Sosok.ID- Siapa yang tak kenal Ir. Soekarno? Ya, Presiden pertama Republik Indonesia sekaligus orang yang membacakan teks proklamasi kemerdekaan sebagai tanda Indonesia menjadi negara yang merdeka secara utuh.
Ia juga dijuluki sebagai bapak pendiri bangsa, karena atas jasanya Indonesia pernah dianggap sebagai macan asia, bahkan disegani dunia internasional.
Soekarno kecil lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dengan nama Koesno Sosrodiharjo.
Sang ayahanda mengganti namanya sebab Koesno kecil sering sakit-sakitan.
Dan nama yang dipilih adalah Soekarno, diambil dari nama seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha.
Jenjang Pendidikan Soekarno seperti kereta api yang selalu berpindah dengan berjalan maju.
Lulus dari SDB, Soekarno berangkat ke Surabaya untuk menempuh pendidikan di HBS (Hoogere Burger School).
Selulusnya dari HBS ia berpindah ke Bandung untuk melanjutkan studinya di THS (Technische Hoogeschool) atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB).
Baca Juga: Sosok Mbah Maimunn Zubair, Ulama Kondang yang Kerap Jadi Rujukan Ilmu Fiqh
Pada usia 25 tahun atau tepat tahun 1926, ia telah menyelesaikan studinya di THS dan mendapat gelar Civile Ingeniuer ( Insinyur Sipil).
Dilansir dari Ngelmu.id, Selasa (6/8/2019), selepas dari sekolah teknik inilah sepak terjang Soekarno dalam bidang arsitektur tidaklah bisa di remehkan.
Soekarno muda pernah mendirikan Biro Insinyur dengan kawan sejawatnya, yakni Anwari dan Roosseno.
Bekas kantor Biro Insinyur milik Soekarno dan kawan-kawannya tersebut beralamat di Jalan Banceuy No. 18 Bandung, dan kemudian pindah ke Jalan Dalem Kaum Bandung.
Keahlian Soekarno muda dalam menggambar atau menuangkan ide bentuk bangunan tidak bisa lepas dari CP Wolff Schoemaker yang pernah mengajarinya dalam bidang rancang gambar arsitektur semasa ia di THS.
Dari situ sepak terjang sukarno dalam hal perancangan bangunan dimulai.
Ada beberapa hasil karya Soekarno yang masih eksis sampai saat ini.
Beberapa hasil karya Soekarno Bandung dan Jakarta, seperti bangunan di Jalan Dewi Sartika, Jalan Gatot Subroto, Jalan Palasari.
Dilansir dari Tribunjabar.com, di dereta hasil karya Soekarno itu, seperti rumah-rumah di Jalan Kasim No. 6, 8, dan 10.
Di jalan Kaca-kaca Wetan No. 8, Bangunan di Jalan Dalem Kaum Bandung, dan juga Gedung Gabungan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (GKPRI) di Jalan Lengkong.
Ia juga pernah merancang paviliun, di Hotel Grand Preanger di Jalan Asia Afrika No. 81.
Soekarno juga pernah mendapatkan gelar kehormatan Doctor Honoris Causa dari ITB pada 27 Januari 1962.
Gelar itu bukan semata-mata karena ia adalah Presiden RI dan Proklamator, namun karena hasil karya di bidang rancang gambar (arsitektur) yang bisa dianggap sebagai mega karya.
1. Pembangunan Gedung Pola
Tempat mempertontonkan Cetak Biru Pembangunan Semesta Berencana, garis besar fungsi bangunan dirancang oleh Bung Karno dan diwujudkan oleh Friedrich Silaban.
2. Kompleks Olahraga Asian Games 1962
Pembangunan kompleks terbagus di Asia pada era itu, dilanjut dengan pembangunan Hotel Indonesia, pembuatan Jalan Jakarta-Bypass, membangun Masjid megah Istiglal dan Monumen Nasional.
Baca Juga: Aneh, Pebasket Pria Ini Tak Lolos Tes Doping Karena Dinyatakan Hamil
3. Bangunan di luar Jakarta seperti Hotel
Ambarukmo Yogyakarta, Samudera Beach, Pelabuhan Ratu, dan Bali Beach di Pantai Sanur
4. Tugu Monumen bercorak Nasionalisme
Soekarno juga membangun monumen untuk memperingati perjuangan rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan seperti, Tugu Proklamasi jakarta, Tugu Muda Semarang, Tugu Alun-alun Bunder Malang, Tugu Pahlawan Surabaya serta gagasan Tugu Monumen Nasional jakarta.
5. Rancangan skema Kota Palangkaraya
Sudah jadi rahasia umum bahwa Kota Palangkaraya pernah digadang-gadang jadi Ibukota negara Indonesia.
Namun siapa sangka penggagas skema arsitekturnya adalah sang Presiden Indonesia kala itu sendiri, Ir. Soekarno.
(*)