Demi Selamatkan 2 Ribu Nyawa Teman Sekolahnya, Aitzaz Hasan Rela Korbankan Diri Mendekap Bom Bunuh Diri dan Tewas Bersama Pelaku

Minggu, 28 Juli 2019 | 11:10
Kolase Reddit.com | Dailytime.co.pk

Demi Selamatkan 2 Ribu Nyawa Teman Sekolahnya, Aitzaz Hasan Rela Korbankan Diri Mendekap Bom Bunuh Diri dan Tewas Bersama Pelaku

Sosok.ID- Di Indonesia ada kisah heroikAitzaz Hasan, pemuda Ansor yang mendekap bom demi selamatkan ratusan nyawa dari bom bunuh diri di malam natal tahun 2000.

Aitzaz Hasan, hanyalah seorang anak laki-laki dari daerah Hangu Pakistan.

Kala itu usianya masih 15 tahun, namu satu tindakanya menjadikannya inspirasi untuk bangsanya bahkan dunia.

"Anak saya membuat ibunya menangis, tetapi menyelamatkan ratusan ibu dari tangisan untuk anak-anak mereka," kata Mujahid Ali, ayah Aitzaz di Surat Kabar Express Tribune.

Pada Senin (5/1/2014) adalah hari yang menyedihkan bagi Mujahid Ali dan keluarga.

Baca Juga: Sakit Hati Pernah Diselingkuhi, Seorang Wanita Nekat Potong Alat Vital Mantan Suami dan Membuangnya ke Toilet: Jika Aku Tak Bisa Memilikinya, Begitu Pula Orang Lain

Pasalnya sang anak yang mereka kasihi meningal dunia.

Bukan karena sakit maupun maupun alasan lain, tapi Aitzaz, panggilannya, meninggal karena selamatkan nyawan 2 ribu kawannya.

Kisah Ini diangkat oleh BBC News (9/1/2014), Penghormatan telah mengalir untuk seorang remaja Pakistan yang terbunuh pada hari Senin ketika dia menangani seorang pembom bunuh diri yang menargetkan sekolahnya di daerah Hangu.

Aitzaz Hasan adalah anak yang menghadang pelaku bom bunuh diri yang menyasar sekolahnya pada senin itu.

Ia lebih memilih mengorbankan diri ketimbang lari menyelamatkan diri sendiri.

Baca Juga: Keren, Begini Komentar Dian Sastrowardoyo Tentang Viral Lulusan UI Tolak Gaji 8 juta

Seperti yang dilansir di BBC News (9/1/2014), sepupuAitzaz Hasan, Mudassar Hassan Bangish kepada wartawan BBC Aleem Maqbool.

"Pelaku bom bunuh diri ingin menghancurkan sekolah dan murid-murid sekolah. Sepupuku yang menghentikannya dari perusakan."

"Sepupu saya mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan sekolahnya dan ratusan siswa serta teman sekolah," kata sepupunya Mudassar Hassan Bangish Seperti yang dikutip Sosok.ID dari laporan wartawan BBC, Aleem Maqbool.

Demikian penuturan sepupu Aitzaz yang juga menjadi saksi mata kisah heroik sepupunya itu.

Kejadian tersebut terjadi di Ibrahimzai, wilayah Hangu yang berada di Pakistan barat laut.

Ada sekitar 2 ribu siswa yang berada didalam area sekolah ketika insiden itu terjadi.

Baca Juga: Kisah Pilu Budiyono, Pemulung yang Tinggal Di Bawah Flyover, Rela Tidak Makan Demi Hidupi Keluarga

Aitzaz Hasan dan sepupunya ada diantara 2 ribu siswa tersebut.

Jadi bisa dikatakan bahwa Aitzaz mengorbankan dirinya hancur karena menahan pelaku bom bunih diri demi menyelamatkan 2 ribu kawan sekolahnya.

Saat pelaku bom bunuh diri mendekati sekolah dengan mengenakan rompi yang penuh dengan bahan peledak, Aitzaz bersama beberapa kawannya berada di depan gerbang sekolah.

Mereka melihat gerak gerik pelaku yang sudah kelihatan akan berbuat buruk di sekolahnya.

"Jadi dia mengatakan kepada mereka 'Saya akan menghentikannya. Dia pergi ke sekolah untuk membunuh teman-teman saya'.

Dia ingin menangkap pelaku bom bunuh diri ini. Dia ingin menghentikan (dia)," kata sepupu Aitzaz.

Dia menggambarkan Aitzaz sebagai "pemberani" dan murid yang baik. "Dia selalu berkata, 'Aku selalu siap untuk negaraku'".

Keluarganya merasa daripada fokus pada kesedihan yang disebabkan oleh kematiannya, mereka ingin fokus pada kebanggaan mereka dalam tindakannya.

Baca Juga: Keren, Begini Komentar Dian Sastrowardoyo Tentang Viral Lulusan UI Tolak Gaji 8 juta

Karena dengan satu tindakanya yang benar walau harus mengorbankan nyawanya, ia menyelamatkan tangis dari 2 ribu orang tua yang akan menangis karena anaknya meninggal akibat bom bunuh diri apabila Aitzaz tak menghadang pelaku tersebut.

Pelukan Aitzaz Hasan kepada pelaku bom demi hentikan perjalanan si pelaku tersebut bisa disebut 'pelukan penyelamat'.

(*)

Tag

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber bbc.com