Viral Isu Gempa dan Tsunami Bakal Landa Selatan Jawa, BMKG Angkat Bicara: Jujur Mengakui, Wilayah Kita Memang Rawan

Sabtu, 20 Juli 2019 | 14:18
Pexels

Ilustrasi gempa dan tsunami

Sosok.id - Media sosial akhir-akhir ini dihebohkan dengan adanya kabar potensi gempa dan tsunami si selatan Jawa.

Hal ini menjadi viral karena ada kabar yang beredar bahwa ada potensi gempa besar mencapai magnitudo 8,8 dan tsunami yang mencapai 20 meter di Yogyakarta.

Kabar ini tentunya meresahkan sebagian b esar warga yang tinggal di pesisir selatan Jawa.

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Bidang Informasi Gempa dan Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono pun menjernihkan masalah ini.

Baca Juga: Viral Potensi Adanya Tsunami di Laut Jawa, Begini Penjelasan BPPT

"Jawaban saya adalah bahwa kita harus jujur mengakui dan menerima kenyataan bahwa wilayah kita memang rawan gempa dan tsunami," ungkapnya melalui pesan singkat, Sabtu (20/7/2019).

Menurutnya, daerah selatan Jawa menjadi rawan gempa karena adanya zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat .

Berdasarkan sejarah, wilayah Samudra Hindia selatan Jawa memanf sudah sering terjadi gempa besar dengan kekuatan di atas M 7,0.

Dalam catatan BMKG, gempa besar di Selatan Jawa pernah terjadi tahun 1863,1867, 1871, 1896, 1903, 1923, 1937, 1945,1958, 1962, 1967, 1979, 1980, 1981, 1994, dan 2006.

Baca Juga: Budayawan Bali Sebut Gempa yang Menimpa Pulau Dewata Pertanda Baik : Bukan Azab Tapi Pertanda Turunnya Kemakmuran

Sementara untuk tsunami terjadi pada tahun 1840, 1859, 1921, 1994, dan 2006.

"Ini bukti bahwa informasi potensi bahaya gempa yang disampaikan para ahli adalah benar bukanlah berita bohong," ungkap Daryono.

Walaupun begitu, Daryono menegaskan bahwa besarnya magnitudo gempa yang disampaikan para pakar tersebut bukanlah potensi melainkan prediksi.

Sehingga tidak diketahui kapan tepatnya akan terjadi.

Maka dari itu, ia mengajak semua orang untuk melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural yang nyata dengan cara membangun bangunan aman gempa, melakukan penataan tata ruang pantai yang aman dari tsunami, serta membangun kapasitas masyarakat terkait cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.

Baca Juga: 10 Tahun Jadi Tetangga Nunung, Krisna Mukti Berikan Kesaksian Soal Penemuan Narkoba

Daryono juga menambahkan bahwa inilah risiko yang harus ditanggung karena tinggal dan menumpang hidup di perteman batas lempeng.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu cemas dan takut.

Selain itu ia juga menyebut bahwa semua informasi potensi gempa dan tsunami harus direspons dengan langkah nyata seperti dengan memperkuat mitigasi.

"Dengan mewujudkan semua langkah mitigasi maka kita dapat meminimalkan dampak, sehingga kita tetap dapat hidup dengan selamat, aman, dan nyaman di daerah rawan gempa," kata Daryno.

Baca Juga: Ngaku Punya Celana Dalam Senilai Jutaan Rupiah, Nunung Nekat Buang Sabu Seharga Rp 2,6 Juta ke Toilet: Kebetulan Tadi Lagi BAB

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya