Ketika Armada Kapal Induk Amerika Bersiap Menyerang Indonesia, Begini Cara Licik Mereka Hendak Lakukan Intervensi Militer ke Tanah Air

Jumat, 18 Oktober 2019 | 11:13
National Interest/Wikimedia

Ketika Armada Kapal Induk Amerika Bersiap Menyerang Indonesia, Begini Cara Licik Mereka Hendak Lakukan Intervensi Militer ke Tanah Air

Sosok.ID - 15 Februari 1958, presiden Soekarno dibuat kaget dengan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Tengah.

Upaya pemisahan diri PRRI yang dimotori Sjafrudin Prawiranegara itu jelasmerupakan hal yang mengejutkan.

PRRI lantas dianggapancaman serius bagi Pemerintahan Presiden Soekarno dan Negara KesatuanRepublik Indonesia.

Mengutip Majalah Angkasa edisi 09/Juni/XXV, maka Soekarno langsung ambil tindakan dimana ia berharap menyelesaikan masalah ini dengan jalan damai karena orang-orang PRRI adalah saudara setanah air kita.

Baca Juga: Muzdalifah Kena Semprot Netizen Saat Buka Usaha Kuliner, Warganet: Udah Kaya Hotel Bintang Lima!

Namun Mr Sjafruddin berkali-kali menolak upaya damai itu jika Presiden Soekarno tidak segera bisa melepaskan diri dari pengaruh PKI yang merusak itu.

Pasalnya Mr Sjafruddin khawatir lantaran pengaruh PKI amat kuat di Indonesia bisa berdampak buruk bagi kelangsungan negeri ini.

Adanya gejolak ini diintip oleh Amerika Serikat (AS).

Kebetulan juga Negeri Paman Sam itu sedang getol membendung pengaruh Komunis di Asia Tenggara maka adanya PRRI bisa mereka tunggangi untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno yang anti barat.

Secara diam-diam militer AS mulai mengirimkan peralatan militerdan para penasihatnya kepadakelompok-kelompok perlawanan yang berkeinginan memisahkan diri dari Pemerintah RI.

Baca Juga: Punya Akun Instagram dengan 72 Ribu Pengikut, Tommy Soeharto Cuma Setia Ngikuti 1 Akun, Milik Sosialita Cantik?

Semua peralatan dan penasihat militer itu dikirim AS ke PRRI dan Pemerintah Revolusi RakyatSemesta (Permesta) yang sedang bergolak di wilayah Indonesia Timur.

Rupanya AS tak main-main akan keadaan yang mereka anggap menguntungkan ini.

US Navy bahkan sudah mengerahkan Gugus Tempur Asia Pasifik elite mereka, Armada ke-7 yang bermarkas di Okinawa, Jepang.

Armada ke-7 AS itu bahkan sudah sliwar-sliwer di perairan Indonesia, bersiap menyerbu jika diperintahkan.

Pemerintah RI bukannya tidak tahu terhadap campur tangan AS itu.

Langkah tegas secara militer untuk menyelesaikan masalah PRRI harus dilakukan secara hati-hati.

Langkah tegas berupa operasi militer harus bisa menunjukkan kewibawaan pemerintah sekaligus bisa menghindari konflik dengan militer AS.

Angkasa
Angkasa

Kolonel Ahmad Yani di Bukittinggi usai daerah itu dikuasai pasukan republik

Tapi tindakan tegas yang harus diambil oleh pemerintah RI khususnya Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) juga harus benar-benar terencana matang.

Rupanya dinas intelijen AS, CIA juga tak mau ketinggalan dalam hal ini.

Baca Juga: 10 Juta Subcriber Umrohkan Penggemar, Saat Capai 20 Juta Subcribe Ria Ricis Takut Dihujat Netizen? Ini Sebabnya!

Mereka juga mengirimkan berbagai persenjataan modern kepada PRRI melalui penerbangan gelap ke Sumatera.

Senjata itu antara lain 15 buah senapan mesin ringan, 125 pucuk senapan laras panjang dan dua senapan mesin berat lengkap dengan pelurunya.

Angkasa
Angkasa

Militer Indonesia berfoto dengan senjata rampasan dari PRRI yang merupakan bantuan AS

Senjata berat macam penangkis serangan udara, ribuan seragam tempur serta senapan serbu M1 Garand untuk para sukarelawan.

Belum puas sampai situ, militer AS juga memberikan skenario tempur kepada pasukan PRRI.

Skenario tempur ini ialah ketika pasukan PRRI terpukul mundur oleh pasukan APRI, mereka diper-intahkan meledakkan kilang-kilang minyak (Caltex) yang tersebar di Sumatera Utara.

Baca Juga: Kisah Gila Marquis Casati, Bangun Villa Mewah di Pulau Tak Berpenghuni Demi Menyaksikan Istrinya Berhubungan Intim dengan Banyak Pria Lain

Sehingga para pekerja Caltex, khususnya warga AS menjadi terancam keselamatannya akibat skenario licik ini.

Dengan alasan warganya sedang terancam, pasukan AS pun akan leluasa menurunkan marinirnya yang saat itu sudah siaga di Singapura untuk menggempur Indonesia.

Namun rencana AS disini semua buyar total gara-gara pilot bayaran Allen Lawrence Pope yang dikirim CIA untuk membantu PRRI tertangkap pasukan republik.

Soekarno lantas 'menelanjangi' kedok AS dalam bantuannya terhadap PRRI di mata dunia melalui kesaksian Allen Pope.

Bukan kepalang AS malu di mata dunia akibat mereka mendukung gerakan separatis merongrong pemerintahan sah sebuah negara.

Tertangkapnya Allen Pope membuat AS menarik semua dukungannya kepada PRRI dan gerakan pemberontakan itu dapat dibungkam oleh militer republik. (Seto Aji/Sosok.ID)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Angkasa