Garry Ray Bowles, Pembunuh Brutal yang Sempat-sempatnya Minta Burger Sebelum Disuntik Mati

Jumat, 23 Agustus 2019 | 16:31
Departemen koreksi Florida via Mirror

Gerry Bowles pembunuh sadis yang akhirnya dieksekusi mati, meminta burger sebagai menu makanan terakhirnya.

Sosok.id - Garry Ray Bowles membunuh enam pria sekitar tahun 90-an dieksekusi.

Ia menjadi orang ke-99 yang mendapatkan hukuman mati di Florida, Amerika Serikat sejak hukuman itu kembali ditegaskan pada 1976.

Dilansir dari The Daily Beast, ia dieksekusi dengan cara disuntik mati pada Kamis (22/8/2019) pukul 22.58 malam waktu setempat di Penjara Florida di Starke.

Sebelum dieksekusi, pria 57 tahun itu meminta cheeseburger, kentang goreng, dan daging asap sebagai menu makan terakhirnya.

Eksekusi yang harusnya dilaksanakan pada pukul 18.00 terpaksa ditunda karena masih menunggu keputusan akhir dari pengadilan.

Pengacara Garry menyebutkan kalau kliennya itu tidak seharusnya dieksekusi karena ia memiliki kekurangan intelektual.

Baca Juga: Tsutomu Miyazaki, Pembunuh 'Otaku' yang Miliki Masa Lalu Kelam, Bunuh dan Makan Korbannya Demi Kebaikan

Ia dijatuhi hukuman mati pada 1997, setelah ia mengaku telah membunuh enam pria dengan brutal.

Ia melakukan aksinya itu pada tahun 1994 antara bulan Maret hingga Oktober di sepanjang garis pantai selatan.

Pihak otoritas setempat mengatakan, Garry bertemu dengan hampir semua korbannya di bar gay.

Ia memikat dan menawarkan jasa seks pada mereka kemudian membawanya pulang.

Sesampainya di rumah, Garry akan mencekik korbannya, mengambil kartu kreditnya, kemudian memasukkan benda ke tenggorokan mereka.

Baca Juga: Kisah Luka Magnotta, Mutilasi Temannya dengan Brutal dan Unggah Videonya ke Internet Hanya Demi Popularitas

Selama bepergian melewati jalan Interstate 95, Garry mengaku telah membunuh tiga orang, dua di Georgia dan satu di Maryland.

Ia kemudian menjadi salah satu daftar orang paling dicari oleh FBI dan membuatnya dijuluki sebagai "I-95 Killers" atau pembunuh I-95 (I-95 adalah singkatan dari Interstate 95).

Namun, tiga hari setelah pembunuhan terakhir yang dilakukannya, Garry akhirnya berhasil ditangkap.

"Setiap pembunuhan yang dilakukannya sangat brutal," ujar Bernie de la Rionda, jaksa Jacksonville dalam persidangan Garry, dilansir Daytona Beach News-Journal via The Daily Beast.

"Itu bukanlah kematian yang singkat, seperti saat mati karena ditembak senjata api. Itu lebih seperti perjuangan hidup dan mati," jelasnya.

Baca Juga: Misteri Kasus Pembantaian ABK KM Mina Sejati Terungkap, 3 Pelaku Diduga Bunuh Diri Usai Membabi Buta Habisi Korban dengan Parang

Aksi pembunuhan pertama yang dilakukan Garry dimulai pada 14 Maret 1994.

Korban pertamanya adalah John Hardy Roberts yang dibunuh di rumahnya di Pantai Daytona.

Seperti yang ia lakukan pada sebagian besar korbannya, ia memasukkan tisu gulung ke tenggorokan pria 59 tahun itu setelah ia meninggal.

Namun, saat melakukan aksinya itu ia meninggalkan berbagai bukti dan menggunakan kartu ATM korban.

Hal itu membuat pihat otoritas menjadi lebih mudah untuk melacaknya.

Baca Juga: Ternyata Diawali dengan Insiden Pembantaian Sebelum KM Mina Sejati Dibajak, ABK Selamat: Ada yang Dibunuh Itu Masih Tidur Semua

Tepat satu bulan kemudian, David Jarman ditemukan tewas akibat pukulan dan cekikan di basemennya di Maryland.

Mobil serta kartu kredit pria 38 tahun itu juga hilang.

Pada 5 Mei 1994, Milton Bradley (72) ditemukan tewas lapangan golf di Savannah, Georgia.

Veteran semasa Perang Dunia II yang memiliki cacat fisik itu beberapa kali terlihat sedang bersama Garry di sebuah bar gay dekat rumahnya.

Seminggu kemudian, Alverson Carter ditemukan tewas di Atlanta akibat tikaman senjata tajam.

Baca Juga: Leonarda Cianciulli, Pembunuh Sadis yang Buat Sabun dan Kue dari Jasad Korbannya dan Dibagikan ke Tetangganya

Korban kelimanya bernama Albert Morris yang ditemukan pada 19 Mei 1994.

Pria berusia 38 tahun itu tewas akibat dicekik, dipukuli, dan kepalanya ditembak.

Sebelum dibunuh, Albert dibiarkan menginap selama seminggu di rumah Garry.

Mobil dan kartu kredit korban juga dicuri.

Pada 23 November 1994, Garry akhirnya ditangkap beberapa hari setelah membunuh korban terakhirnya.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri Meledak di Sebuah Acara Pernikahan di Kabul, Afganistan

Walter Hinton, dibunuh saat ia tengah tertidur pulas.

Kepalanya dipukul menggunakan balok semen kemudian dicekik hingga tewas.

Gerry yang saat itu mengaku bernama Timothy Whirefield, bertemu dengan pria 42 tahun tersebut di pantai Jacksonville.

Kemudian, Gerry membawa korban ke rumahnya dan dibunuh sehari setelahnya.

Gerry sempat tinggal di rumah tersebut selama beberapa hari sementara jasad korban terakhirnya masih tergeletak di sana.

Baca Juga: 4 Fakta Terbaru Kasus Pembunuhan Mayat dalam Karung, Pelaku Ngaku Dihantui Kuntilanak Hingga Disebut Tak Ada Raut Penyesalan Telah Membunuh Korban

Usai ditangkap dan diinterogasi, Gerry mengakui telah membunuh enam orang dengan brutal.

Ia juga mengaku menggunakan nama samaran, selama berkenalan dengan korban-korbannya.

Nama yang palin sering ia gunakan adalah James, Mike, dan Mark.

Garry mengaku membunuh pria-pria gay tersebut lantaran kebennciannya pada gay dan keinginan untuk mendapatkan uang.

Atas perbuatannya itu, Garry kemudian dijatuhi hukuman mati.

Sementara menunggu proses eksekusi, Garry diisolasi di penjara di Penjara Negara Bagian Florida.(*)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : The Daily Beast, Mirror

Baca Lainnya