Gentar dengan TNI, Kedua Negara yang Sempat Bertikai Ini Langsung Sepakat Berdamai

Sabtu, 05 Oktober 2019 | 08:09
Tribunnews/Irwan Rismawan

Gentar dengan TNI, Kedua Negara yang Sempat Bertikai Ini Langsung Sepakat Berdamai

Sosok.ID - Perlu dicatat tebal-tebal, mempunyai angkatan perang yang kuat merupakan sebuah keharusan bagi Indonesia demi menjaga kedaulatan negeri ini.

Apalagi jika kekuatan militer itu dibarengi dengan Persatuan dan Kesatuan seluruh elemen masyarakat maka jaminan pasti kedaulatan negara akan terjaga.

Bahkan karena kekuatan militer Indonesia yang disegani, pernah dua negara yang sedang berperang mendadak berdamai.

Mengutip buku 50 Tahun Pengabdian Hiu Kencana dan Time, Pakistan dan India layaknya duo Korea, bersitegang sampai kapanpun.

Baca Juga: Pernah Skandal Main Serong dengan Seorang Komandan, Begini Kabar Terbaru Arzeti Bilbina yang Tak Terekspos

Ketegangan antar kedua negara awalnya bermula pada tahun 1947.

Saat itu Pakistan menganeksasi sepertiga wilayah Kashmir dengan bantuan suku Pashtun.

Tahu akan hal ini India mengirim pasukan ke Gurdaspur untuk merebut kembali Kashmir.

Sempat mereda, perang dahsyat kembali terjadi pada tahun 1965 antar keduanya.

Hal ini bermula saat pasukan Pakistan berusaha memasuki teritori Kashmir India untuk memicu pemberontakan oleh Kashmir.

Baca Juga: Peliknya Kisah Asmara di Balik Rencana Pembunuhan Suami oleh Istri yang Justru Ditipu Selingkuhannya

Rencana ini gagal dan penyusup dapat ditemukan, sehingga India membalas hal ini.

Pertumpahan darah seakan membayangi kedua negara.

Namun dalam hal ini Pakistan terdesak karena kalah dalam kekuatan militer.

Rakyat Indonesia melalui Soekarno merasa prihatin akan perang India-Pakistan.

Bagaimana tidak, Pakistan dan India adalah sahabat dekat Indonesia, apalagi pemimpin kedua negara saat itu Jawaharlal Nehru dan Mohammad Ali Bogra beserta Soekarno dan Ali Sastroamidjojo ikut mempelopori terbentuknya Konferensi Asia-Afrika.

Pokoknya peperangan antar anggota KAA itu harus diakhiri.

Soekarno kemudian memerintahkan satuan kapal selam Korps Hiu Kencana TNI AL untuk segera berlayar menuju Pakistan.

Baca Juga: Lewat Postingan Instagram, Engku Emran Berikan Isyarat Terkait Isu Keretakan Rumah Tangganya dengan Laudya Cynthia Bella

Maka dipersiapkanlah Kapal Selam (KS) RI Nagarangsang dan RI Bramasta bersenjata lengkap.

Kedua kapal selam itu diperintahkan untuk segera berlayar menuju Karachi.

Jalur pelayaran mereka pun harus menghindari rute pelayaran kapal niaga.

Misi ini dinamai Gugus Tugas X.

Tujuan utama gugus tugas X ialah membantu negara Pakistan yang sedang diserbu oleh India.

Namun misi utamanya ialah meredam peperangan agar tak berlangsung lagi antar kedua negara.

Rupanya bukan hanya kapal selam saja yang dikirimkan oleh Indonesia namun juga Batalyon Marinir dan kapal perang permukaan lainnya.

Semua unsur milik TNI AL itu sesampainya di Pakistan segera melakukan latihan (show of force) bersama dengan AL Pakistan di lepas pantai yang berbatasan langsung dengan India.

Baca Juga: Masyarakat Penasaran dengan Gaji Anggota DPR, Pantas Jadi Rebutan, Ternyata Segini Kemewahan yang Didapat Wakil Rakyat

Hal ini bertujuan agar India yang dibantu Inggris tahu bahwa ada Angkatan Laut Indonesia yang akan bertindak lebih jika perang kembali terjadi.

Akibat kehadiran unsur-unsur kapal selam Indonesia dan Marinir di Pakistan atas perintah Soekarno maka India-Pakistan gelagapan.

Hal inilah yang 'memaksa' keduanya menandatangani perjanjian damai di Tashkent, Uni Soviet pada Januari 1966.

Mission Accomplished
Mission Accomplished

Kapal selam ALRI

Perlu diketahui pada tahun 1965 Angkatan Perang Indonesia merupakan yang terkuat di bumi bagian selatan.

Setelah adanya perjanjian damai tersebut maka gugus tugas X ditarik kembali ke Indonesia, misi selesai.

Berkat bantuan dari Indonesia maka presiden Pakistan saat itu, Ayub Khan memberikan penghormatan atas jasa Presiden Soekarno untuk menamai salah satu jalan dan sebuah area bazar bernama Soekarno Square Khyber Bazar di Pakistan.

Namun patut disayangkan pada tahun 1971, 1999 dan sekarang konflik antar India-Pakistan mulai mencuat lagi.(Seto Aji/Sosok.ID)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : 50 tahun pengabdian hiu kencana

Baca Lainnya