari alam.
Beberapa hari setelah ia mengubur kotorannya dengan tanah, tempat tersebut dipenuhi dengan kehidupan.
"Jika (Anda) seekor semut, ini adalah sebuah rumah permen di cerita dongeng," jelasnya.
Dengan membuang kotoran di tanah, bisa juga menjadi pupuk alami bagi pohon-pohon di sekitar.
Selama 13 tahun terakhir, Izawa telah menyebarkan filosofinya melalui seminar rutin yang diadakan di seluruh Jepang.
Walaupun ia tak mengetahui seberapa banyak orang yang telah mengikuti langkahnya, namun filosofinya diterima dengan baik.
"Ada yang mengkritik tindakan yang saya lakukan tidak bersih, berbahaya, ilegal dll," jelasnya.
"Tapi saya tidak pernah dilarang untuk melakukannya."
Selama hampir setengah abad menjalankan kebiasaannya ini, Izawa hanya pernah sekali tertangkap basah oleh seorang pria tunawisma di Tokyo.
Bila pihak berwajib mengetahui, mungkin ia akan didenda 10.000 yen (Rp 1,2 juta).
Bagi mereka yang berminat mengikuti jejak Izawa, ia memeberikan beberapa tips.
Baca Juga: Seorang Ibu Paksa 2 Anaknya Makan Kotoran Anjing Hingga Tumbuh Cacing Kremi di Perut Korban
Pertama, pilih lokasi yang aman agar tak mencemari sumber air.
Pastikan untuk menggali lubang terlebih dahulu sebelum buang hajat.
Setelah selesai, jangan membasuh menggunakan kertas yang sulit diurai, sebaiknya pakai daun atau air.
(*)