Jangan Lewatkan! Gerhana Bulan Terakhir di Tahun 2019, BKMG Sebut Bisa Dilihat di Indonesia dan Hanya Terjadi 2 Tahun Sekali

Selasa, 16 Juli 2019 | 09:39
Tangkap layar laman resmi BMKG Indonesia

Jangan Lewatkan! Gerhana Bulan Terakhir di Tahun 2019, BKMG Sebut Bisa Dilihat di Indonesia dan Hanya Terjadi 2 Tahun Sekali

Sosok.ID - Bagi para penikmat fenomena langit, kesempatan yang tak bisa dilewatkan.

Belum lama ini pihak BMKG Indonesia mengumumkan bila gerhana bulan sebagian terakhir di tahun 2019 akan terjadi di minggu ini.

Menariknya, gerhana bulan sebagian terakhir di tahun 2019 ini dapat diamati secara langsung dengan kasat mata di Indonesia loh!

Melansir Kompas.com, gerhana bulan sebagian ini pertama kali akan muncul pada Rabu dini hari (17/7/2019) waktu Indonesia.

Baca Juga: Ngamuk Tak Diberi Tempat Duduk di Kereta, Seorang Wanita Nekat Lepas Pakaian Dalamnya di Depan Para Penumpang

Tak hanya di Indonesia, gerhana bulan sebagian ini juga dapat diamati dengan mata telanjang di Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Asia dan Australia.

Satu-satunya wilayah yang tak bisa melihat fenomena alam ini adalah Amerika Utara dan Amerika Serikat.

Dilansir Sosok.ID dari laman resmi BMKG, gerhana bulan merupakan peristiwa alam yang kerap terjadi.

Gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya penampakan bulan oleh bayangan bumi sehinggan cahaya matahari tak sampai ke bulan.

Hal ini terjadi apabila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus.

Namun pada tahun ini, gerhana bulan yang terjadi akan menghasilkan gerhana bulan sebagian karena posisi bulan akan sedikit miring dari garis langsung bayangan bumi.

Baca Juga: Sesumbar Adukan Balik Hotman Paris dan Fairuz A Rafiq, Pablo Benua Malah Ditolak Polisi Tanpa Alasan Jelas

Fenomena alam ini terjadi dua minggu setelah gerhana matahari total terlihat di Amerika Selatan.

Menurut Marufin Sudibyo, Astronomo amatir di Indonesia, fenomena gerhana bulan sebagian yang terjadi besok dini hari adalah momen yang spesial dan sayang untuk dilewatkan.

Pasalnya, ini adalah gerhana bulan terakhir di tahun 2019 dan tak kan ada fenomena seperti ini lagi setidaknya hingga dua tahun kedepan.

Baca Juga: Tak Kalah Mapan dengan Sunan Kalijaga, Ayah Taqy Malik, Mansyardin Malik Dikabarkan Miliki Perkebunan dan Tambang Minyak di Kalsel

"Ini adalah gerhana Bulan terakhir di 2019, sekaligus gerhana bulan kasatmata terakhir hingga setidaknya dua tahun ke depan," ujar Marufin kepada Kompas.com, Senin (15/7/2019).

Pakar ahli astronomi Indonesia pun mengatakan tak akan ada gerhana bulan yang bisa diamati mata telanjang lainnya hingga bulan Mei 2021 mendatang.

"Pada 2020 ada empat gerhana bulan, tapi semuanya gerhana samar (penumbral) yang nyaris tak bisa dibedakan dengan purnama sempurna biasa kecuali oleh pengamat berpengalaman atau dengan menggunakan bantuan kamera DSLR atau teleskop," imbuh Marufin.

Baca Juga: 53 Tahun Pilih Tinggal di Tengah Hutan, Pasutri Asal Pekalongan Percaya Keluarganya Kena Kutukan: 8 Kakak Saya Setiap Tahun Meninggal

Melansir laman resmi BMKG, fenomena alam ini dapat diamati mulai pukul 3.01 WIB.

Puncak fasenya akan muncul pada pukul 4.30 WIB dan berakhir pada 6.00 WIB.

Gerhana bulan sebagian ini pun diperkirakan akan berlangsung selama 2 jam 58 menit.

Menariknya, gerhana bulan ini terjadi bertepatan dengan peringatan 50 tahun meluncurnya roket Apollo 11 dalam misi NASA mendaratkan manusia di bulan.

(*)

Tag

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber Kompas.com, BMKG