Indahnya Toleransi! Kisah Martina Puspita, Guru SMA Katolik yang Kenakan Jilbab, Tempuh Kuliah S1 Dibiayai Seorang Pastor: Saya Mengenakan Jilbab, Ya Enggak Apa-apa

Sabtu, 21 Desember 2019 | 19:35
(KOMPAS.COM/Ira Rachmawati)

Indahnya Toleransi! Kisah Martina Puspita, Guru SMA Katolik yang Kenakan Jilbab, Tempuh Kuliah S1 Dibiayai Seorang Pastor: Saya Mengenakan Jilbab, Ya Enggak Apa-apa

Sosok.ID - Martina Puspita (25) adalah seorang guru di sebuah Sekolah Menengah Atas Katolik Hikmah Mandala, Banyuwangi.

Ia adalah lulusan sekolah menengah tersebut, yang menyelesaikan studi pada tahun 2011.

Keinginan yang kuat untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi sangatlah besar dalam dirinya.

Namun apa daya keadaan ekonomi keluarga tidaklah bisa membuatnya lanjut ke jenjang Strata satu.

Baca Juga: Padahal Sudah Punya Istri Cantik Jelita, Suami Ini Nekat Berbohong Demi Bisa Nikahi Siri Artis Tanah Air, Uang Pendidikan Anakya Ludes Dipakai Kawin

Ia pun hampir saja putus asa dengan keadaannya.

Bak pelangi selepas hujan lebat, Kepala SMA-nya saat itu mendatangi Martina.

Romo Tiburtius Catur Wibawa, atau yang sering disapa Romo Catur membuka secerca harapan bagi dirinya.

Kepala sekolah tempat ia menamatkan bangku SMA itu menawarkan untuk membiayainya lanjutkan studi.

Kesempatan itupun tak disia-siakan oleh Martina yang langsung mendaftar kuliah di Jember.

Baca Juga: Gegara Hal Sepele, Seorang Bcah SD Dipaksa Ayahnya Untuk Mengemis, Masih Bawa Peralatan Sekolah Lengkap Dengan Alat Mengemis, Ini Videonya!

Dilansir dari Kompas.com, Martina Puspita melanjutkan kuliah di Universitas Jember Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

Saat duduk di bangku SMA hingga menginjak semester II di kampus, Martina belum mengenakan jilbab.

Martina pun mantap mengenakan jilbab saat masuk semester III di masa ia kuliah.

Singkat cerita, pada tahun 2016 akhirnya Martina Puspita menyelesaikan jenjang studinya di Jember dengan menyandang status Sarjana Sastra.

Baca Juga: Fakta Sopir Taksi Online Setubuhi 14 Wanita Penumpangnya, Korban Dihamili Lantas Ditinggal Pergi

Ia pun berkeinginan untuk membagikan ilmu yang telah ia dapat di bangku perkuliahan sebagai seorang guru.

Tak disangka gayung bersambut, Romo Catur menawarkannya untuk kembali ke almamater SMA sebagai pengajar.

Tetapi ada satu kendala, ia merasa ragu sebab telah mantap mengenakan jilbab.

Sedang almamater SMA nya itu notabene adalah termasuk dalam yayasan Katolik.

Keraguannya itupun terjawab saat ia mengatakan keadaannya saat itu kepada Romo Catur yang masih menjabat sebagai Kepala Sekolah.

Baca Juga: Gelandangan Diperkosa Pemuda di Pinggir Jalan Siang Hari Bolong, Mirisnya Warga Malah Menonton Tak Menolong

"Saat itu saya bilang Romo Catur saya menggunakan jilbab. Lalu romo bilang ya enggak apa-apa. Ngajar saja, yang penting jilbabnya rapi. Dan, saya akhirnya pulang kembali ke almamater saya untuk mengajar dan wisuda tahun 2016," kaat Martini, Jumat (19/12/2018), dilansir dariKompas.com.

Kolase Dok. Pribadi Romo Catur via Kompas.com

Pembangunan Mushala yang diprakarsai oleh Romo Catur

Martina akhirnya menjadi tenaga pengajar di sekolah tempatnya menuntut ilmu 5 tahun lalu.

Tak hanya itu, dilansir dari Kompas.com, ternyata ada 10 lulusan SMA Katolik Hikmah Mandala yang dibiayai oleh Romo Catur selain Martina.

Kesemua mantan murid SMA Katolik itupun dibebaskan oleh Romo Catur untuk memilih pekerjaannya sendiri setelah lulus.

"Saya kuliahkan mereka yang memiliki keinginan kuat untuk melanjutkan pendidikan dan secara ekonomi menengah ke bawah. Dan, saya tidak mengikat mereka. Bebas setelah lulus mau ke mana saja. Dari sembilan yang sudah lulus semuanya mengajar tidak hanya di sini, ada juga yang di Malang. Salah satunya ya Bu Martina," kata Romo Catur, dilansir dariKompas.com.

Baca Juga: 3 Tahun Tunggu Datangnya Momongan, Artis Ini Malah Meninggal Ketika Hamil 6 Bulan, Ia Dimakamkan Bersama Bayinya

Melansir dari Kompas.com, Romo Catur adalah orang yang berjiwa toleran.

Ia tercatat sejak Mei 2019 telah membangun Mushala yang dapat menampung 12 orang.

Alasannya adalah agar tamu Muslim dapat Shalat dengan nyaman.

Saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/12/2019) melalui saluran telepon, Romo Catur bercerita Griya Ekologi Kelir di Banyuwangi adalah rumah edukasi untuk menumbuhkan kembali rasa cinta pada alam.

Baca Juga: Suami Artis Ini Dipilih Erick Thohir Jadi Salah Satu Komisari Utama BUMN, Pimpin Perusahaan Penghasil Bahan Perhiasan Mewah!

Pemberkatan rumah edukasi itu dilakukan pada 22 Septemebr 2018 lalu.

"Sejak rumah edukasi ini dibangun, banyak tamu yang datang ke rumah edukasi ini dari lintas agama. Ada yang Kristen, Katolik, dan Islam. Lalu saya berinisiatif membangun mushala kecil di sini agar tamu muslim yang datang bisa shalat dengan nyaman," katanya, dikutip dari Kompas.com. (*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Kompas.com