Temukan Ratusan Fosil Biji Kurma Berusia 2.000 Tahun, Ilmuwan Ini Berhasil Tumbuhkan Kembali Tanaman Khas Timur Tengah yang Berasal Dari Zaman Nabi Isa: Saya Habiskan Waktu Berjam-jam

Sabtu, 08 Februari 2020 | 14:55
(KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)

(ILUSTRASI) Temukan Ratusan Fosil Biji Kurma Berusia 2.000 Tahun, Ilmuwan Ini Berhasil Tumbuhkan Kembali Tanaman Khas Timur Tengah yang Berasal Dari Zaman Nabi Isa: Saya Habiskan Waktu Berjam-jam

Sosok.ID - Sekelompok ilmuwan menemukan ratusan biji kurba yang telah menjadi fosil beberapa waktu lalu.

Setelah diperiksa dan diamati fosil-fosil buah endemik daerah timur tengah itu membuat para ilmuwan semakin penasaran.

Fosil-fosil biji kurma yang ditemukan di kawasan Yudea yang juga berdekatan dengan Yerusalem itupun diuji di laboratorium untuk mengetahui asalnya.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan tim ilmuwan, biji-biji kurma itu diperkirakan telah berusia 2.000 tahun.

Baca Juga: 100 Hari Melancong Keliling Eropa, Zaskia Sungkar dan Irwansyah Terkejut Saat Tahu Raffi Ahmad Kehilangan Uang Rp 15 Miliar: Astagfirullahaladzim..

Atau lebih tepatnya diperkiran biji itu telah ada sejak zaman Nabi Isa masih hidup.

Biji tersebut kemudia diteliti dan dicari hingga menemukan beberapa yang dianggap masih utuh dan sempurna.

Dari ratusan biji kurma yang diteliti, ada beberapa yang dianggap bisa untuk dikembangkan lagi.

Bibit kurma itu ditemukan di gua-gua dan istana kuno yang dibangun oleh Raja Herod Agung pada abad pertama masehi.

Sebanya tujuh biji kurma berhasil ditumbuhkan menjadi pohon oleh tim ilmuwan yang berasal dari Israel tersebut.

Baca Juga: Sambil Menangis Dan Memohon Pada Risma, Suami Penghina Wali Kota Surabaya Beberkan Kondisi Balitanya Paska Istri Dipenjara, Daru: Saya Menangis Lihat Anak Saya Panggil Mamanya

Hal itu menjadi rekor tersendiri sebagai bibit tertua yang pernah berhasil ditumbuhkan oleh manusia.

Walaupun sebelumnya telah ada penumbuhan tanaman yang berhasil di tanam oleh tim ilmuwan ini.

Melansir dari BBC.com, Dr Salah Sallon dari Louis L Borick Natural Medicine Research Center mengungkap proses penanam fosil biji kurma hingga bisa tumbuh seperti saat ini.

Awalnya, Sallon menuturkan, fosil biji kurma itu direndam terlebih darhulu di sebuah baskom berusu air.

Baca Juga: Klaim Sudah Penggal Lebih dari 100 Orang, Algojo ISIS Mengaku dapat Bayaran Segini untuk Setiap Kepala yang Sudah Terpenggal

Kompasiana

(ilustrasi biji kurma)

Setelah dirasa cukup bersih, fosil biji kurma yang dipilih kemudian disuntik dengan hormon agar cepat bereaksi.

Hal itu bertujuan biji tersebut supaya dapat menumbuhkan kecambah pada fosil peninggalan masa Nabi Isa.

Tim ilmuwan ini menggunakan sistem penginderaan radio karbon untuk mengungkapkan usia tujuh biji kurma yang mereka tanam, dan menyimpulkan usia mereka sekitar 2.000 tahun.

Analisis genetik memperlihatkan beberapa dari biji ini dihasilkan dari pohon kurma perempuan yang dibuahi oleh kurma jantan yang berasal dari berbagai daerah berbeda.

Baca Juga: Merasa Bersalah karena Jarang Mengawasi hingga Putranya yang Masih 16 Tahun Tak Sengaja Menghamili Anak Orang, Pasutri Ini Ambil Alih Tanggung Jawab Sebagai Orang Tua, Anggap sang Cucu Layaknya Anak Sendiri

Beberapa catatan sejarah juga menyebutkan mengenai kemasyuran buah kurma dari wilayah penemuan fosil beberapa waktu lalu.

Catatan penulis Romawi Plinius Secundus menyebutkan bahwa kurma di kawasan ini punya "karakter istimewa dengan jus yang manis dan rasa seperti madu".

Berbeda dengan kurma dari Mesir, kurma kawasan ini bisa disimpan dalam waktu lama, sehingga bisa diekspor ke seluruh kawasan kekuasaan kekaisaran Romawi.

Sallon dan timnya melaporkan dalam jurnal ScienceAdvances bahwa mereka menanam 32 biji kurma yang diambil dari beragam situs arkeologis yang ada di Gurun Yudea.

Baca Juga: Jeritan Ibu yang Anak Gadisnya Dibawa Kabur sang Menantu ke Suriah untuk Bergabung dengan ISIS : Pak Jokowi Pulangkan Anakku, Saya Mohon Sebagai Sesama Orang Solo

Tangkapan layar Youtube National Geographic

Kompleks Yudea kuno tempat penemuan peninggalan zaman kuno

Termasuk biji yang berasal dari Masada dan gua di Qumran yang dikenal sebagai tempat ditemukannya Gulungan Laut Mati, yang juga digunakan oleh pengungsi di masa kuno.

"Saya menghabiskan waktu berjam-jam di departemen arkeologi memilih biji-biji yang terbaik," kata Sallon seperti dikutip koran Inggris, The Guardian.

"Banyak dari biji-biji ini berlubang dan dimakan oleh serangga, atau hancur berantakan. Namun beberapa masih sangat bagus dan saya pilih yang terbaik untuk ditumbuhkan," ungkap Sallon.

Baca Juga: Baru 3 Bulan Melepas Masa Duda dengan Seorang Janda, Penyanyi Ini Tiba-tiba Milih Jadi Duda Lagi : Mending Jadi Duda daripada Banyak Utang Ngeselin

Ia pun menambahkan bahwa dirinya dan rekan-rekannya menuturkan biji dari kawasan Yudea kuno ini lebih besar dari pada kurma modern.

Hal tersebut bisa dikatakan bahwa buah dari hasil tanaman kurma pada masa itu juga lebih besar dari sekarang.

Baca Juga: Petugas Gabungan Sidak Pengobatan Ningsih Tinampi Setelah Viral Akui Bisa Panggil Malaikat, Dinkes: Bukan Sesuatu yang Aneh

Kini Sallon berharap dapat menumbuhkan buah kurma dengan melakukan penyerbukan kurma betina dengan kurma jantan.

Menurut Sallon, cuaca Gurun Yudea yang panas mungkin mendukung awetnya biji kurma itu dalam rentang waktu ribuan tahun. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : The Guardian, bbc.com, Science Advances

Baca Lainnya