Sosok.ID- Penggemar film mungkin tak asing dengan film yang berjudul 'Catch Me If You Can', film yang dibintangi oleh aktor tampan Leonardo Dicaprio.
Film ini rilis pada tahun 2002, mendapat rating yang cukup bagus di laman imdb.
Nilai 8,1 adalah sebuah gambaran bagaimana bagus cerita film tersebut.
Ternyata film ini berangkat dari kisah nyata seorang pria bernama Frank William Abagnale Jr.
Frank adalah satu dari empat bersaudara yang tinggal di Bronxville, New York, Amerika.
Frank William Abagnale Jr. lahir pada 22 April 1948.
Ibunya, Paulette adalah orang Prancis, sedang sang ayah bernama Frank Abagnale Sr.
Dilansir dari buku berjudul "Catch Me If You Can", kedua orangtuanya berpisah saat Frank kecil beranjak usia 12 tahun dan kemudian bercerai saat Frank berusia 16 tahun.
Ayah Frank, Frank Abagnale Sr, adalah orang kaya lokal bidang bisnis alat tulis.
Faktor perpisahan kedua orangtuanya itulah yang menjadi salah satu penyebab Frank menjadi seorang penipu handal.
Saat orangtua berpisah, Frank Jr memilih untuk tinggal bersama sang ayah.
Memiliki Ayah yang berprofesi sebagai pebisnis sekaligus politikus lokal menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi Frank.
Ia mulai belajar transaksi keuangan dari setiap perjanjian bisnis yang dijalankan oleh sang ayah.
Pengetahuan itulah yang kemudian akan membawa Frank ke dunia penipuan.
Sebagai seorang remaja, Frank Jr terjebak dalam kejahatan kecil, termasuk mengutil.
Namun, ia segera bosan dengan praktik-praktik ini, dan memutuskan untuk beralih ke bentuk-bentuk pencurian yang lebih canggih.
Secara khusus, Abagnale mulai menggunakan kartu kredit ayahnya untuk mendapatkan keuntungan yang rapi.
Frank muda mulai mencoba peruntungannya dengan meyakinkan satu badan usaha yang dimiliki ayahnya untuk membagi sebagian untung usahanya ke rekening pribadi Frank, dilansir dari buku berjudul "The Art of Steal".
Penipuan itu berantakan, ketika ayah Frank mendapatkan tagihan kartu kredit, yang jumlahnya mencapai ribuan dolar.
Tanpa diketahui Frank, ayahnya berjuang secara finansial untuk mengembalikan defisit kartu kredit.
Merasa cemas akan kenakalan putranya, ibu Frank mengirimnya ke sekolah untuk anak-anak nakal.
Terjebak di antara ketegangan orang tuanya, Frank dilaporkan meninggalkan rumah pada usia 16 tahun.
Ia hanya punya sedikit di rekening banknya dan tidak punya pendidikan formal saat pergi dari rumah.
Frank mengubah SIM untuk menjadikan dirinya 10 tahun lebih tua darinya dan membesar-besarkan pendidikannya.
Hal itu membantunya mendapatkan pekerjaan bergaji lebih baik, tetapi ia masih belum memenuhi kebutuhan.
Frank memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi pemalsu cek bank untuk menghidupi dirinya sendiri.
Tak lama kemudian, Ia telah menulis ratusan cek palsu dan menarik rekeningnya hingga ribuan dolar.
Mengetahui bahwa ia pada akhirnya akan ditangkap, ia bersembunyi.
Baca Juga: Mujur! Lelaki Jomblo Ini Bisa Punya Istri Gegara Sering Main PUBG Mobile
Frank menyadari bahwa dia bisa menguangkan lebih banyak cek palsu jika dia mempesonakan teller bank dengan kepribadian baru yang lebih mengesankan.
Menurutnya, pilot adalah profesional yang sangat dihormati, jadi dia mengatur jalannya untuk mendapatkan seragam pilot.
Abagnale lalu menelepon kantor pusat Pan American Airlines dan memberi tahu mereka bahwa ia kehilangan seragamnya saat bepergian.
Ia pun kemudian diberitahu kemana harus mengambil seragam baru dan kesana menggunakan kartu kepegawaian palsu.
Frank kemudian belajar otodidak mengenai semua hal tentang penerbangan.
Ia juga tak lupa memalsukan berbagai dokumen yang menunjang penyamarannya sebagai pilot.
Saat itu usia Frank tak lebih dari 18 tahun.
Seperti beberapa kartu lisensi penerbangan FAA dan kartu identitas pegawai Pan AM.
Abagnale terbang (sebagai penumpang) lebih dari 1.000.000 mil (1.600.000 km) pada lebih dari 250 penerbangan dan terbang ke 26 negara.
Frank juga mengaku sempat menjadi asisten pengajar di Universitas Young Brigham satu semester dengan nama Frank Adams.
Namun pihak Universitas sempat membantah pengakuan tersebut.
Begitu Pan Am dan polisi mulai mengetahui kebohongan Abagnale, ia memutuskan untuk mengubah identitas lagi, kali ini menjadi dokter luar kota di Georgia.
Ketika seorang dokter setempat datang berkunjung, Abagnale mengira identitasnya hancur.
Selama sebelas bulan, Abagnale menyamar sebagai dokter di rumah sakit Georgia di bawah dengan nama Frank Williams
Selama dua tahun berikutnya, Abagnale dikatakan telah bangkit dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.
Baca Juga: Pimpinan OPM Goliath Tabuni Ajak Kepung Mabes TNI AD dan Istana Merdeka
Namun akhirnya, masa lalu Abagnale menyusulnya ketika ia menetap di Montpelier, Prancis.
Dia telah memutuskan untuk menjalani kehidupan yang lurus untuk sementara waktu setelah konon mencairkan $ 2,5 juta dalam cek buruk selama bertahun-tahun.
Ketika seorang mantan pacar mengenali wajahnya di poster buronan, dia menyerahkannya ke pihak berwajib.
Abagnale kemudian dipenjara di Perpignan, karena pertimbangan kesehatan dan meninggalnya sang ayah membuat ia dipindah ke penjara Petersburg, Virginia.
Setelah beberapa tahun mendekap dipenjara, ia dibebaskan bersyarat dengan harus mengajari anggota FBI mengenai metode penipuan identitas dan penipuan finansial yang pernah ia lakukan.
Hal tersebut untuk menanggulani kejadian yang hampir sama seperti yang dilakukan oleh Frank.
Ia bekerja denga FBI selama lebih dari 30 tahun sebagai pakar dalam hal penipuan dokumen, pemalsuan dan penggelapan.
Ia mendirikan perusahaan yang diberi nama Abagnale & Associates tahun 1999, yakni perusahaan yang memberikan pengetahuan kepada perbank mengenai kejahatan finansial yang pernah ia perbuat.
Baca Juga: Pengakuan Prada DP, Cekik Fera Oktaria Sampai Tewas Usai Diajak Berhubungan Badan Sebanyak Dua Kali
(*)