Sosok.ID - Perjuangan menjadi sebuah bangsa tidaklah mudah, bahkan sampai menumpahkan darah.
Perjuangan itu tanpa pamrih dilakukan oleh veteran perang kemerdekaan.
Indonesia menjadi sebuah bangsa bukan karena pemberian, namun lantaran perjuangan rakyat untuk menjadi sebuah negara yang merdeka.
Apa yang dipunya akan diberikan hanya demi kemerdekaan bangsa Indonesia.
Kisah Bapak Pencak Silat Dunia ini adalah salah satu dari jutaan kisah heroik pahlawan negara.
Mayjen TNI (Purn) Eddie Mardjoeki Nalapraya, adalah salah satu dari jutaan pejuang kemerdekaan.
Bahkan sampai di usia senjanya ia masih berjuang demi nama bangsa Indonesia dipandang dunia.
Hal itupun terwujud dengan disahkan bela diri asli Indonesia, Pencak Silat sebagai salah satu warisan budaya tak benda dunia oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Kamis (12/12/19) dikutip dari Kompas.com.
Salah satu sosok yang berjasa menghantarkan pencak silat sebagai warisan budaya dunia adalah Eddie Nalapraya (88).
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1984-1987 ini memang sosok yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Perjuanganya untuk bangsa dimulai dari masa remaja hingga masa tuanya sekarang.
Melansir dari Youtube TNI AD, Kamis (2/1/2020), kisah perjuangan Eddie Nalapraya saat perang kemerdekaan mungkin menjadi bukti begitu cintanya sosok ini akan bangsa Indonesia.
"Waktu saya menanamkan bom batok dijalan itukan, itu ditutupi dengan kotoran kerbau biar menyamar, begitu mereka (tentara Belanda) lewat, kita tarik meledak," sepenggal kisah perjuangan Eddie Nalapraya saat perang kemerdekaan.
Memulai perjuangan sebagai veteran perang sejak berusia 16 tahun.
Sejak remaja ia telah mahir bela diri pencak silat.
Tahun 1946 ia diungsikan keluarga dari Jakarta ke Tasikmalaya lantaran kenekatannya melawan tetara Belanda sendirian.
"Sesudah 6 bulan tinggal di Tasikmalaya, saat aksi agresi militer Belanda yang pertama, ada tentara lewat (Detasemen Garuda Putih), saya dipanggil, saya baru 16 tahun. Dari situ saya bergabung," ujar Eddie.
Tugas pertama saat diangkat tanpa ada upacara pengangkatan anggota tentara baru hanyalah sebagai pembawa peluru.
Apapun tugasnya ia lakukan demi menjadi pejuang kemerdekaan kala itu.
Naik satu tingkat ia pun ikut berjuang menghadang konvoi pasukan Belanda yang lewat daerah situ.
"Tugas kita menghadang lawan. Konvoi-konvoi mereka kita cegat, di situ namanya Gunung Kacapi. Banyak tentara yang meninggal termasuk 2 teman saya," kisah Eddie.
Ada yang pernah bertanya kenapa ia tak takut perang.
Eddie pun tak memungkiri ia pernah merasa takut melawan musuh negara yang menggunakan senjata canggih kala itu.
"Siapa bilang, kita ditembaki dari pesawat Mustang, lari aku ke kampung, bahkan sempat kencing di celana," ceritanya.
Ia pernah kehilangan kawan seperjuangan yang mengajarkannya menanam bom tinja saat kawannya yang jadi pencetus ide bom itu lupa dan menginjak bom itu sendiri.
Perjuangan yang luar biasa dari Eddie Nalapraya mengantarkannya, hingga sampai tahun 1950 ia diangkat jadi Sersan.
Dan tahun 80 menjadi Mayor Jenderal.
Eddie disebut sebatai Bapak Pencak Silat Dunia, ia mengisahkan hal tersebut.
"Secara resmi itu belum ada keterangan yang resmi. Tapi waktu saya membuat kejuaraan Pencak Silat se-Eropa, saya sekalian pamitan karena akan mundur sebagai Presiden Pencak Silat," ujar Eddie pada pembawa acara.
"Saya dimarahi orang banyak, tapi mereka tak keberatan asal saya menerima predikat sebagai Bapak Pencak Silat Eropa. Itu kali pertama," tambahnya.
Setelah itu Eddie mengembangkan Pencak Silat Dunia, hingga Presiden Spanyol saat datang ke Universitas Indonesia, ia mengatakan terimakasih dan serta menyebut Eddie Nalapraya sebagai Bapak Pencak Silat Dunia.
Perjuangan Eddie Mardjoeki Nalapraya tetap memperjuangkan Pencak Silat agar diakui dunia.
Pada tahun 2013 saat Roy Suryo jadi Menpora, Eddie mengumpulkan data dari Indonesia sampai Belanda ternyata membuahkan hasil.
Bahkan penelitian tersebut juga menemukan sejarah baru, di Candi Borobudur terdapat salah satu relief yang menunjukkan Pencak Silat.
Hingga akhirnya pada 12 Desember 2019, Pencak Silat akhirnya diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. (*)