Disuruh Membunuh, Agen CIA Cantik Ini Malah Jatuh Cinta pada Targetnya, Terbuai Pesona Calon Korbannya Hingga Kebablasan Sampai Hamil

Senin, 30 Desember 2019 | 17:17
netdna via Warta Kota

Marita Lorenz dan kekasihnya, Fidel Castro, yang merupakan target buruannya saat menjadi agen CIA.

Sosok.id - Manusia memang tak ada yang sempurna.

Pegawai sekelas agen Central Intellegence Agency (CIA) pun rupanya juga memiliki kelemahan.

Seperti kisah seorang agen CIA cantik yang satu ini.

Karena jatuh cinta dengan lelaki yang jadi target, ia gagal membunuhnya.

Baca Juga: Niatnya Ingin Membunuh, Kisah Agen Cantik CIA yang Malah Dihamili Oleh Calon Korbannya

CIA sendiri merupakan dinas intelijen paling kompleks di dunia milik Amerika Serikat (AS)

Entah ada ratusan atau ribuan agen CIA tersebar di luar negeri.

Tujuannya untuk memuluskan dan menjaga kepentingan AS yang tersebar di dunia.

Mengutip allthatsinteresting.com, AS begitu getol untuk menggulingkan kekuasaan Fidel Castro si pemimpin Kuba pada era 1960an.

Baca Juga: Analis CIA Ungkap Kebohongan Terbesar AS Kepada Saddam Husein, Inilah Kebenaran dari Senjata Kimia Pemusnah Massal Irak

Salah satu usaha memalukan AS melalui CIA nya yang berujung kegagalan ialah insiden Invasi Teluk Babi di Kuba April 1961.

Tak patah arang, CIA kemudian merancang serangkaian usaha percobaan pembunuhan kepada Castro.

Dari meracuni makanan, cerutu hingga menaburi sepatu Castro dengan bubuk perontok jenggotnya.

Sudah ratusan kali CIA melakukan usaha-usaha pembunuhan tersebut.

Baca Juga: Ditangkap Gegara Kesaksian Kakak Ipar dan Teman, Istri Adik Ayu Azhari Positif Pakai Narkoba Jenis Amfetamin

Tapi selalu berujung dengan kegagalan.

Tentu usaha pembunuhan Castro yang fenomenal adalah pelibatan perempuan dalam rencana operasi CIA.

CIA tahu jika kelemahan mendasar semua lelaki adalah perempuan.

Maka CIA merancang sekali lagi operasi pembunuhan tingkat tinggi kepada Castro dengan melibatkan seorang perempuan bernama Marita Lorenz.

Baca Juga: Kebebasannya Disambut Ratusan Orang di Depan Lapas, Ahmad Dhani Langsung Diarak Pakai Truk dengan Harga Selangit!

Marita Lorenz sendiri lahir di Bremen, Jerman tahun 1939.

Ia dan keluarganya kemudian pindah ke Manhattan, Amerika Serikat tahun 1944 pada usia lima tahun.

Sesampainya di AS, ia dan keluarganya menjalani pemeriksaan ketat dari OSS (cikal bakal CIA) karena mereka berasal dari Jerman yang notabene merupakan musuh AS dalam babakan Perang Dunia II.

Setelah menjalani pemeriksaan, ibunya, Alice malah mendapat pekerjaan di OSS gedung Pentagon.

Baca Juga: Setahun Menanti, Mulan Jameela Tak Kuasa Sembunyikan Kebahagiaan Saat Ahmad Dhani Akhirnya Bebas dari Penjara, Mantan Rekan Duet Maia Estianty : Ayo Kita Pulang Suamiku Sayang

Sedangkan ayahnya ialah kapten kapal pesiar yang selalu hilir mudik ke negara-negara Amerika Latin, termasuk Kuba.

Marita sendiri sering ikut ayahnya ketika bekerja sebagai kapten kapal, sehingga ia tahu seluk beluk kehidupan masyarakat Amerika Latin.

Hingga suatu saat tahun 1959, Marita bertemu Castro di pelabuhan Havana.

Saling tatap, mereka berdua kemudian jatuh cinta pada pandangan pertama.

Baca Juga: Tawarkan Bulan Usai Nikahi Gadis yang Lebih Muda 32 Tahun, Pelawak Ini Kaget Dengar Jawaban Istri Barunya : Gimana Neng?

Bahkan ketika Marita pulang ke AS, Castro rela mengirimkan jet pribadinya ke sana demi belahan hatinya tersebut jika sewaktu-waktu ingin ke Kuba.

Dua sejoli itu kemudian menjalani kisah cintanya terlalu kebabablasan hingga Marita hamil.

Namun Castro tidak mau mengakui bahwa anak di dalam kandungan Marita adalah darah dagingnya.

Malahan Castro menyuruh bawahannya untuk membius Marita dan mengaborsi bayinya.

Baca Juga: Kerap Digosipkan Punya Hubungan dengan Raffi Ahmad, Ayu Ting Ting Disebut Sosok Ini Cemburu dengan Nasib Nagita Slavina

Marita syok karena Castro tidak mengakui bayi dalam kandungannya dan malah mengugurkannya.

Ia kemudian marah dan balik kucing ke Manhattan.

Agen CIA, Frank Sturgis yang mengetahui kegiatan cinta Marita dan Castro dari ibunya kemudian memanfaatkan rasa sakit hatinya untuk mengeliminasi Castro.

Jadilah Marita direkrut CIA menjadi mata-mata, tugasnya ialah menghabisi Castro.

Baca Juga: Ngamuk Status Sosialnya Dianggap Tak Sederajat, Wanita Ini Nekat Potong Kemaluan sang Pacar Sebagai Bentuk Kejutan

Setelah menjalani pelatihan singkat sebagai agen mata-mata di Miami, Marita kembali ke Havana pada tahun 1960 untuk menjalankan misinya berkedok ingin menyelesaikan urusan pribadi dengan Castro.

Marita dan Castro akhirnya kembali bertemu di sebuah kamar Hotel Havana Hilton sebelum penguasa Kuba itu berpidato ke khalayak umum.

Kini hanya tinggal mereka berdua di dalam kamar dan Marita mengeluarkan pistol dari balik bajunya untuk menembak Castro.

Castro kaget bukan kepalang ketika Marita bercerita dirinya sekarang merupakan agen CIA yang bakal menjadi algojo untuk membunuh dirinya.

Baca Juga: Seorang Ibu Nekat Tampar Siswi Sekolah Dasar Saat di Dalam Kelas, Wali Murid Lainnya Pun Marah Besar, Begini Videonya!

Pistol sudah diarahkan kepada Castro, tinggal tarik pelatuk maka bersuka citalah CIA dan AS atas kematian si penguasa Kuba.

Tapi rupanya rasa cinta Marita kepada Castro masih kuat.

Ia tak mampu membunuh Castro dan keduanya malah berhubungan intim saat itu.

Mission failed!

Baca Juga: Wanita Tulen Kalah, Ladyboy Tercantik di Thailand Ini Berhasil Rebut Hati Pengusaha Tajir Asal Tiongkok, Kini Hidup Bahagia Bergelimang Harta

Dengan perasaan campur aduk Marita kembali ke AS setelah gagal menjalankan misinya.

Entah bagaimana reaksi CIA atas kegagalan tersebut, yang pasti sekembalinya ke AS Marita menikah dengan seorang manager apartemen di New York dan sekarang pun ia masih hidup.(Sosok.ID/Seto Ajinugroho)

Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul Niatnya Ingin Membunuh, Kisah Agen Cantik CIA yang Malah Dihamili Oleh Calon Korbannya

Tag

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber Sosok.id