Pak Ondo, Sapaan Massa Aksi di Jayapura Untuk Mantan Legenda Persipura Saat Cegah Pengerusakan

Senin, 02 September 2019 | 14:00
KOMPAS.com/Dhias Suwandi

Nyamar Jadi Penduduk Gunung, Yafet Sibi si Legenda Persipura Sukses Halau Massa Kerusuhan Bakar SPBU di Jayapura

Sosok.ID - Masyarakat pecinta olahraga sepak bola era 70-an tak kan asing dengan sosok satu ini.

Ia merupakan legenda hidup sepak bola Persipura Jayapura, tim sepak bola kebanggaan rakyat Papua.

Kemahirannya mengolah bola tak bisa diragukan lagi kala ia masih berstatus sebagai pemain bola profesional.

Kali ini bukan membahas mengenai kehebatan Yafet Sibi di tengah lapangan sepak bola.

Baca Juga: Nyamar Jadi Penduduk Gunung Sampai Teriak-teriak, Yafet Sibi si Legenda Persipura Sukses Halau Massa Kerusuhan Bakar SPBU di Jayapura

Namun, aksi heroiknya saat pecah kerusuhan di Jayapura, Papua beberapa waktu lalu.

Kerusuhan yang terjadi di Jayapura, Papua setelah ada aksi rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya meninggalkan duka dan kesedihan bagi korban yang harus kehilangan harta bendanya.

Tanpa aksi kepahlawanan Yafet Sibi mungkin massa yang turun kejalan untuk menyerukan aksi protes atas rasisme tersebut yang disertai pengerusakan dan pembakaran akan merugikan banyak pihak.

Salah satunya apabila tidak ada aksi kepahlawanan yang dilakukan Yafet Sibi pada (29/8/19) lalu akan menimbulkan kerugian banyak bagi warga yang tinggal di sekitar Jalan Irian, Jayapura, Papua.

Baca Juga: Aulia Kesuma Berikan Pengakuan Menjengkelkan, Kakak Tertua Edi Chandra Geram : Banyak Hal yang Harus Diluruskan!

Mantan pesepakbola asli tanah Papua tersebut menceritakan kronologi bagaimana ia menghalau massa yang kian lama kian anarkis dengan melempari bangunan dan membakar beberapa bangunan yang dilewati oleh mereka.

Saat pecah kerusuhan tersebut, Yafet meyadari harus bertindak agar massa yang sedang disulut emosi tersebut tidak melakukan pembakaran di Jalan Irian.

Ia menyadari bahwa akan menimbulkan banyak kerugian materi apabila massa tersebut melewati Jalan Irian.

Sebab di sepanjang jalan tersebut terdapat banyak pusat ekonomi seperti SPBU dan rumah makan, bahkan ada rumah makan cepat saji mancanegara di jalan tersebut.

Baca Juga: Kisah Desi, Tersetrum Saat Bekerja Sampai Kepalanya Berlubang dan Butuhkan Dana Rp 50 Juta Untuk Operasi

Yafet pun mengambil keputusan untuk memakai atribut orang pegunungan kala massa telah mendekati persimpangan antara Jalan Irian dan Jalan Koti di Jayapura.

Ia berdiri di Tugu Marthen Indey bermaksud untuk menghalau masa yang akan melewati Jalan Irian.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, "Dari tiga grup yang datang, saya sudah di Tugu Marthen Indey, Saya pakai atribut masyarakat pegunungan untuk saya mengarahkan massa tidak boleh lewat sini (Jalan Irian). Jadi ketiga rombongan massa itu saya arahkan ke sana (Jalan Koti) semua," ujarnya, Minggu (1/9/2019).

Ia berpikir jangan sampai massa yang melakukan long march dan melempari bangunan yang mereka lewati tersebut jangan sampai merusak bangunan-bangunan yang berada di Jalan Irian.

Dengan memakai atribut orang pegunungan, Yafet Sibi juga mengucapkan yel-yel yang biasa massa lontarkan.

Baca Juga: 6 Tahun Hilang Tanpa Jejak, Wanita Asal Surabaya Diduga Tewas Dibunuh Pembunuh Bayaran Sewaan Suami Bulenya

Karena sosoknya yang sudah cukup dikenal, Yafet mengaku ada beberapa mahasiswa di dalam rombongan massa memanggilnya.

Beberapa orang yang mengikuti rombongan massa tersebut menyapa Yafet dengan sebutan "Pak Ondo" (Kepala Suku).

Upaya yang dilakukan Yafet Sibi membuahkan hasil, ia dapat mengarahkan beberapa kelompok massa yang akan melewati Jalan Irian diarahkan ke Jalan Koti.

Namun, ada beberapa orang yang nekat melewati jalan Irian walaupun telah dihalau oleh legenda tim sepakbola kebanggaan Jayapura tersebut.

Baca Juga: Emosi Sama Istri, Seorang Pria Nekat Membakar Motor Hingga Picu Kebakaran 135 Kios di Mamuju Tengah

Dengan aksi heroik yang dilakukan oleh Yafet Sibi, ia mengamankan jalan Irian di Jayapura agar tak terkena imbas pengerusakan besar-besaran yang dapat merugikan banyak pihak termasuk masyarakat yang berdagang di sekitar JalanIrian tersebut.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kompas.com, papua.tribunnews.com

Baca Lainnya