Sosok.ID - Seorang wanita dewasa berusia 29 tahun di Thailand, ditetapkan menjadi tersangka usai membunuh ayahnya sendiri.
Wanita yang diidentifikasi bernama Boonyada Chanchuang itu menusuk kepala sang ayah dan memotong penisnya.
Rupanya, Boonyada adalah korban pelecehan seksual dari sang ayah, Kasem Boonyachon sejak usia 10 tahun.
Mengutip Bangkok Post, ketika ditanya tentang motifnya, Boonyada berkata, "Saya tidak melakukan kesalahan. Saya selalu dilecehkan oleh ayah saya".
Pada Selasa (16/6) malam, jenazah Kasem ditemukan dalam kondisi kepala penuh darah dan penis sudah terputus, sementara Boonyada dilaporkan hilang.
Laporan mengatakan Boonyada terekam CCTV membuang pisau roti penuh darah ke sebuah tempat sampah di supermarket.
Polisi melacak keberadaannya, dan menemukan wanita itu sedang berkeliaran di jalanan Bangkok.
Letnan Kolonel Surin Phoorit mengatakan pihaknya berusaha mencari tahu apa yang terjadi sebelum pembunuhan, tetapi tidak menghasilkan kesimpulan karena Boonyada kelelahan dan pernyataannya membingungkan.
Sang ibu, Ms Jearanai (52) yang juga merupakan mantan istri korban mengatakan, mengatakan putrinya telah menunjukkan gejala penyakit mental sejak 2017.
Pada tahun 2018 Boonyada sempat menjalani perawatan. Namun, gejalanya muncul kembali pada bulan April 2020 lalu.
Menurut penuturannya, ia dan Kasem dulu pernah menikah dan berpisah saat tersangka Boonyada masih sangat muda.
Boonyada di umur 10 tahun sempat tinggal dengan ayahnya dan diduga memulai hari-hari kelam karena dilecehkan.
"Dia (Kasem) memiliki temperamen yang buruk dan ini mungkin sangat menyakitinya (sang anak)," kata sang Ibu membicarakan mantan suaminya.
Ketika menyelesaikan pendidikan kelas 9, dia mendapati anaknya terpengaruh pacarnya dan terjerumus dalam jerat narkoba "sampai pikirannya hancur".
Sejak itu Boonyada tidak pernah kembali pada keadaan normal.
Ketika Boonyada tumbuh dewasa, dia meninggalkan ayahnya untuk hidup sendiri tetapi tidak ada yang tahu di mana dia tinggal.
Dilecehkan secara seksual sejak usia 10 tahun sekaligus terjerumus ke lubang narkoba memperburuk penyakitnya dan merusak kesehatannya, kata Jearanai.
"Dia adalah putri dari seorang pelaku pelecehan seksual. Tidak ada ibu yang bisa menanggungnya," katanya.
Dikutip dari Nationthailand.com, Boonyada dikirim ke Institut Galya Rajanagarindra untuk dicek penyakit mental karena dia sangat tidak koheren, kata polisi.
Kendati demikian, setelah melakukan perbuatannya yang menewaskan sang ayah, ia mengaku lega dan dapat tidur nyenyak.
“Saya tidur nyenyak semalam dan saya ingin mereka yang berada dalam bisnis prostitusi anak dihukum," ucap Boonyada pada Kamis (18/6/2020).
"Menutupi bukti ternyata membuat saya jadi jahat," kata dia.
Letnan Polisi Praphaporn Sonsoy dari kantor polisi Thung Song Hong mengatakan dia belum mendapatkan informasi yang berguna dari tersangka berusia 29 tahun itu.
Tetapi penyelidik telah memutuskan untuk mengirimnya ke institut guna memeriksa kondisi mentalnya.
Tersangka pada awalnya dirawat di Rumah Sakit Srithanya, di mana dokter mengatakan penyakit mentalnya tidak serius.
Boonyada cukup sehat untuk menjalani hukuman atas apa yang diperbuatnya.
Sementara itu, ayah tiri tersangka Songtham, 59, mengunjungi Boonyada di penjara dan mengatakan kondisi mentalnya memburuk.
Dia mengatakan Boonyada memanggilnya pemerkosa, meski dia tidak pernah melakukannya.
Sang ibu, Jiaranai kemudian menjemput mantan suaminya untuk melakukan persiapan pemakaman dan melakukan ritual keagamaan. (*)