Fakta Sampah Luar Negeri di Dekat TPA Burangkeng, Tidak Hanya Limbah Tapi Juga Ditemukan Dollar

Rabu, 31 Juli 2019 | 16:22
Kompas.com/Vitorio Mantalean

Sampah luar negeri yang ditemukan di dekat TPA Burangkeng

Sosok.id - Sampah kemasan luar negeri ditemukan di dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Sampah yang ditemukan kebanyakan berupa plastik kemasan makanan.

Seperti kemasan buah-buahan kering dari Selandia Baru, makanan ringan dari Kanada, olahan rumput laut dari Korea Selatan.

Melansir dari Kompas.com, Rabu (31/7/2019) pagi tidak terlihat pemulung yang mengais sampah-sampah tersebut.

Baunya pun tidak terlalu menyengat karena sebagian besar sampahnya berjenis anorganik seperti plastik, kardus, gabus, dan kertas.

Baca Juga: Hendak Rayakan Ulang Tahun di Belanda, Seorang Selebgram Tewas dengan Tubuh Disembunyikan Dalam Koper

Letak dari lokasi pembuangan sampah ini berjarak sekitar 400-500 meter dari gunung sampah TPA Burangkeng.

Adapun lokasi ini juga berbatasan langsung dengan proyek Tol Cimanggis-Cibitung.

Menurut Mahdi, Ketua RT 001/003 Desa Burangkeng, lokasi pembuangan sampah asing itu bukanlah bagian dari wilayah TPA Burangkeng.

"Bukan wilayah TPA (Burangkeng)," jelas pria yang rumahnya persis di depan lokasi pembuangan sampah asing itu.

Ia juga mengungkapkan bahwa lahan tempat pembuangan sampah asing itu bukanlah milik warga sekitar.

Baca Juga: Identitas Egianus Kogoya Terkuak, Rupanya Masih Bocah Bau Kencur, Pangdam Cendrawasih : Sampaikan Sama Dia Salam Saya

Menurutnya, lahan itu dikontrakkan kepada pembuang sampah.

"Enggak tahu juga dibilang lahan warga juga bukan, yang punya orang kota," ungkapnya.

"Teruskan digali sma tol, terus katanya dikontrakin. Dikontrakin ke yang buang sampah," tambahnya.

Sampah luar negeri mulai dibuang sejak 2017

Madih mengatakan bahwa sampah luar negeri itu dibuang di lokasi sejak tahun 2017 lalu.

Namun, pembuangan sempat terhenti beberapa bulan.

Baca Juga: Bak Mukzizat, Balita Berusia 3 Tahun Terjatuh dari Lantai 6 Apartemen Tanpa Cidera Serius

Kemudian pada tahun 2019, pembuangan kembali dilanjutkan.

Warga lain yang juga tetangga Mahdi, yang berinisial P, juga membenarkan hal ini.

"Sempat ditutup, TPA (Burangkeng) juga enggan terima. TPA mah gah nerima, perusahaan ini (Fmenyebutkan nama perusahaan pembuang sampah asing itu) ibaratnya nyolong-nyolong. Enggak tentu makanya datangnya," kata P.

Pecahan dollar sampai pound sterling pernah ditemukan

Salah satu daya tarik dari tempat pembuangan sampah luar negeri ini adalah adanya mata uang yang terselip di timbunan sampah.

Baca Juga: Super Barbar, Kerusuhan Penjara Brasil, Para Napi Bermain Sepak Bola Pakai Kepala Manusia Terpenggal

Bahkan mata uang yang kerap ditemukan masih dalam keadaan utuh dan rapi.

Padahal mayoritas sampah telah berupa cacahan, sobek, dan lusuh.

"Soalnya suka banyak yang nemu dollar juga dalam bentuk kertas. Kenapa enggak hancur saya juga enggak tahu, paling kadang terpotong dua," kata Madih.

"Semua ada. Mata uang dari Malaysia, Thailand, Vietnam, ada semua. Pound sterling segala juga," tambahnya.

Madih mengatakan, bahwa pemulung yang menemukan mata uang asing tersebut akan menjualnya ke penadah.

Baca Juga: Sosok Ninuk, Anak Angkat Andy Lau Asal Salatiga yang Sama Sekali Tak Tahu Ayahnya Aktor Terkenal: Ya Gatau, Wong Dulu Ndak Pernah Lihat TV!

Oleh penadah Dollar Amerika dihargai Rp10 ribu dan Rp7 ribu untuk mata uang Selandia Baru dan Kanada.

Hal ini membuat pemulung, yang bukan berasal dari wilayah sekitar datang beramai-ramai untuk mengais sampah di lokasi itu.

Selain memburu mata uang asing, kaleng-kaleng kemasan makanan dan minuman asing yang berbahan alumunium juga menjadi incaran.

Sampah dibawa oleh truk milik sebuah pabrik kertas

Madih mengatakan bahwa sampah-sampah itu dibawa oleh truk milik sebuah pabrik kertas.

"Truk biasa, truk tanah itu. Enggak ada logonya, pelatnya juga kalau truk pemerintah kan plat kuning, ini mah plat biasa, plat hitam. Swasta hitungannya," jelasnya.

Baca Juga: Pesona Cantik Wanita Jawa, Gusti Nurul, dari Sukarno Sampai Syahrir Pernah Menambatkan Hatinya Meski Berujung Pupus

Menurut keterangan Madih, pabrik kertas itu berinisial F.

Menurutnya juga, perusahaan itu mengimpor bahan baku pembuatan kertas dari luar negeri.

Jadi kemungkinan sampah-sampah itu ikut tercampur dengan bahan baku kertas.

Tahun 2017, intensitas truk mengirim sampah bisa mencapai 10 kali dalam sehari.

Namun untuk saat ini intensitasnya berkurang jauh.

"Sekarang dia buangnya ke Nawit. Situ paling banyak mah, bisa 20-40 rit nyampe sehari," kata Madih.

Baca Juga: Viral, Seorang Gadis Rayakan Sweet Seventeen di Arena Ice Skating Mal Taman Anggrek

Di lokasi pembuangan sampah asing itu terdapat lubang dengan diameter kurang lebih 10 meter.

Dasar lubang itu telah tertimbung sampah yang tidak diketahui kedalamannya.(*)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Kompas.com