Sosok.ID - Pada Kamis (11/7/2019) malam warga di Desa Kalisari, Kecamatan Randublatung Blora, Jawa Tengah digegerkan dengan penemuan sesosok mayat di dalam karung.
Mayat pertama kali ditemukan oleh Ramijan alias Gowang, warga Dusun Loji Ijo, Desa Kalisari, Kecamatan Randublatung.
Setelah itu ia melapor ke Satreskrim Polres Blora dan diketahui identitas mayat tersebut adalah korban pembunuhan.
Mengutip Kompas.com, Senin (15/7/2019) korban berinisial DT (16) bocah putus sekolah asal Jepon, Blora.
Baca Juga: Lagi, Hubungan Sedarah Kakak Adik, Bahkan Pernah Ketahuan Bercumbu di Depan Sang Istri
Saksi mata kasus itu, AJ (15) yang merupakan teman DT menyaksikan korban dihajar habis-habisan oleh beberapa orang di Kecamatan Randublatung, Blora, pada Selasa (9/7/2019) dini hari.
Awalnya AJ dan DT hendak menonton pertandingan sepak bola di Sleman, Yogyakarta, Senin (8/7/2019).
Namun sebelum berangkat, keduanya disuruh mampir dulu di Randublatung oleh beberapa temannya.
Di sana mereka lantas pesta miras. Pada saat itulah DT dihajar beramai-ramai.
Baca Juga: Cerita Guru Honorer yang Tinggal di Toilet Sekolah, Bekas WC Jadi Tempat Memasak
"Kami bukan anak punk seperti yang ramai dibicarakan. Kami itu mau menonton sepakbola di Sleman. Namun kami dipanggil seorang teman untuk ke Randublatung dulu. Di sana Kami menenggak arak hingga malam. Dini hari, pindah ke areal sawah yang sepi. Entah karena apa, DT tiba-tiba dipukuli beramai-ramai oleh beberapa orang. DT kemudian tewas," tutur AJ saat dimintai keterangan wartawan, di Blora, Sabtu (13/7/2019).
Saat tahu DT sudah tak bernafas, para pelaku malah tak menunjukkan rasa penyesalan.
Para pelaku kemudian membeli nasi bungkus dan dengan santainya makan disamping jenazah DT.
Selesai makan mereka lantas membuang mayat DT ke hutan.
Baca Juga: Susah Benar Jadi Pemuda Millennials Korut, Lihat Film Harry Potter Saja Tak Boleh di Bioskop
"Kemudian ada yang beli nasi bungkus. Setelah nasi datang, saya juga disuruh makan. Jadi kami makan di samping jasad DT. Selanjutnya jasad DT diapit oleh dua orang menuju hutan mengendarai motor saya. Setelah itu, saya diajak ke rumah salah satu pengeroyok DT. Di sana mereka mengobrol. Saya sempat tiduran, kemudian saya pulang ke Blora. Saya baru pertama kali main ke sana dan hanya dua orang yang kukenal," kata AJ.
Hingga saat ini AJ masih dimintai keterangan oleh pihak Satreskrim Polres Blora dan polisi masih mendalami kasus ini lebih lanjut.
DT adalah putra dari Sarju (51) dan Sulasmi (50).
Ia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
"Jenazah korban sudah dimakamkan," kata Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Heri Dwi Utomo saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Sabtu (13/7/2019).
Dijelaskannya, DT diduga tewas akibat dibunuh lantaran dari hasil pemeriksaan ditemukan luka cekikan di leher dan luka di kaki.
Jasad DT selanjutnya dibungkus karung hingga dibuang di kawasan hutan untuk menghilangkan jejak.
"Identitas semula sulit diketahui karena sidik jari tak muncul di database e-KTP. Ternyata masih anak-anak dan belum punya KTP. Ini berkat informasi dan pemeriksaan saksi-saksi," ujarnya. (*)