Sosok.ID - Tewasnya Panglima Tertinggi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani menjadi pukulan telak negeri Ayatollah itu.
Pasalnya Qasem Soleimani merupakan perwira militer paling cemerlang Iran layaknya Isoroku Yamamoto era Kekaisaran Jepang pada Perang Dunia II.
Terbunuhnya Qasem Soleimani sendiri di Bandara Internasional Baghdad, Irak amat mengagetkan.
Mengutip The Atlantic, Jumat (3/1/2020) pasalnya kejadian tewasnya Qasem tak disangka-sangka dimana Amerika Serikat (AS) sebagai penyerang menggunakan pesawan Drone/Nirawak tipe serang yang disebut Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV).
Beberapa saksi di tempat kejadian mengungkapkan jika tiga buah roket diluncurkan dari drone menuju terminal keberangkatan bandara dimana disana ada Qasem.
Serangan UCAV milik AS ini sangat senyap lantaran bisa menghindari deteksi radar bandara sehingga bisa leluasa menyerang Qasem.
Sebenarnya militer AS sudah terbiasa melakukan serangan menggunakan UCAV di berbagai operasi militernya terutama untuk melibas Taliban.
Andalan AS dalam hal ini adalah UCAV MQ-9 Reaper.
MQ-9 Reaper dibangun oleh General Atomics Aeronautical Systems untuk AU dan AL AS.
Saat operasi Reaper dapat terbang 30 jam non-stop dengan kecepatan jelajah 280-310 km/perjam.
Jangkauan terbangnya pun amat mencengangkan yakni sejauh 1.850 km dari stasiun tempat ia dikendalikan di darat.
Reaper dapat terbang setinggi 50.000 kaki, dilengkapi kamera pengawasan dan penginderaan canggih untuk mengamati sasaran serta tentunya tentengan senjata mematikan.
Reaper dapat membawa bom dipandu laser GBU-12 Paveway II , rudal udara-ke-darat AGM-114 Hellfire II (sama seperti yang dipakai helikopter Apache TNI AD), AIM-9 Sidewinder dan GBU-38 Joint Direct Attack Munition (JDAM).
Dengan muatan seperti itu, pantas saja Reaper sangat multifungsi dimana ia bisa dijadikan Close Air Support maupun beroperasi mandiri, Seek and Destroy.
Bahkan dengan tentengan rudal Sidewinder dan Hellfire, Reaper bisa melakukan perlawanan kepada jet tempur maupun kendaraan lapis baja musuh.
Reaper sendiri sudah kenyang pengalaman di medan perang Afghanistan, Irak, Suriah hingga sampai sekarang masih dioperasikan AS di Timur Tengah untuk melakukan kampanye militer demi menjaga kepentingan nasional Paman Sam di negara-negara Arab. (Seto Aji/Sosok.ID)