Anaknya Tewas Ditembak KKB Papua, Ibu Brigadir Heidar Curigai Bripka AW: Kenapa Rekannya Bisa Selamat?

Rabu, 14 Agustus 2019 | 16:00
Kolase gambar dokumentasi Kompas.com/Istimewa dan Kompas.com/SUDDIN SYAMSUDDIN

Anaknya Tewas Ditembak KKB Papua, Ibu Brigadir Heidar Curigai Bripka AW: Kenapa Rekannya Bisa Selamat?

Sosok.ID - Rasa duka yang mendalam masih dirasakan oleh keluarga Brigadir Heidar, anggota Polri yang tewas usai disandera Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB di Papua.

Kendati anaknya gugur saat menjalankan tugas, pihak keluarga Brigadir Heidar mencurigai peristiwa penyergapan yang menewaskan anaknya ini.

Ibunda Brigadir Heidar, Nurhaeda bahkan ikut mencurigai rekan anaknya, Bripka AW yang pada saat kejadian sempat melarikan diri dan selamat dari pernyergapan.

Baca Juga: TNI dan Polri Diminta Tak Usah Ragu Serang Balik KKB Papua, Wapres : Harus Kembali untuk Membalas

Diketahui, Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua baru saja menyekap dan membunuh salah satu anggota Polri, Brigadir Heidar.

Enam jam usai dikabarkan hilang disandera KKB Papua, anggota Polri, Brigadir Heidar ditemukan tewas tak jauh dari lokasi pernyergapan.

Nahas, anggota Polri yang disandera KKB Papua, Brigadir Heidar ditemukan tewas dalam keadaan tertembak di beberapa bagian vital.

Baca Juga: Bolak-Balik Gelapkan BPKB Senilai Milyaran, Meyssi si Ratu Sosialita Nangis Pasrah Diadukan Suami ke Polisi: Saya Terlena Hidup Mewah

Dikutip Sosok.ID dari ANTARA News, dua anggota Polri sempat dihadang dan diserang pasukan KKB papua.

Adalah Bripka AW dan Briptu Haedar (pangkatnya saat itu) yang menjadi korban penyergapan dan penyerangan KKB Papua pada Senin (12/8/2019).

Kedua anggota Polri tersebut diserang sekitar pukul 11.00 WIT di sekitar wilayah kampung Mudidok, Kabupaten Puncak, Papua.

Baca Juga: 6 Jam Disandera KKB Papua, Briptu Heidar Tewas Tertembak Saat Berusaha Melarikan Diri

Usai 6 jam dinyatakan hilang, Briptu Heidar akhirnya ditemukan dalam keadaan telah tewas.

Briptu Heidar ditemukan dalam keadaan tewas tak jauh dari lokasi penghadangan sekitar pukul 17.30 WIT.

Melansir Kompas.com, Kombel Pol AM Kamal menjelaskan kejadian nahas ini terjadi ketika Briptu Heidar dan Bripka AW ditugaskan untuk melakukan penyidikan di wilayah Kabupaten Puncak.

Baca Juga: Kisah Letkol Untung Pranoto, Mantan Preman Terminal yang Nekat Daftar Jadi Kopassus Cuma Modal Kaos Singlet dan Rambut Gondrong

Saat melintas di wilayah Kampung Usir, tiba-tiba saja Briptu Heidar dipanggil oleh kawannya yang merupakan warga setempat.

Bripka AW yang saat itu membawa motor pun menghentikan laju motornya.

Sementara Briptu Heidar menghampiri kawannya, Bripka AW menunggu diatas motor sesuai intruksi.

Baca Juga: Emosi Mobilnya Tersenggol, Pasutri Nekat Tabrak dan Pukuli Pria 29 Tahun Hingga Tewas di Depan Para Pengguna Jalan

Saat Briptu Heidar bicara dengan kawannya, tiba-tiba saja sekelompok orang datang dan langsung menyergap Briptu Heidar.

Bripka AW yang melihat kejadian itu langsung bersembunyi di semak-semak dan menunggu suasana kondusif.

Setelah kejadian tersebut, Bripka AW langsung kembali dengan sepeda motor dan melaporkan peristiwa tersebut ke pos polisi di Kago, Kabupaten Puncak.

Baca Juga: Kisah Letkol Untung Pranoto, Mantan Preman Terminal yang Nekat Daftar Jadi Kopassus Cuma Modal Kaos Singlet dan Rambut Gondrong

Kabar tewasnya Brigadir Heidar ditangan KKB Papua ini rupanya diterima dengan cukup berat oleh pihak keluarga.

Terlebih lagi kedua orang tua Brigadir Heidar yang tak menyangka anaknya akan tewas saat bertugas.

Padahal menurut kesaksian sang ibu, Nurhaeda, ponsel milik Brigadir Heidar masih aktif saat kejadian terjadi.

Baca Juga: Video Kakek Tunawisma Diikat dan Dibully Sejumlah Pemuda Viral, Polisi Langsung Amankan Korban

Hal ini diungkapkan oleh ibunda Brigadir Heidar saat jenazah sang putri tiba di rumah duka, di Kecamatan Barru, Sulsel pada Selasa (13/8/2019).

"HP anak saya masih aktif. Hanya saja saat dihubungi tersambung namun tak terjawab," kata Nurhaeda sambil menyeka air matanya, Selasa (13/8/2019).

Kendati demikian, saat terjadi penyekapan ponsel milik anaknya itu tidak ditemukan.

Baca Juga: Viral Video Bule Ngamuk di Bali Sampai Nekat Tabrakan Diri ke Mobil, Akhirnya Diikat Warga dengan Selang Air

Nurhaeda pun mencurigai kejadian nahas yang menimpa anaknya.

Ia bertanya-tanya mengapa hanya anaknya saja yang tewas sedangkan rekannya, Bripka AW bisa lolos dari kepungan KKB.

Kecurigaan Nurhaeda ini membuatnya meminta pada pihak-pihak yang terkait untuk tak hanya menangkap pelaku tetapi juga memeriksa Bripka AW yang berhasil selamat.

Baca Juga: Pesona Soekarno, si 'Indonesia Dandy': Pernah Desain Sendiri Seragam Kepresidennya Hingga Punya Parfum dengan Wangi yang Khas

"Yang menjadi pertanyaan, anak saya tewas, kenapa rekannya berhasil selamat?

Polri jangan hanya mencari pelaku pembunuhan, namun rekan anak saya juga harus diperiksa," ungkap Nurhaeda seperti yang dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.

Seolah setuju dengan pemikiran istrinya, ayah Brigadir Heidar, Kaharuddin pun menyebut bila sang anak dijebak.

Baca Juga: Sempat Kabur dan Kena Tembak Polisi, FP Tega Tusuk Pacarnya 22 Kali Sampai Tewas Usai Berhubungan Badan di Semak-semak

Kaharuddin menyebut bahwa ada kemungkinan pelaku memanfaatkan kelemahan anaknya yang mudah percaya pada orang lain.

"Katanya dia dipanggil untuk bertemu dengan salah satu pimpinan KKB di Ilaga. Namun sepertinya dia dijebak.

Ada seseorang yang dikenal memanggil dia dalam perjalanan, tidak tahunya seperti itu akhirnya,” ungkap Kaharuddin.

Baca Juga: Nahas! Niat Hati Romantis Bercumbu di Pinggir Jembatan, Pasangan Kekasih Tewas Terjatuh dari Ketinggian 15 Meter

Kini jenazah Brigadir Polisi Anumerta Heidar telah diterbangkan oleh tim gabungan TNI-Polri ke Makassar Sulawesi Selatan untuk disemayamkan.

"Jam 12 tadi diterbangkan menggunakan pesawat Sriwijaya dari Timika menuju ke rumah duka di daerah Makassar, Sulsel untuk dimakamkan hari ini juga," tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.

Polri juga telah memberi kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi kepada Briptu Heidar sebagai bentuk penghormatan.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kompas.com, Antara

Baca Lainnya