Sidang Bersejarah Pemecatan Donald Trump Dimulai, 99 Dari 100 Senat Bersedia Tak Memihak Presiden AS, Anggota Senat: Saya Bersedia!

Jumat, 17 Januari 2020 | 14:15
Express.co.uk/Youtube AFP

Sidang Bersejarah Pemecatan Donald Trump Dimulai, 99 Dari 100 Senat Bersedia Tak Memihak Presiden AS, Anggota Senat: Saya Bersedia!

Sosok.ID - Sidang yang bersejarah di Amerika Serikat (AS) telah dimulai pada hari Kamis (16/1/2020) kemarin.

Dalam sidang itu membahas mengenai pemakzulan terhadap Presiden yang dianggap kontroversial, Donald Trump.

Persidangan yang melibatkan Senat seluruh AS itu secara resmi telah dibuka pada hari Kamis.

Dalam sejarah berdirinya Negara yang dijuluki sebagai 'Paman Sam' ini, apabila pemakzulan telah disetujui oleh peserta sidang maka Trump menjadi presiden ketiga yang dilengserkan.

Baca Juga: Bukan Cuma China, Indonesia Juga Punya Kapal Coast Guard Ukuran Jumbo untuk Adu Tabrak di Natuna

AS memang tercatat pernah mengadakan sidang serupa dan melengserkan presiden yang masih menjabat sebanyak dua kali.

Para Senator dan Hakim pertama-tama diambil sumpah supaya tidak memihak pada presiden ke-45 AS itu.

Hakim Ketua Mahkamah Agung yang memimpin persidangan, John Roberts mengenakan jubah hitam kebesarannya.

Pertama ia mengangkat tangan kanannya, dan bersumpah akan memimpin sidang secara adil.

Baca Juga: Hobi Menikah Hingga 23 Kali, Nenek Berusia 1 Abad Ini Masih Kuat Layani Suami Terakhir yang Lebih Muda 70 Tahun, Ini Rahasianya!

Selanjutnya, sumpah terhadap 99 dari 100 Senat AS pun juga diambil sumpah untuk tidak memihak pada Trump di persidangan bersejarah itu.

"Saya bersedia," demikian kata anggota Senat AS setelah Roberts menanyakan apakah mereka bersedia melakukan persidangan secara adil.

Di sidang tersebut memang terdapat satu Senator yang tak bisa mengikuti sidang pemakzulan Trump.

james Inhofe absen dalam sidang bersejarah itu lantaran beralasan ada urusan keluarga yang sangat penting.

Sumpahnya akan diambil di hari yang berbeda dengan Senat yang lain yakni pada Selasa (21/1/2020) mendatang.

Baca Juga: Mengaku Telah Diperkosa, Nenek 65 Tahun Ini Malah Ditetapkan Sebagai Tersangka, Ternyata Uang Rp 10 Juta yang Jadi Penyebabnya

Melansir dari AFP, sidang tersebut dilaksanakan lantaran Trump telah dianggap melanggar beberapa ketentuan.

Ia dianggap menyalahgunakan kekuasaan dan upaya menghalangi Kongres dibacakan secara simbolis.

Sergeant of Arms (Pemimpin Sidang) Senat, Michael Stenger memperingatkan mereka untuk mendengarkan tuduhan secara khidmat.

"Hai dengarkan, dengarkan," tegas Stenger yang meminta para senator tetap diam, atau berpotensi berhadapan dengan penjara.

Baca Juga: Dititipkan Orang Tua Kandung Agar Bisa Sekolah, Gadis 21 Tahun Ini Malah Diperkosa oleh Orang Tua Angkatnya, Terpaksa Layani Nafsu Bejat si Pasutri karena Diancam Foto Bugil Bakal Disebar

Ketua Komite Intelijen DPR AS, yang bertindak sebagai ketua tim penuntut, membacakan tuntutannya terhadap Presiden aktif AS ke-45 itu.

Donald Trump ditudhuh telah melakukan pelanggaran yang ia sebut sebagai 'Kejahatan Besar'.

Pria berusia 73 tahun itu dituding menahan bantuan militer Ukraina antara bulan Juli sampai September 2019.

Capture Youtube AFP

Sidang Pemakzulan Donald Trump resmi dibuka, Kamis (16/1/2020)

Dana sebanyak 391 juta dollar AS atau Rp 5,3 triliun diduga ditahan oleh Trump.

Menurut Adam Schiff, Ketua Komite Intelijen DPR AS mengatakan penahanan dana itu dimaksudkan untuk memuluskan tujuan pribadi sang presiden.

Ia menuding bahwa Trump melakukan hal tersebut sebagai upaya menekan Kiev untuk mengusut Joe Biden.

Diketahui Joe Biden adalah lawan politiknya di Pilpres AS 2020 mendatang.

Baca Juga: Pria Ini Tega Habisi Nyawa Orang yang Hanya Menyenggolnya di Sebuah Acara Persedekahan, Ternyata Pelaku Mantan Napi dari Kasus yang Sama

Tak hanya itu saja, Trump juga dituding menahan dokumenhingga saksi yang dibutuhkan DPR AS sebagai bukti.

Namun Pimpinan Mayoritas Senat Mitch McConnell mengaku akan melakukan audiensi terlebih dahulu dengan pihak Gedung Putih.

Memang sejak awal McConnell sudah tak setuju dengan berjalannnya persidangan tersebut.

Baca Juga: Kualat dengan Alam, 45 juta Warga Negara China Pernah Tewas Kelaparan Gegara Burung Emprit

Ia menuding pihak oposisi partai Demokrat sebagai dalam yang dianggapnya melakukan tindakan partisan.

"Masa House of Representatives (DPR AS) telah usai. Kini waktu ada di tangan Senat," ujarnya sebagaimana diwartakan AFP.

Dibutuhkan setidaknya dua pertiga dukungan dari 100 senator agar Trump jadi presiden AS yang dilengserkan dari jabatannya.

Artinya, Demokrat yang berjumlah 45 orang butuh setidaknya dukungan 20 senator Republik, ditambah dua senator independen.

Baca Juga: Kisah Satuan Tjakrabirawa di Thailand, Kabur dari Rezim Soeharto Hingga Tak Sudi Kembali ke Indonesia

Namun, Republik yang menguasai Senat dengan 53 orang belum menunjukkan tanda-tanda bakal mengalihkan dukungan dari Trump. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : afp

Baca Lainnya