Sosok.ID - Tepat pada tanggal 5 November 1993 menjadi hari kelabu bagi insan seni dan masyarakat Indonesia.
Sebab seorang maestro lukis yang telah mangkat pada penghujung tahun 1993 tersebut.
Raden Basoeki Abdullah lahir pada 27 Januari 1915 di Kota Bengawan, Solo, kemahiran jarinya dalam memegang kuas lukis telah diakui dimana-mana.
Bahkan sejak berusia empat tahun ia sudah gemar melukis tokoh-tokoh terkenal seperti Mahatma Gandhi, Rabindrath Tagore hingga Krisnamurti.
Dikutip dari laman resmi museum Basoeki Abdullah, museumbasoekiabdullah.or.id, dalam mematangkan kemampuan melukisnya, ia pernah menempuh pendidikan dibeberapa tempat di luar negeri.
Ia adalah anak kedua dari pelukis Raden Abdullah Surtosubroto, pernah mengenyam pendidikan di Royal Academy of Fine Art dan melanjutkan studinya di The Hagues, Gravenshage, serta Free Academy of Fine Arts di Den Haag, Belanda.
Bahkan ia pernah menetap selama 15 tahun di negeri Gajah Putih, Thailand, bukan main-main, kariernya di Thailand tak bisa diremehkan begitu saja.
Sebab ia pernah menjadi pelukis di Istana Raja di Thailand selama tinggal di negara tersebut.
Dilansir dari Harian Kompas, (6/11/93), Basoeki dikabarkan pernah menikah dengan seorang wanita asal belanda bernama Josephine pada tahun 1937 di Den Haag.
Namun rumah tangga pelukis legendaris tersebut tidaklah mulus hingga harus berpisah setelah tiga tahun menikah.
Semasa Hidupnya, Basoeki Abdullah telah melahirkan banyak karya lukisan beraliran naturalis.
Sosoknya tenar lantaran kerap melukis sejumlah potret kepala negara dan tokoh-tokoh berpengaruh pada masanya.
Sekali waktu, Basoeki pernah melukis potret raja dan ratu Thailand pada tahun 1960 dan 1963.
Melansir dari Kompas.com yang mengutip dari Harian Kompas (6/11/93), menurut mantan sekretaris priadinya, sosok Basoeki Abdullah miliki kedekatan dengan kerajaan Thailand.
Greta Luntungan, Sekretaris pribadi Basoeki menjelaskan bahwa bosnya tersebut memiliki hubungan baik dan dikatakan sangat dekat dengan Raja Thailand Bhumibol dan Ratu Sirikit.
"Pak Bas malah memiliki kantor sendiri di istana. Dan bahkan sering mengajar Raja melukis," ucap Greta seperti dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 6 November 1993, dikutip dari Kompas.com.
Beberapa pemimpin negara di Asia Tenggara pada saat itu pernah ia lukis, dari Ferdinan Marcos dan sang istri, Imelda pada tahun 1977 dan 1981, hingga pemimpin Brunei Darusalam, Hasaanal Bolkiah.
Lukisan yang paling dikenang oleh rakyat Indonesia saat itu adalah potret Bapak Bangsa Indonesia yang tak luput dari goresan tangannya.
Basoeki Abdullah pernah melukis Soekarno dari sisi kiri wajah Soekarno yang kemudian hasil lukisannya tersebut menjadi perangko ikonik pada masa Orde Lama.
Meski telah melahirkan banyak karya yang melegenda, sosok Basoeki dianggap sebagai orang yang kontroversial.
Aliran seninya, Mooi Indie dikecam keras oleh para pelukis yang tergabung dalam Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi).
Meski banyak menuai kecaman, tetapi karyanya tetap lekat di ingatan, sebut saja Joko Tarub, Pangeran Diponegoro, Rahwana dan Jatayu memperebutkan Dewi Sinta, serta Nyai Loro Kidul yang banyak direproduksi oleh para pengagumnya.
Namun nahas, kisah di akhir hidupnya sangatlah tragis, berbanding terbalik dengan kemegahan karyanya.
Pada 5 November 1993, menjadi akhir hayat dari pelukis legendaris tersebut, Raden Basoeki Abdullah, nama lengkapnya, meninggal dunia ditangan orang terdekatnya.
Maestro legendaris itu ditemukan tewas di kediamannya di Pondok Labu, Jakarta Selatan pada 5 November 1993.
Akibat pembunuhan ini, lukisan BJ Habibie tak pernah rampung, bahkan baru selesai 50 persen.
Pelakunya adalah seorang pemuda berinisial AMD (23), bersama dengan pekerja di rumah tempat tinggal Basoeki Abdullah.
WHY, ABD dan TS, adalah tukang kebun di rumah Basoeki yang juga menjadi pelaku atas meninggalnya pelukis legendaris Indonesia tersebut.
Dilansir dari Harian Kompas (6/11/93), keempat pelaku kala itu merencanakan aksi pencurian di rumah Basoeki Abdullah.
Namun saat aksi, mereka kepergok oleh Basoeki hingga AMD secara sengaja langsung memukul kepala pelukis tersebut hingga meregang nyawa.
Selang empat hari setelah kejadian, polisi berhasil meringkus para pelaku perampokan dan pembunuhan,Harian Kompas,(10/11/93) mewartakan, penangkapan itu dilaporkan ke Presiden Soeharto.
Pelaku-pelaku tersebut dijatuhi hukuman berat, lebih dari 10 tahun penjara atas aksinya tersebut.
Melansir dari museumbasoekiabdullah.or.id, Pada tahun 1998 rumah di Jalan Keuangan Raya No. 19 Cilandak Barat Jakarta Selatan di serahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Rumah tersebut kemudian direnovasi agar dapat difungsikan sebagai museum.
Pada tanggal 25 September 2001 Museum Basoeki Abdullah diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Drs. I Gede Ardika. (*)