Kisah John Wayne Gacy, Sosok Badut Pennywise di Dunia Nyata yang Bunuh 33 Laki-laki dengan Sadis

Jumat, 06 September 2019 | 15:19
The Sun

John Wayne Gacy, pembunuh sadis yang gunakan kostum badut layaknya Pennywise di film IT.

Sosok.id - Sosok badut pembunuh dalam film IT bernama Pennywise mungkin terinspirasi dari sosok ini.

Di balik tampilan luarnya yang jenaka, pria bernama John Wayne Gacy ini ternyata adalah seorang pembunuh yang sadis.

Dilansir dari The Sun, John diketahui telah membunuh puluhan korbannya yang semua adalah laki-laki.

Aksinya itu dilakukan antara bulan Januari 1972 hingga akhir 1978 di rumahnya di Norwood Park, Illinois, Amerika Serikat.

Selama menjalankan aksinya, ia juga berdandan layaknya badut Pogo, yang kemudian membuat banyak orang percaya bahwa sosok Pennywise terinspirasi darinya.

Baca Juga: Kisah James Bulger, Balita yang Diculik dan Dibunuh dengan Brutal oleh Dua Bocah Berusia 10 Tahun

Berkat kejahatannya itu, John dieksekusi mati dengan cara disuntik pada tahun 1994.

Mantan pengacaranya, Karen Conti, menceritakan pengalamannya terhadap kliennya itu.

Kepada The Sundia mendeskripsikan John sebagai "seorang pria yang bisa memperkosa dan membunuh seseorang kemudian makan roti di samping jasadnya".

Dapat dikatakan, John memiliki sifat layaknya psikopat yang ditampilkan dalam film-film.

Profil

Baca Juga: Kisah Luka Magnotta, Mutilasi Temannya dengan Brutal dan Unggah Videonya ke Internet Hanya Demi Popularitas

John lahir di Chicago, Amerika Serikat pada 17 Maret 1942.

Sejak kecil, ia selalu diperlakukan kasar oleh ayahnya yang seorang pecandu alkohol.

Semasa hidupnya, ia pernah menjadi manajer di tiga restoran KFC sebelum memutuskan untuk mendirikan perusahaan konstruksi.

Ia menikah dengan Marlynn Myers, yang memberikannya sepasang putra putri, namun bercerai pada 1968.

Sebab, ia melakukan kejahatan seksual pada remaja 16 tahun dan membuatnya dihukum.

Baca Juga: Tsutomu Miyazaki, Pembunuh 'Otaku' yang Miliki Masa Lalu Kelam, Bunuh dan Makan Korbannya Demi Kebaikan

Pada 1970, setelah pembebasan bersyaratnya, John menikah lagi dengan Carole Hoff.

Namun, mereka akhirnya juga bercerai.

Untuk mengisi waktu luang yang dimilikinya itu, John seringkali menghibur di berbagai acara ulang tahun anak-anak mengenakan kostum badut.

Namun, tak ada satu orang pun yang mencurigai adanya sosok pembunuh yang berada di balik kostum tersebut.

Pembunuhan

Baca Juga: Jon Venables, Bocah 10 Tahun yang Bunuh Balita 2 Tahun, Akan Segera Bebas dan Diberikan 'Kehidupan Baru' di Kanada

John membunuh sebagian besar korbannya menggunakan rayuan.

Ia akan meminta bantuan untuk melakukan penelitian ilmiah pada anak-anak yang diincarnya dengan iming-iming sekitar Rp 700 ribu.

Setelah berhasil membawa mereka datang ke rumahnya, ia akan memberikan alkohol pada mereka.

Trik sulap yang biasa ia mainkan saat mengenakan kostum badut juga ditunjukkannya.

Sehingga anak-anak itu akan mengenakan borgol di tangan mereka.

Baca Juga: Sirhan Sirhan, Pembunuh Robert F Kennedy Ditemukan Terluka Akibat Tikaman di Penjara, Begini Kisahnya

Setelah anak-anak itu tak berdaya, John akan menyiksa, kemudian memperkosa, dan membunuhnya.

Adapun, untuk membunuh korbannya, John menggunakan seutas tali untuk mencekik korban.

Perbuatan John ini lantas membuat istrinya, Carole memutuskan untuk bercerai dengannya pada Maret 1976.

Masa itu kemudian membuat John makin menggila dengan aksinya.

Tinggal sendirian membuatnya lebih leluasa untuk melakukan aksi kejinya itu.

Baca Juga: Garry Ray Bowles, Pembunuh Brutal yang Sempat-sempatnya Minta Burger Sebelum Disuntik Mati

Setidaknya, John telah menghabisi 33 nyawa laki-laki.

Korban-korbannya itu juga dikubur di rumahnya.

Namun, aksinya ini tak pernah ketahuan oleh tetangganya.

Sebab, ia seperti orang normal pada umumnya yang tak terlihat mencurigakan.

Ditambah, ia juga sering tampil menghibur anak-anak menggunakan kostum badutnya yang terlihat ceria.

Baca Juga: Leonarda Cianciulli, Pembunuh Sadis yang Buat Sabun dan Kue dari Jasad Korbannya dan Dibagikan ke Tetangganya

Hingga pada bulan Desember 1978, aksinya ketahuan.

Setelah seorang pemiliki apotek mendengar bahwa John menawarkan pekerjaan pada pegawainya yang masih berusia 15 tahun.

Robert Jerome Piest ditawari John untuk bekerja padanya dengan iming-iming upah yang lebih besar.

Robert sempat mengatakan tawaran ini kepada ibunya, lalu menghilang.

Hingga akhirnya ia ditemukan di sungai Des Plaines usai dibunuh oleh John.

Baca Juga: Lagi! Seorang Istri di Riau Sewa 2 Pembunuh Untuk Habisi Nyawa Suaminya, Cuma Dibayar Rp 100 Ribu

Pemilik apotek lantas melaporkan John pada polisi dan ia berhasil ditangkap pada 22 Desember 1978.

Usai ditangkap ia lantas mengakui perbuatan kejinya itu.

Namun, identitas beberapa korbannya tidak diketahi hingga beberapa dekade.

Setidaknya ada enam korban yang masih belum teridentifikasi.(*)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber The Sun