Sosok.ID - Membicarakan kehidupan rumah tangga Mayangsari dengan suaminya, Bambang Trihatmodjo memang tidak pernah ada habisnya.
Ada saja kisah menarik yang bisa dikulik dari kehidupan rumah tangga Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo yang menarik untuk dibicarakan.
Terlepas dari kisah asmaranya yang cukup kontroversial, rupanya rumah tangga Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo nyatanya masih tetap awet hingga detik ini.
Seperti yang kita ketahui, Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo dikabarkan menikah siri pada 7 Juli 2000 lalu.
Dilansir Sosok.IDdari Tribun Seleb dan Grid.ID, Bambang Trihatmodjo dan Mayangsari akhirnya meresmikan pernikahan mereka pada 11 Juli 2011.
Namun, pada 2005 sudah heboh foto-foto mesra Mayangsari dan Bambang yang kemudian berujung pada pelabrakan Halimah, istri sah Bambang, pada 21 Mei 2006.
Peresmian status pernikahan mereka pun terjadi setelah Bambang Trihatmodjo resmi bercerai dengan Halimah pada tahun 2007.
Dari pernikahannya dengan Bambang Trihatmodjo, Mayangsari dikaruniai seorang putri cantik bernama Khirani Trihatmodjo.
Resmi menikah dengan Bambang, Mayangsari pun secara otomatis menjadi bagian dari keluarga paling berpengaruh di Tanah Air, Keluarga Cendana.
Sembilan belas tahun menikah dengan Bambang Trihatmodjo, bukan berarti rumah tangga Mayangsari mulus tanpa rintangan.
Sebaliknya, dalam sebuah wawancara ekslusif dengan Ussy Sulistiyawaty dalam kanal Ussy Andhika Official edisi Senin (23/92019) Mayangsari blak-blakkan mengaku membangun sebuah rumah tangga yang awet dengan Bambang Trihatmodjo bukanlah hal yang mudah.
Terlebih lagi dengan banyaknya isu dan tudingan miring publik tentang dirinya dan Bambang Trihatmodjo bertebaran di luar sana dan tak mungkin hilang begitu saja.
Banyak yang harus Mayangsari dan suami lakukan untuk mempertahankan keawetan rumah tangga mereka.
Mengingat sifat Bambang Trihatmodjo yang pendiam dan tak begitu banyak komentar, membuat Mayangsari harus putar otak untuk mengimbangi kehidupan rumah tangga mereka.
"Kalau suami aku memang super pendiem. Tapi diemnya beliau tuh memang karena karakternya. aku sih berusaha untuk mengimbangi aja gitu.
Cuma mengimbanginya pun tanpa merubah diri aku sendiri. Akunya juga engga mau.
At least selama ada masalah yang harus dikomunikasiin ya aku komunikasiin," ungkap Mayangsari.
Lebih lanjut lagi Mayangsari mengatakan bahwa untuk menghadapi suami, terlebih yang memiliki sifat 180 derajat berbeda, memang harus dengan pengertian.
Mayangsari mengatakan ada kalanya dia harus mau mengalah dan mengerti apa arti sikap diam yang dilakukan oleh suaminya.
"Kadang Ussy, aku tuh selama ini berusaha ngertiin laki-laki itu ya sebetulnya diam itu bukan karena dia apatis, tapi karena ada pemikiran: 'dia tuh pengin begini, perempuannya nyaman apa enggak' atau dia diam karena lebih baik diam ketimbang ribut.
Jadi yaah, pengalaman perempuan ngadepin laki-laki memang harus ada jam terbangnya," lanjutnya sambil berseloroh.
Kendati demikian, di awal-awal pernikahannya dengan Bambang, Mayangsari sempat terlintas pemikiran untuk menyerah menghadapi sang suami.
Namun kembali lagi ke awal, Mayangsari mengatakan pada akhirnya ia harus mengerti bahwa memang sifatnya dengan sang suami saling berkebalikan.
Bila tidak ingin merubah diri, setidaknya harus ada rasa pengertian dan toleransi satu sama lain.
"Tapi kalau untuk aku sendiri sih awalnya terus terus terang aku ngerasa jomplang. Kayak 'duh kok begini ya, lama-lama gue kayak radio rusak'.
Ya gitu aku kan bukan perempuan yang karakternya harus diam banget, pura-pura. Enggak bisa.
Ya untungnya aku dari awal aku enggak pernah menunjukkan tanda-tanda bakal merubah diri untuk orang, apa adanya aja. Terpenting sih saling pengertian, perhatian satu sama lain," lanjutnya.
Mayangsari pun berusaha untuk mengimbangi sifat suaminya yang seperti itu dengan bersikap lebih aktif tanpa mengesampingkan peran Bambang dalam keluarga.
"Kalau Mas bambang itu diamnya dia itu ya aku hargain. Tapi untuk aku sendiri, memang aku yang harus lebih aktif sih. Tapi aktif bukan berarti dominan ya.
Intinya menghadapi suami diam dalam rumah tangga enggak usah panik lah, coba aja ajak bicara.
Harus ada penurunan ego ya. Jadi kalau kita sudah berumah tangga tuh gengsi itu harus jadi prioritas nomor kesekian," tandasnya.
(*)