Mirisnya Hidup di Bawah Kepemimpinan Kim Jong Un, Tiap Hari Setiap Warga Harus Kumpulkan 100 Kilogram Tinja, Bila Tak Berhasil Ini Hukuman yang Didapat

Senin, 20 Januari 2020 | 17:17
Yahoo Finance

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tersenyum selama kunjungan ke Pabrik Pelumas Chonji,

Sosok.id - Korea Utara dikenal sebagai negara yang misterius dan tertutup pada dunia.

Pemimpinnya, Kim Jong Un dikenal sebagai sosok yang penuh dengan kontroversial.

Sebab, ia selalu membuat aturan-aturan yang tak biasa.

Bahkan, cenderung kejam dan tak masuk akal.

Baca Juga: Pilih Selamatkan Anaknya daripada Foto Ayah dan Kakek Kim Jong Un dari Kebakaran, Ibu Ini Langsung Dikirim ke Penjara, Begini Ribetnya Aturan di Korea Utara

Kim Jong Un terkenal, salah satunya karena ide-ide dan tindakannya yang tak biasa.

Baru-baru ini, Kim dikabarkan mengeksekusi seorang jenderalnya dengan cara yang tak biasa.

Yakni melemparkannya dalam dalam sebuah tangki raksasa berisi ikan piranha yang dibangun di dalam Ryongsong Residence Kim, di Pyongyang, Korea Utara.

Namun tahukah Anda bahwa pada awal tahun 2019 lalu, Kim juga mengeluarkan peraturan yang tak kalah mengejutkan dalam pidato awal tahunnya?

Baca Juga: Negaranya Sangat Tertutup pada Dunia, Kim Jong Un Rupanya Tengah Rahasiakan Datangnya 'Kiamat', Penduduk Korea Utara Terancam Malapetaka yang Tak dapat Ditangani Negaranya Sendiri

All that's interesting
All that's interesting

Warga Korut menggalang dukungan untuk pidato Tahun Baru di Pyongyang, 2019.

Diktator itu diketahui menuntut agar setiap warga yang berbadan sehat menghasilkan dan mengirimkan 100kg tinja per hari.

Mengingat berat total rata-rata kotoran manusia kurang dari 99kg per harinya, pemerintah Korea Utara telah menambahkan bahwa siapa pun yang gagal harus menyerahkan kompos makanan seberat 300kg.

Fakta bahwa rata-rata orang menghasilkan 320 kg tinja dalam satu tahun membuat pendekatan Kim Jong Un tidak masuk akal.

Meskipun demikian, dia tentu saja tampak yakin tentang rencana tersebut selama pidato pidato berlangsung.

Baca Juga: Berita Militer: Korea Utara Diduga Sengaja Ganggu Perayaan Thanksgiving AS Dengan Tembakan Rudal Balistik, Kim Jong Un Tersenyum...

“Pihak berwenang di masing-masing daerah memberi tugas kepada pabrik, lembaga, dan kelompok warga dengan memberikan tanda kutip produksi untuk setiap individu,” kata sumber DPRK.

“Mereka menuntut agar setiap orang menghasilkan 100 kg kotoran manusia per hari, atau sekitar 3 ton per bulan.

Tapi bagaimana mungkin satu orang bisa menghasilkan 3 ton kotoran manusia dan mengirimkannya?”

"Kebanyakan orang tidak dapat (membuat atau mengumpulkan) 100kg per hari, sehingga mereka akhirnya memberikan seberapa yang mereka anggap cukup," tambahnya.

Baca Juga: Rupanya Kim Jong Un Simpan Senjata yang Lebih Mematikan Daripada Nuklir, Ia Sedang Sembunyikan Kiamat

All that's interesting
All that's interesting

Kebun Sariwon Migok Korea Utara.

“Oleh karena itu kuota menjadi tidak berarti. (Kuota) diperlakukan sama baik di kota dan desa dan berlaku untuk semua orang secara merata.

Ketika pabrik pakaian dan makanan kota (beroperasi dengan kapasitas penuh), pekerja akan mencoba segala cara untuk mengisi permintaan kuota itu.”

Dia menambahkan bahwa warga juga dapat membayar biaya tunai, atau membeli pupuk dari pedagang untuk memenuhi tuntutan harian itu.

Kebijakan Kim Jong Un itu dengan cepat mengundang kebencian di Korea Utara dari semua pihak.

Baca Juga: Selalu Bawa Pispot Pribadi dengan Pasukan Khusus, Kim Jong Un Punya Protokol Keamanan Nasional untuk Urusan Buang Kotoran

Peraturan aneh itu sendiri harus dilakukan untuk mengatasi krisis pupuk yang menjadikan perekonomian negara menurun.

"Orang-orang marah, mengkritik rezim karena (sengaja menetapkan kuota sangat tinggi) yang memaksa orang membayar uang tunai, kemudian mengklaimnya akan digunakan untuk produksi pertanian," tegasnya.(Muflika Nur Fuaddah)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Kim Jong-un Perintahkan Warganya Kirim 100 Kg Tinja Per Hari atau Setara 3 Ton Sebulan, untuk Apa?

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Intisari Online

Baca Lainnya