Sosok.ID - Ingat betul beberapa waktu silam Malaysia pernah menyinggahi Indonesia dengan pesawat angkut berat Airbus A400M milik AU mereka.
Mungkin niat pamer karena mereka sampai saat ini merupakan satu-satunya negara yang mengoperasikan A400M di Asia Tenggara.
Tapi siapa sangka jika pemerintah Indonesia juga mau beli pesawat seharga Rp 2,3 triliun per unitnya itu.
Perlahan tapi pasti, Indonesia mulai bangkit sejak kebobrokan ekonomi dalam Krisis Moneter 1998.
Hingga saat ini, perekonomian Indonesia mulai melaju kencang menuju negara maju untuk berusaha lepas dari status negara berkembang.
Diproyeksikan pada tahun 2030, perekonomian Indonesia masuk kedalam 10 negara dengan ekonomi terkuat dunia.
Salah satu kuatnya ekonomi dalam negeri ialah pemerataan kesejahteraan masyarakat dimanapun di sudut tanah air.
Salah satu kesenjangan ekonomi Indonesia saat ini ada di wilayah timur khususnya Papua.
Menyikapi kesenjangan ekonomi di wilayah timur ini pemerintah lantas melakukan berbagai upaya salah satunya ialah menyediakan angkutan udara (Airlift) dan optimalisasi tol laut.
Tak tanggung-tanggung pemerintah Indonesia berencana membeli lima buah pesawat angkut berat, A 400 M buatan Airbus Defence and Space (ADS).
Sedangkan harga per unit A 400 M adalah 2,3 triliun rupiah.
Belum lagi perawatan yang mahal dari pesawat angkut berspesifikasi militer ini.
Rencananya pesawat A 400 M digunakan untuk mengangkut sembako macam beras, minyak dan lain sebagainya untuk masyarakat Papua.
Walaupun berspesifikasi militer namun pembelian pesawat ini bukan dilakukan oleh Kemenhan RI tapi oleh salah satu BUMN PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).
Namun walaupun begitu pengoperasian pesawat tetap dari TNI AU.
Sampai saat ini proses pembelian A 400 M sampai dalam penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antar kedua belah pihak.
Rencananya Indonesia akan membeli dua unit terlebih dahulu sebelum tiga unit menyusul kemudian.
"MoU-nya sudah ditandatangani, namun kita masih menunggu Indonesia menandatangani kontrak (pembelian)," kata juru bicara Airbus seperti dilansir dari Kompas Tekno, Senin (21/5/2018) di Jakarta.
Sekedar diketahui MoU ini sifatnya tidak mengikat dan pembelian masih bisa dibatalkan.
Akan tetapi jika kontrak pembelian sudah ditandatangani oleh pihak bersangkutan maka wajib dibeli.
"Jika kontraknya ditandatangani sekarang, kami bisa mengirimkan dalam waktu 2,5 hingga 3 tahun, namun itu dikembalikan lagi bagaimana permintaan pembeli," tambahnya.
Bukan hanya dari PT. PPI dan TNI AU, Pelita Air juga terlibat dalam proses pembelian ini.
A 400 M ialah pesawat angkut militer bermesin empat turboprop.
Pembuatan A 400 M sendiri melibatkan tujuh negara dalam skema pembiayaannya. (Seto Aji/Sosok.ID)